Jilid 70

1.9K 36 0
                                    

Karena itu, banyak sekali kabar-kabar yang bertebaran di antara penduduk. Bahkan mereka ingin menyaksikan, apa yang akan bergolak pula di kota Yu-kang ini.

Memang pada dasarnya Pu San Hoat-ong seorang pendeta cabul yang senang wanita cantik. Setelah Ko Lie Lie mati, maka ia mencari mangsa lainnya. Yang jadi sasarannya adalah isteri dan anak-anak penduduk yang diperkosanya.

Dengan begitu, keamanan di kota Yu-kang benar-benar tergoncang dan menggelisahkan penduduk.

Keadaan itu berlangsung terus, karena rombongan Pu San Hoat-ong memang tengah menantikan tiba saatnya di mana para pendekar gagah bangsa Han mengadakan pertemuan di Yang-cung. Dan selama itu pula, perkosaan terhadap isteri dan anak gadis penduduk berlangsung terus, menggelisahkan penduduk.

Juga Pu San Hoat-ong selain berusaha menyelidiki, siapa pembunuh Ko Lie Lie, membuat Wie Sung Taijin sementara waktu tidak berani mengadakan gerakan apa-apa. Ia berpura-pura buta dan tuli terhadap malapetaka yang menimpa penduduk kota yang dipimpinnya tersebut.

Ia kuatir jika memang melakukan suatu tindakan, bisa menyebabkan perbuatannya terbongkar oleh Pu San Hoat-ong.

Karena Wie Sung Taijin berdiam tidak mengambil tindakan apa pun juga. Akhirnya membuat Pu San Hoat-ong dengan rombongannya dapat bertindak lebih sewenang-wenang. Juga iapun dapat melakukan perkosaan setiap malam terhadap anak isteri penduduk.

Pu San Hoat-ong seakan juga lupa diri. Ia sudah tidak memperdulikan isteri atau anak penduduk yang mana. Jika memang ia menyukai tentu akan di perkosanya.

Tak jarang, jika Pu San Hoat-ong membongkar jendela dan masuk ke kamar seorang isteri penduduk. Jika bertemu dengan suami dari wanita yang hendak diperkosanya, Pu San Hoat-ong tak segan-segan turunkan tangan membunuh suami korbannya itu.

Semakin lama keadaan di kota Yu-kang semakin menggelisahkan dan tidak aman. Sedangkan Pu San Hoat-ong dengan rombongannya semakin merajalela, di samping itu juga, Pu San Hoat-ong tidak segan-segan buat merampas harta penduduk yang tak berdaya.

Wie Sung Taijin sendiri kian menaruh dendam yang semakin dalam pada si pendeta dan rombongannya. Cuma saja ia dalam keadaan tak berdaya.

Ia cuma memendam perasaan sakit hati dan dendamnya di dalam dasar hatinya. Ia cuma seperti juga bom waktu, yang sewaktu-waktu dapat meledak.

Keamanan di kota Yu-kang kian hari kian memburuk. Dan perihal ini pun telah tersiar luas ke kota-kota lainnya, bahkan banyak penduduk yang merasa keamanan mereka tak terlindung.

Juga yang memiliki isteri maupun anak gadis yang cantik, mereka akan menyingkir dulu ke kota lain, guna berlindung dari gangguan yang tengah terjadi di kota Yu-kang.

Keadaan di kota tersebut kian hari kian sepi. Pu San Hoat-ong tak memperdulikannya. Tetap saja ia mengganas dengan rombongannya, tanpa ada keberanian sedikitpun pada Wie Sung Taijin buat menegur mereka.

Boleh dibilang di kota Yu-kang sudah jarang sekali terlihat wanita maupun gadis-gadis cantik. Mereka semuanya sudah disingkirkan keluarga masing-masing ke kota lainnya.

Menyingkir buat sementara waktu sampai badai dan topan di kota Yu-kang meredah. Barulah mereka akan diambil pulang ke kota ini lagi........

<>

Yo Bie Lan heran ketika memasuki kota Yu-kang. Karena ia melihat kota itu sepi dan juga hampir semua penduduk kota yang bertemu dengannya memperlihatkan sikap yang lesu dan wajah yang murung. Tak ada kegembiraan di wajah mereka.

Memang cukup banyak orang yang berdagang, akan tetapi mereka umumnya murung dan seakan menyimpan sesuatu rahasia yang membuat mereka bingung dan ketakutan, seakan juga mereka tengah bersedih. Dan tidak ada kegairahan pada mereka.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now