"Yang benar aja kalik bunda."batin allan sambil menggelengkan kepalanya cepat.

"Iihh.. Bunda kalau lagi malah galaknya sama aja sama kak fio deh, masa iya uang jajan di potong trus fasilitas disita juga..oohh nooo!!.."batin daniel berteriak alay dalam hatinya.

Sedangkan aldrik yang melihat kedua anaknya yang langsung bungkam oleh perkataan sang istri hanya terkekeh pelan.

"Ayah juga kenapa senyum-senyum seperti itu." kata alena kesal.

"A-anu...i-itu tadi ayah hany-..." belum sempat aldrik menyelesaikan ucapanya ia mendengar suara pintu terbuka dan memperlihatkan fio disana dengan wajahnya yang sedikit lecet, sedangkan aldrik bersyukur karena kedatangan fio ia tak jadi kena semprot oleh istrinya.
"Untung ada fio kalau nggak udah kena amukan macan juga gue." batin aldrik.

Sedangkan alena langsung berlari kearah putrinya itu.
"Kamu kemana saja ha!?! jam segini baru pulang?."tanya allena kepada fio.

"Dari tadi kamu pergi dan kamu baru pulang jam segini,? lalu ini muka kenapa jadi lebam begini.?"cecar allena lagi sedangkan yang di tanya hanya diam saja memperhatikan sang bunda.

"Palingan habis berantem lagi bun, kak fio kan emang hobinya adu jotos." semprot daniel yang entah sejak kapan sudah berdiri dibelakang sang bunda.

"Benar kamu habis berantem lagi??" tanya alena dan hanya mendapat anggukan dari fio.

"Ya ampun fio kamu itu perempuan kenapa kamu senang banget sih berantem, seharusnya kamu itu dirumah bantu bunda masak didapur, bukannya malah adu jotos diluar sana dan ini apa? Baju kamu udah kayak preman." cecar alena lagi karna putrinya itu tidak ada sisi perempuanya sedikitpun.

Sedangkan fio hanya menatap datar bundanya itu, selalu begini. Jika ia pulang dengan lebam begini. Tadi apa katanya dirumah? memasak? didapur? Yang benar saja seorang fio akan memasak pikirnya dengan terus menatap sang bunda.

Sedangkan daniel hanya terkekeh geli sekaligus bahagia melihat sang kakak di ceramahi oleh bundanya, setidaknya bukan hanya dirinya dan allan saja yang kena semprot tapi fio juga, emang adik laknat ini mah.

"Mau sampai kapan kalian akan berdiri dipintu.?" tanya aldrik kerena dari tadi ketiga orang itu berdebat di pintu utama rumah mereka, sedangkan allan hanya menjadi pendengar yang baik dari tadi dan tidak beranjak dari sofa yang ia duduki tadi.

"Dan kamu fio naik keatas bersihkan diri kamu dan obati lebam kamu lalu turun dan kita akan makan malam bersama." lanjut aldrik dan dibalas senyuman lebar dari fio karena ayahnya telah menyelamatkannya dari sang bunda yang sedari tadi mengomeli dirinya dan berpikir bahwa aldrik telah lupa dengan masalah dia yang di keluarkan dari sekolah lagi.

"Yes asik kayaknya ayah lupa nih kalau gue udah di DO dari sekolah, kan bagus gue nggak jadi di sidang."batin fio sambil bersorak riang.

"Habis makan malam kamu akan di sidang." kata sang ayah tegas lalu mendapat senyum merekah dari sang bunda dan kedua saudaranya itu.

Sedangkan fio yang tadinya nampak bahagia kini harus menerima kenyataan pahit ia yang akan disidang malam ini.
Lalu ia berlalu menaiki tangga menuju kekamarnya dengan wajah lesu. Sedangkan kedua saudaranya tampak tekekeh geli melihat wajah kesal fio.

*****************************

#(skip kamar fio)

Sesampainya di kamar, fio langsung merebahkan dirinya di kasur king size miliknya. Dia tak langsung mandi karena merasa tubuhnya begitu lelah.

"Duhh.. Badan gue kayak mau remuk deh." gumam fio.
"Kuat juga ya tenaga tuh preman." lanjutnya.

"Jadi bener kamu tadi berantem?? Sama preman?? Berapa orang ha!?." tanya allan kepada fio sedangkan fio sangat kaget mendengar suara sang kakak dan melihatnya yang sudah berdiri di pintu kamarnya. Sejak kapan dia berdiri di situ tanya fio.

"Sejak kapan abang berdiri disitu??" bukannya menjawab pertanyaan allan fio malah balik bertanya.

"Kalau masuk kamar orang itu ketuk dulu jangan main nyelonong aja." lanjut fio menyindir allan.

"Kalau orang nanya itu dijawab bukan malah balik nanya." ucap allan meniru gaya bicara fio sambil berjalan kearah fio dan duduk di pinggir kasur king size milik sang adik, sedangkan fio merasa kesal kepada kakaknya yang meniru kaya bicaranya tadi dan tetap pada posisinya tadi yaitu berbaring seakan enggak  mau duduk melihat sang kakak.

"Jadi bener wajah bonyok kamu  itu gara-gara berantem? sama preman?."Allan kembali bertanya  karena pertanyaannya belum di jawab oleh sang adik.

"Iya."jawab fio singkat jelas dan padat.

"Apa alasan kamu berantem sama tuh preman?" tanya allan lagi karna walau ia terlihat cuek tapi ia sangat cemas kepada adik perempuannya itu.

Fio yang mengerti akan kecemasan sang kakak langsung menceritakan semuanya mulai dari ia yang melihat gadis yang di ganggu preman sampai ia berantem dengan kedua preman itu dan mendapat satu pukulan dari preman tadi.

"Jadi bamu bonyok kek gini karena kamu nolongin anak SMP yang di ganggu sama preman?"tanya allan lagi, ia sedikit terkejut karena adiknya bisa mengalahkan dua orang preman sekaligus.

"Hmmm.."jawab fio dengan dehemannya karena ia merasa begitu lelah.

"Tapi kami gak apa-apakan? Cuman muka kamu doang kan yang bonyok nggak ada yang lainkan.?" tanya allan lagi untuk memastikan keadaan adik kesayangannya itu.

"Nggak ada kok bang. Aku kan hebat dalam beladiri malahan tuh preman yang babak belur ama aku, trus lari terbirit-biri kayak habis liat setan." jawab fio sombong sedangkan allan mendengus kesal dengan sikap songong adiknya itu.

"Iya iya. Ya udah mandi gih kamu sana, habis mandi turun makan malam bersama." kata allan sambil memukul adiknya itu dengan guling.

"Iiihh... Jangan mukul-mukul juga kalik bang." kesal fio.
"Sakit tau nggak."lanjutnya.

"Preman aja nonjok kamu nggak sakit, abang mukul kamu pakek guling kamu bilang sakit. Emang aneh deh kamu."jawab allan dengan terkekeh kecil.

Sedangkan fio mengerucutkan bibirnya kesal karena perkataan allan yang mengatai dirinya aneh, jika tubuhnya tidak lelah sudah dipastikan kakaknya ini akan babak belur olehnya.

"Ya udah buruan bangun habis itu mandi trus turun kebawah makan malam."kata Allan lagi.

"Iya iya sabar napa." kesal fio kerena ia sangat lelah tapi kakaknya ini selalu mengganggunya, lalu fio bangkit dari baringannya dengan ogah-ogahan berjalan menuju kamar mandi. Fio berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya seperti anak kecil dan mengerucutkan bibirnya kesal.

Sedangkan allan malah terkekeh geli melihat adik kecilnya itu kesal kepadanya. Ya...bagi allan fio tetaplah adik kecilnya, itu tidak akan pernah berubah.

"Walau kamu udah remaja dan udah bisa jaga diri kamu sendiri. tapi, bagi abang kamu tetaplah adik kecil abang dan abang akan selalu menjaga kamu dan nggak akan biarin siapapun nyakitin kamu lagi." batin allan  melihat fio yang sudah masuk kedalam kamar mandi. Setelah fio menutup pintu kamar mandi allan langsung bangun dari duduknya lalu keluar dari kamar fio untuk pergi kekamarnya.

*****************************

Segitu dulu ya....

Haha fio belum jadi di sidang ya..😂
Jangan lupa vote dan coment nya ya...

See you next part..😘

                        Salam manis

                          Tiara yulita.

My Bad Girl (END)✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum