Jilid 67

1.8K 38 0
                                    

Cukup banyak yang dialami Yo Bie Lan. Cuma saja disebabkan kepandaiannya memang tinggi dan mahir sekali, terutama ilmu silat yang dimilikinya berasal dari tokoh-tokoh sakti dengan begitu, tidak pernah Yo Bie Lan kena dirubuhkan orang. Dengan mudah selalu ia menghajar penjahat.

Sebagai seorang gadis yang sangat cantik dan jelita, tentu saja sepanjang perjalanan ia selalu menarik perhatian kaum laki-laki hidung belang. Juga tidak sedikit kaum penjahat yang naksir melihat kecantikannya dan mengandung maksud buruk. Selalu saja Yo Bie Lan dapat menghadapi mereka dan menghajarnya malah.

Sampai akhirnya Yo Bie Lan bertemu dengan Kim Lo dan memang ia merasa aneh untuk sepak terjang Kim Lo. Orang yang akhirnya diketahui baru berusia duapuluh tahun itu.

Ia tidak mengerti Kim Lo selalu menutupi mukanya. Kepandaiannya juga sangat tinggi. Malah yang membuat Yo Bie Lan akhir-akhir ini sering memikirkan Kim Lo, ialah pemuda itu mengakui ia sebagai cucu Oey Yok Su!

Sepanjang perjalanan, ia jadi semakin penasaran memikirkan hal Kim Lo, karena belum lagi bisa melihat bagaimana rupa dan tampang muka si pemuda. Tampankah ia? Cakapkah ia? Atau memang pemuda itu memiliki wajah yang buruk atau terlalu buruk sekali, sehingga mukanya perlu selalu ditutupi dengan kain putih?

Benar-benar Bie Lan tidak habis mengerti. Dan ia bertekad di dalam hatinya, kelak di Yang-cung, ia akan berusaha membuka tutup muka Kim Lo, agar ia bisa melihat bentuk muka Kim Lo. Dan ia memang akan melakukan itu dengan cara apapun juga.

Selama belum berhasil melihat muka Kim Lo yang sebenarnya, selama itu pula Bie Lan akan penasaran. Terlebih lagi memang ia mewarisi adat dan tabiat dari kakeknya, yaitu Sin-tiauw Tay-hiap Yo Ko yang paling terkenal keras hati dan tidak mau menyerah dengan kesukaran apapun yang dihadapinya.

Dan Bie Lan pun demikian pula halnya. Selama ia belum berhasil memenuhi keinginannya, selama itu pula ia akan berusaha sekuat tenaganya!

<>

Bulan mengambang sepotong di langit, awan tidak tampak. Cukup gelap, menyelimuti kota Yu-kang. Sebuah kota yang tidak begitu besar, tapi cukup padat penduduknya, karena sebelah selatan kota itu terletak kota Li-sung.

Dan jika berjalan ke arah barat orang akan tiba di dusun Yang-cung dan akhirnya pergi tigapuluh lie lebih lagi akan sampai di kota Lam-shia, sebuah kota yang besar dan sangat ramai. Tidak terlalu mengherankan kalau kota Yu-kang pun termasuk kota yang ramai.

Dalam kesunyian malam tampak keadaan kota Yu-kang seperti mati dan sepi sekali. Tidak terlihat orang berlalu lalang. Cuma tampak lampu tengloleng menyala dan juga memang terlihat keadaan di kota itu keamanan rupanya terjamin, sebab jarang sekali terlihat penjaga malam.

Dalam kesunyian seperti itu, di antara desir angin yang berkesiuran sangat kencang, tampak sesosok bayangan yang tinggi besar, tengah berlari-lari di atas genting. Gerakan orang itu sangat lincah sekali, karena ia berlari dengan mempergunakan gin-kang yang tinggi sehingga ringan sekali.

Ia melompat dengan pesat sekali, seakan juga bayangan hantu yang tengah gentayangan di tengah malam buta. Samar-samar dikejauhan terdengar suara kentongan dipukul dua kali, malam telah larut benar.

Sosok bayangan tersebut terus juga melompat di atas genting-genting rumah dan akhirnya berhenti di sebuah bangunan. Ia tidak segera turun. Ia mendekam di atas genting, seakan juga tengah melihat situasi dan keadaan.

Setelah merasa bahwa gedung bertingkat dua itu aman dan tidak ada yang jaga, ia baru melompat turun, ringan sekali. Kakinya hinggap di tanah tidak menimbulkan suara sedikitpun juga. Gin-kang yang mahir sekali.

Segera ia menuju ke belakang gedung. Ia melihat jendela kamar yang masih terang benderang. Ia telah mengetuk perlahan jendela itu dua kali.

Api penerangan di dalam kamar itu padam. Keadaan sunyi sekali. Kemudian tampak daun jendela terbuka perlahan-lahan.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now