Jilid 147

1.4K 29 0
                                    

"Itu terserah kepada orang-orang lainnya, para pendekar gagah lainnya. Jika mereka setuju, akupun tidak keberatan.

"Tapi ingat Kim Lo betapapun juga Giok-sie bukanlah urusan yang kecil, dan harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Karena jika kita terlalu ceroboh niscaya akan menimbulkan bencana yang tidak kecil."

Kim Lo mengangguk.

"Benar, paman Lie....... dan juga dalam hal ini aku menyerahkan saja pada paman Lie buat menghaturnya.......!"

Ko Tie tersenyum ia menepuk-nepuk pundak Kim Lo kemudian dia mengajak si pemuda buat melanjutkan perjalanan mereka.

Namun Kim Lo menggelengkan kepalanya.

"Nanti dulu, paman Lie masih ada yang perlu kukatakan kepadamu!"

"Apa itu?!"

"Tentang urusanku paman!"

"Tentang kau?"

"Ya....... sebetulnya sudah cukup lama juga urusan ini hendak kusampaikan kepada paman buat meminta paman, namun masih belum juga ada kesempatan!"

"Nah sekarang kau sampaikanlah kepadaku. Apa yang hendak kau beritahukan?"

Ko Tie jadi ragu-ragu,

"Tentang keadaan diriku, paman Lie!"

"Ya....... katakanlah! Jika memang kau memiliki kesulitan, aku tentu akan berusaha membantumu!"

"Dalam hal ini, sebetulnya benar-benar membuat aku jadi malu sekali!"

"Mengapa harus malu?"

"Tahukah paman Lie, mengapa berapa waktu yang lalu aku sengaja memisahkan diri dan menyatakan aku ingin melakukan perjalanan lebih dulu, dengan suatu alasan bahwa dengan bekerja sendiri aku bisa untuk menyelidiki tentang Giok-sie lebih baik lagi?"

Ko Tie mengangguk.

"Ya....... kenapa? Dulu akupun heran. Padahal, dengan kita melakukan perjalanan bersama pun tidak akan memperoleh kesulitan....... tapi justeru engkau malah hendak memisahkan diri seperti itu. Apakah ada sesuatu yang tidak dapat kau ceritakan kepadaku?"

Kim Lo menghela napas.

"Paman Lie, kau lihatkah tutup mukaku ini....... dan paman tentu mengetahui, mengapa aku selalu mengenakan tutup muka ini?" Tanya Kim Lo.

Ko Tie mengangguk, seketika dia teringat sesuatu. Waktu Kim Lo masih kecil, dan dirawat oleh Oey Yok Su, ia telah melihat bentuk muka Kim Lo seperti kera. Maka dia itu apakah dengan menutupi mukanya selalu, muka Kim Lo memang masih berupa ujud kera walaupun dia telah dewasa!

Karena berpikir begitu Ko Tie tidak menjawab, dia hanya mengawasi saja.

"Nah, Paman Lie......... apakah paman masih ingat, betapa buruknya mukaku ini!"

Ko Tie tertawa,

"Tapi muka buruk itu tidak terlalu penting, yang terpenting hati seseorang yang cantik."

Kim Lo menghela napas.

"Urusan inilah yang selalu menggoda hatiku paman Lie?" Kata Kim Lo.

Ko Tie coba menghiburnya.

"Kau jangan rendah diri disebabkan mukamu yang seperti itu karena engkau sudah banyak melakukan kebaikan dan selama ini engkau pun tengah memperjuangkan sesuatu pekerjaan besar. Kukira kau malah harus merasa bahagia."

Kim Lo menggeleng,

"Tidak bisa paman, justeru aku merasa malu! Dan waktu aku memaksa melakukan perjalanan seorang diri, aku kuatir kalau nona Yo mengetahui tentang keadaan mukaku ini!"

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now