Jilid 132

1.4K 25 1
                                    

Kim Lo jadi gusar melihat kejamnya nie-kouw itu yang membunuh si kakek penjual teh tanpa memberikan pengampman sedikit pun juga, dengan telengas sekali. Padahal kakek penjual teh itu memang memiliki kesalahan yang tidak terlalu berat, dan hanya gagal melaksanakan perintah dari si nie-kouw. Perintah yang busuk sekali, yang menghendaki jiwa Kim Lo, yang ingin diracuninya.

"Hemm, nie-kouw jahat," menggumam Kim Lo. "Ternyata engkau bukan nie-kouw baik-baik."

Ang-sian Sienie tertawa,

"Kera cilik, kau jangan banyak rewel, kau urus dirimu sendiri!"

Bukan kepalang gusarnya Kim Lo, karena dirinya disebut sebagai kera cilik. Tanpa buang waktu lagi dengan diiringi oleh bentakan nyaring tubuhnya segera melesat ke tengah udara, tangannya bergerak menghantam kepada nie-kouw itu.

Tapi Ang-sian Sienie sudah bersiap-siap sejak tadi. Melihat Kim Lo menerjang, dia juga menyingkir ke samping, sambil berkelit begitu ia balas menyerang.

Pek Ie Siu-cay tidak tinggal diam, dia sudah mencabut pedangnya. Dia menikam!

Kim Lo yang tengah murka telah turun tangan tidak kepalang tanggung. Dia mengulurkan tangan kanannya menjepit pedang Pek Ie Siu-cay.

Dengan gerakan perlahan dia merampas pedang itu. Malah kemudian dia telah mematahkan pedang ketika kakinya hinggap di tanah.

Gerakan yang dilakukan oleh Kim Lo begitu cepat hanya dalam sekejap mata saja. Di mana dia sudah mematah pedang dan melemparkan patahan pedang itu yang meluncur dengan pesat sekali menancap di batang pohon.

Maka Pek Ie Siu-cay jadi pucat pias, dia gemetar dan juga memandang ngeri.

Muka Kim Lo memang buruk sudah seperti muka kera namun dalam hal ini, jelas membuat dia tidak dapat bergerak untuk membalas kepada Kim Lo karena pedangnya sudah dipatahkan. Dia berdiam diri saja.

Muka yang seperti kera itu dalam keadaan marah seperti itu, benar-benar membuatnya jadi ngeri dan tidak berdaya. Dan dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kepandaian Pek Ie Siu-cay sesungguhnya cukup tinggi namun menghadapi Kim Lo dia seperti tidak tahu apa, yang telah memandangnya tertegun saja.

Ang-sian Sienie jadi murka bukan main melihat pedang kekasihnya dipatahkan seperti itu oleh Kim Lo. Dia tidak banyak bicara, tubuhnya melesat kepada Kim Lo dengan terjangan yang kuat sekali. Sepasang tangannya pun bergerak-gerak sangat sebat berbahaya bukan main.

Kim Lo juga sudah tidak main-main lagi. Dia bersungguh-sungguh karena memang diapun tengah panas dan murka, karena dari itu, dia telah balas menyerang setelah dia berkelit dari serangan Ang-sian Sienie.

Dalam waktu yang singkat mereka sudah terlibat dalam pertempuran yang seru.

"Kera kecil, sekarang aku puas telah melihat jelas mukamu!" Mengejek si nie-kouw.

Tubuh Kim Lo gemetar menahan gusar.

"Hemm, niekouw jahat seperti engkau harus dihajar mampus!" Kata Kim Lo yang sudah tidak bisa membendung kemarahan hatinya.

Di saat itulah, cepat sekali dia menjejakan kakinya, cara bersilatnya berobah.

Kalau tadi dia melayani Ang-sian Sienie dari jarak dekat mereka bertempur dengan rapat sekarang justeru dia menyerang dari jarak yang jauh. Dia bertempur dengan mempergunakan ilmu andalannya.

Setiap serangannya memang mengandung lweekang yang sangat kuat sekali karena memang tenaga dalam Kim Lo telah mencapai puncak yang tinggi. Jika tadi dia tidak mau mempergunakan tenaga dalamnya yang hebat disebabkan merasa tidak memiliki permusuhan dengan Ang-sian Sienie.

Pendekar Aneh Seruling SaktiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora