Jilid 109

1.5K 27 0
                                    

Tang-ting Hweshio tidak berayal lagi mengeluarkan Kiu-yang-cin-kie nya. Dia telah mempergunakan lweekang yang paling kuat dan murni.

Dia telah menyerangnya hebat sekali. Karena angin dari setiap sampokan tangannya itu selain dapat memusnahkan kekuatan tenaga dalam lawan juga telah bisa membuat tenaga pukulan dari Pek Lojie lenyap.

Pek Lojie semakin lama jadi semakin penasaran. Dia berseru berulang kali seakan juga mulai kalap.

Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa dia tidak berdaya menghadapi Tang-ting Hweshio, sebelumnya. Pek Lojie memang sangat angkuh sekali, dia yakin dirinya pasti berhasil buat merubuhkan lawannya hanya dalam beberapa jurus saja.

Di dalam rimba persilatan memang Pek Lojie terkenal sekali sebagai tokoh rimba persilatan yang memiliki kepandaian sulit untuk ditandingi oleh lawan yang sembarangan. Dan sekarang, justeru dia menghadapi lawannya seperti Tang-ting Hweshio.

Malah dia seakan juga tidak dapat dan mulai kewalahan buat menghadapi setiap serangan yang dilakukan Tang-ting Hweshio. Karuan saja membuat Pek Lojie jadi semakin penasaran.

Dalam saat-saat seperti itu, beberapa kali dia sudah merobah cara bertempurnya. Dia telah mengerahkan tenaga dalamnya delapan bagian namun tidak memperoleh hasil. Dia menambah lagi, sampai sembilan bagian, tetapi saja dia tidak berhasil mendesak Tang-ting Hweshio.

Sebetulnya Tang-ting Hweshio sendiri tengah berada dalam keadaan terancam! Jika dia bertahan terus seperti itu, jelas dia bisa celaka dan rubuh di tangan Pek Lojie.

Di luarnya memang tampak dia tenang-tenang dan dapat menghadapi setiap terjangan dari Pek Lojie dengan baik, setiap pukulan lawannya dapat dimusnahkan. Namun Tang-ting Hweshio sudah mengerahkan hampir seluruh kekuatannya.

Sedikit lebih banyak lagi dia memaksakan diri, niscaya dia akan celaka. Tenaga dalamnya akan berbalik buat menghantam dirinya sendiri ini pun jika memang dia memaksakan diri buat mengerahkan, tenaga yang berlebihan dari takarannya.

Diam-diam Tang-ting Hweshio jadi bingung juga, dia berpikir di dalam hati.

"'Kepandaian Pek Lojie benar-benar hebat, dia sulit dihadapi. Jika memang keadaan seperti ini berlangsung terus lebih lama, tentu akan merugikan diriku. Karenanya, aku harus dapat cepat-cepat menyudahi pertempuran ini!"

Sambil berpikir begitu, dua kali beruntun Tang-ting Hweshio menghindarkan serangan lawannya. Dan selama dua kali menghindar itu diam-diam dia sudah mempersiapkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya pada ke dua telapak tangannya. Dan dia membarengi dengan bentakan nyaring, sepasang tangannya mendorong.

Pek Lojie menghindar, dia menyangka bahwa lawannya menghantam dengan kekerasan.

Tapi kesudahannya, membuat Pek Lojie jadi kaget bukan main, sebab tenaga pukulan sepasang tangan Tang-ting Hweshio datang secara borgelombang. Tenaga yang pertama dapat dihindarkan oleh Pek Lojie.

Akan tetapi, serangan yang berikutnya tenaga dalam gelombang ke dua, membuat Pek Lojie tak dapat menyingkir. Karena tahu-tahu angin serangan yang datang pada gelombang kedua itu kuat sekali.

Terpaksa ia menangkis, benturan tenaga dalam dahsyat terjadi lewat tangan mereka masing-masing. Tubuh Pek Lojie tergetar.

Begitu juga tubuh Tang-ting Hweshio tergetar keras. Malah ada yang membuat Pek Lojie tambah kaget.

Belum lagi ia menarik pulang tangannya, justeru telah menyambar angin gelombang ketiga. Hantaman ketiga itu jauh lebih kuat dari yang pertama maupun yang kedua.

Bukan kepalang kagetnya Pek Lojie, dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.

Tapi tenaga pukulan dari Tang-ting Hweshio sudah dekat sekali, Pek Lojie juga tak keburu buat menjauhi diri.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now