Cupu 42

2.2K 143 0
                                    

Ada beberapa hal yang memang
Harus dipahami tanpa dijelaskan

Angkasa mendudukkan tubuhnya secara kasar disofa besar rumahnya. Cowok itu mengusap rambutnya gusar, mendelik kesal setelahnya.

Angkasa menatap kesekeliling, suasana rumahnya kali ini sangat jauh berbeda. Ketenangan yang dulu selalu menghiasi rumahnya lenyap begitu saja.

Semuanya berantakan, hingga mampu membuat angkasa selalu dilanda kegelisahan. Papanya yang sudah jarang pulang, sekalinya pulang selalu bersikap brutal.

Mamanya, wanita paruh baya itu terus-terusan mengurung dirinya didalam kamar. Ia tentu sudah mencoba melakukan berbagai macam cara agar mamanya mau menghentikan aksinya itu. Namun, mamanya itu tetap memutuskan untuk mengurung diri.

Sesosok kakak yang diharapkannya mampu memberi setidaknya sedikit dukungan. Justru, malah sibuk untuk menyenangi dirinya sendiri. Semenjak memiliki hubungan dengan mario, venus menjadi sosok yang tak peduli dengan lingkungannya.

Ia sendiri, memupuk kegelisahan dan kekacauan didalam ulu hatinya. Entah mendapat kesialan dari mana, masalah dalam keluarganya datang secara bertubi-tubi tanpa henti.

Angkasa menatap kedepan dengan tatapan kosong, meratapi rumah besarnya yang diselimuti keheningan.

"Kak!. Lo apa-apaan sih?!."

Venus menghentikan langkahnya, gadis itu membalikkan tubuhnya dengan kesal. Ia memutar kedua bola matanya jengah, menatap angkasa yang perlahan berjalan mendekat kearahnya.

"Lo gila?!." bentak angkasa.

Venus berdecak, lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. "Ck. Kenapa sih?."

Angkasa mengusap rambutnya gusar, cowok itu mengepalkan tangannya diudara. "Lo itu cewek kak!. Apa pantes pake baju yang kayak gini?. Selama gue kenal lo, baru kali ini lo pake baju yang beginian!."

"Kenapa sih?!. Biasa aja tam!." bela venus kesal.

Angkasa menatap venus dari bawah keatas, lalu tersenyum miris. "Celana sepaha, baju kebuka, pusar lo juga keliatan. Lo gila ya?!. Please kak, jangan nambah masalah."

"Lo ga usah ikut campur. Urus aja urusan lo!." venus berlalu pergi, gadis itu tersenyum manis menatap mario yang sudah berdiri tegap didepan pintu rumahnya.

Mario menatap sinis kearah angkasa yang tengah menatap tajam kearahnya. Mario mengacungkan jari tengah kearah angkasa, membuat emosi cowok itu semakin menggebu-gebu.

Bukan perihal jari tengah itu, namun maksud dari seorang mario saat melakukan hal itu. Bagaimana jika cowok berandalan itu melakukan hal yang macam-macam kepada kakaknya?. Menyebalkan, semua masalah seakan tengah suka berlama-lama berada disekitarnya.

"Brengsek!." umpat angkasa.

                                     🌿🌿🌿
Melodi menatap keatap kamarnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Sesekali gadis itu menghela nafasnya kasar, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Ting!.

Suara notification dari ponselnya, membuat melodi bangkit dari posisi tidurnya. Gadis itu mengambil ponselnya yang tergeletak diatas nakas kamarnya, lalu dengan gerakan cepat membaca pesan yang dikirim seseorang.

Datar, hanya raut wajah itu yang dipasang melodi saat membaca pesan itu. Entah harus bagaimana melodi menyikapinya, semuanya tampak membingungkan.

Ting!.

Suara notification dari ponselnya kembali berbunyi, dengan gerakan malas melodi membuka ponselnya itu. Sebuah senyuman tipis tercetak diraut wajah naturalnya. Dengan sigap, melodi berdiri lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandinya.

Melodi menyunggingkan senyumannya saat menatap punggung tegap seorang pria. Gadis itu melangkahkan kakinya dengan riang, lalu mendudukkan bokongnya disamping cowok itu.

Gadis itu menautkan alisnya bingung, saat menatap angkasa. Cowok itu benar-benar tak menyadari kedatangannya. Melodi menghela nafasnya panjang, lalu memejamkan matanya pelan.

"Sa." angkasa tersentak, tepukan bahu dari melodi membuat cowok itu tersadar dari lamunannya.

Angkasa langsung memeluk melodi, membuat gadis itu hampir terjungkal kebelakang jika tak bisa mengontrol bobot tubuhnya.

"Sa, k-"

"Diem. Biarin kayak gini dulu." potong angkasa.

Setelah beberapa menit, angkasa melerai pelukannya. Cowok itu menatap melodi intens, tercetak aura keputusasaan diwajah tampan cowok itu.

"Gue rapuh. Dan gue bakalan hancur kalau lo juga pergi."

Deg.

Melodi mematung, sekumpulan memori atas apa yang dilakukannya beberapa hari yang lalu membuat kedua manik mata gadis itu berkaca-kaca.

Gadis itu menundukkan kepalanya dalam, sedikit terisak dalam diamnya. Angkasa gelagapan, cowok itu dengan sigap menangkup wajah melodi dengan kedua tangannya.

"Lo kenapa mel?. Gue salah ngomong ya." cowok itu menatap melodi gelisah, ia sungguh akan membenci dirinya sendiri jika melodi menangis karenanya.

Melodi menggelengkan kepalanya pelan, gadis itu mengusap air matanya secara kasar. "Bukan karena ucapan lo sa. Gue..... Cuman ga tega liat raut wajah lo yang kayak gitu."

Angkasa tersenyum tipis, lalu mengusap puncak kepala melodi pelan. "Ga usah sampe nangis juga kali. Lebay."

"Jahat. Padahal dalam suasana sedih juga. Ini malah ga ada empatinya sama sekali." cibir melodi.

"Iya-iya maaf. Lo gak cocok kalau sedih
gitu."

"Cukup terus tersenyum. Semua masalah gue bakalan terasa ringan." lanjut angkasa.

Melodi tersenyum tipis, lalu kembali menatap angkasa lekat. "Lo ada masalah apa sa?."

Angkasa menatap kedepan dengan tatapan kosong. "Keluarga gue hancur. Papa gue yang udah tempramental, mama gue yang hampir strees dan kakak gue yang malah nambah masalah."

Tanpa sadar bulir bening itu meluncur bebas dipipi mulus melodi, suara angkasa yang bergetar membuat hatinya terasa sakit. "Gu-"

"Gue ga papa mel. Gue cerita bukan buat nuntut lo buat ngasi gue saran. Dengan lo udah mau ngedengar cerita gue, semuanya seakan terasa ringan." potong angkasa cepat.

"Boleh minta ga?." tanya angkasa.

Melodi menolehkan kepalanya, menyatukan alisnya bingung menatap cowok itu. "Minta apa?."

"Peluk."

Melodi lagi-lagi hampir terjungkal saat angkasa kembali memeluknya secara tiba-tiba. Gadis itu terkekeh pelan, membalas pelukan angkasa dengan tak kalah eratnya.

"Gue belum ngijinin padahal." sindir melodi.

Angkasa terkekeh pelan. " bodo"

Setidaknya, untuk hari ini semua masalah terasa lenyap begitu saja. Dengan adanya melodi membuat semua masalahnya terasa ringan.

Cowok itu tersenyum tipis, memeluk gadisnya dengan begitu erat. Pelukan hangat ini mampu meleburkan setidaknya sedikit amarah diulu hati angkasa.

***
Mohon
Vote
Dan
Kommentnya

Follow wattpad aku juga ya:'(

Lope u*


My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang