Jilid 35

2K 38 0
                                    

Dengan mengandalkan ginkangnya yang memang tinggi, dia bisa menyusup masuk ke penginapan itu, lewat atas genting, tanpa seorang tentara kerajaanpun yang mengetahuinya.

Dalam keadaan seperti itu, terlihat pemuda baju putih ini telah menempatkan diri di langkan belakang rumah penginapan. Dia melihat dua orang pelayan rumah penginapan tengah mengobrol di dapur, dan mereka tampaknya senang sekali:

"Lhama merah itu sangat pemurah hati karena dia telah memberi hadiah padaku sebesar sepuluh tail perak." Kata pelayan yang seorang.

"Ya......" Mengangguk kawannya. "Dia pun telah memberikan hadiah padaku sepuluh tail perak juga!"

Pemuda baju putih itu tidak membuang-buang waktu lagi, dia melompat turun dengan ringan.

Dua orang pelayan itu kaget, mereka mengawasi dengan mata terbeliak lebar-lebar karena tahu-tahu ada sesosok bayangan putih berdiri di hadapan mereka.

Belum lagi mereka tersadar dari tertegunnya, justeru pemuda baju putih itu telah mengulurkan tangannya, dia mengcengkeram dada ke dua pelayan itu!

"Jika kalian menimbulkan keributan, maka kalian akan kubinasakan!" Katanya dengan suara yang dingin. "Hemmm rupanya memang kalian masih ingin hidup bukan? Kalian harus baik-baik menjawab pertanyaanku!"

Kedua pelayan itu ketakutan mereka merasakan cengkeraman tangan pemuda itu pada baju di dada mereka kuat sekali, sampai untuk bernapas saja sulit. Karenanya, mereka tahu, jika pemuda baju putih itu menambah tenaganya, niscaya mereka akan tercekat dan tidak bisa bernapas, berati kematian buat mereka.

"Apa....... apa yang Kongcu inginkan?" Tanya mereka dengan suara terbata-bata.

"Aku.......?" Pemuda itu mengawasi sekelilingnya, tidak ada urang lain, barulah dia meneruskan kata-katanya: "Beritahukan di mana letak kamar Lhama itu!"

Mata kedua pelayan itu terbeliak lebar-lebar.

"Apakah...... apakah Kongcu sahabat Taysu itu?" tanya salah seorang pelayan itu!

"Cepat beritahukan di mana kamar Lhama itu!?" Bentak si pemuda baju putih, dia pun mengerahkan tenaganya mencengkeram lebih kuat dari tadi sehingga napas kedua pelayan itu jadi sesak dan mereka jadi gelagapan!

Di waktu itu, salah seorang di antara ke dua pelayan itu telah berkata dengan ketakutan: "Kamar Lhama itu...... kamar Lhama itu terletak di lorong kedua..... di atas lorong...... dia menempati kamar yang paling depan karena kamar itu merupakan kamar nomor satu di rumah penginapan ini."

Pemuda baju putih itu mengangguk.

"Baiklah! Aku akan pergi melihatnya! Jika memang kalian berdusta, aku akan datang lagi untuk mengambil jiwa kalian!"

Setelah berkata begitu, pemuda baju putih ini menotok jalan darah ke dua pelayan itu, mereka segera lemas dan tidak bertenaga, tubuh merekapun tidak dapat bergerak lagi. Malah mereka telah diseret ke pinggir, dan diletakkan di dalam dapur.

Pemuda baju putih itu melesat ke atas loteng, dan setelah berada di tingkat loteng itu dia bersikap hati-hati sekali. Rupanya pemuda baju putih ini menyadari bahwa Lhama itu memiliki kepandaian yang tinggi, belum lagi anak buahnya yang berada di kamar berdekatan dengan Lhama itu. Suara yang sekecil apapun juga akan membuat mereka bercuriga. Karena itu pemuda baju putih ini melangkah dengan tidak bersuara sedikitpun juga.

Setelah tiba di depan kamar yang paling besar, terletak di ujung lorong kedua, pemuda ini melesat ke atas. Dia berdiri di atas genting. Hati-hati sekali, dia menggeser genting, dia melihat ke bawah.

Sinar api penerangan memantul. Sengaja si pemuda berpakaian baju putih ini tidak membuka lebar-lebar genting itu, hanya cukup mengintai ke bawah saja. Dia melihat di dalam kamar itu memang terdapat seorang Lhama yang bertubuh tigggi besar, dan waktu itu di dalam kamar ada seorang gadis yang tengah menangis di hadapan Lhama itu.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now