Jilid 41

2K 50 0
                                    

Benar saja, sepasang muda-mudi itu mengeluarkan suara tertawa tawar, tubuh mereka bergerak sangat lincah. Entah kapan, tahu-tahu di tangan mereka telah tercekal sebatang pedang dan mereka seperti juga bayangan saja, melesat ke sana ke mari, dan mereka menyerang dengan hebat sekali mempergunakan pedangnya.

Para tentara kerajaan itu jadi terkejut, mereka melihat Siangkoan Yap memperoleh bantuan, malah tenaga bantuan yang datang itu, merupakan pasangan muda-mudi yang memiliki kepandaian sangat tinggi, karena tubuh mereka bergerak ke sana ke mari seperti bayangan saja, sehingga para tentara itu telah merasakan, kepandaian dua orang ini mungkin berada di atas kepandaian mereka semuanya.

Di antara berkesiuran angin serangan itu, kedua muda-mudi itu sulit dilihat jelas, mereka hanya tampak dalam bentuk sosok bayangan belaka. Dan juga, setelah senjata lawan menyerang padanya, tentu mereka dapat menghalaunya dengan mudah dan balas menyerang lagi.

Dalam waktu yang singkat pasangan muda mudi itu telah dapat mengacaukan kepungan para tentara kerajaan itu, karena ilmu pedang mereka ternyata sangat lihay.

Mereka telah berhasil melukai empat orang tentara kerajaan.

"Cepat menyingkir!" Berseru pemuda yang tampan itu sambil melirik kepada Siangkoan Yap. "Bukankah kau tengah terluka?"

Siangkoan Yap tersadar. Memang dia semula masih memberikan perlawanan pada para tentara kerajaan yang mengepungnya. Tapi mendengar peringatan dari pemuda itu, seketika Siangkoan Yap tersadar.

Bahwa dia tidak ada gunanya melayani terus para tentara kerajaan tersebut, karena bukankah pasangan muda-mudi itu sengaja telah membuka jalan membantunya agar ia bisa menyingkirkan diri. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Siangkoan Yap segera memutar pedangnya, dikala tiga orang tentara kerajaan yang mengepung dirinya tengah melompat mundur menghindarkan diri. Ia segera melompat ke sampingnya dan menerobos keluar dari pintu kamar, karena ia ingin melarikan diri meninggalkan kamar tersebut.

Tapi, waktu dia menerobos keluar dari pintu, menyambar dua batang golok, untung saja dia berlaku waspada. Ia menyampok dengan pedangnya, kemudian ia meneruskan larinya.

Pasangan muda mudi itu juga tidak tinggal diam, setelah berhasil melukai dua tentara kerajaan lagi, diwaktu lawan-lawan mereka tengah berdiri bimbang, justeru keduanyapun telah menerobos ke pintu, untuk menyingkirkan diri.

Para tentara kerajaan itu membentak berisik sekali, mereka berusaha untuk merintangi, akan tetapi mereka tidak berhasil. Kepandaian sepasang muda mudi itu memang lihay dan sebentar saja mereka telah meninggalkan dua lie lebih para tentara kerajaan itu.

Mereka telah meninggalkan warung arak itu, meninggalkan juga kota tersebut. Mereka telah berada di luar kota.

◄Y►

Siapakah pasangan muda mudi itu? Mereka tidak lain dari Ko Tie dan Giok Hoa, pasangan suami isteri muda itu.

Sesungguhnya mereka telah berusia lebih dari apa yang diduga orang jika melihat wajah mereka yang tetap awet muda karena latihan lweekang mereka yang murni. Usia mereka sebetulnya sudah duapuluh tujuh buat Ko Tie sedangkan Giok Hoa berusia duapuluh lima tahun.

Tapi, lweekang yang mereka latih merupakan tenaga dalam beraliran lurus dan bersih, mereka pun menerima petunjuk dari Yo Ko maupun Swat Tocu, dengan demikian, membuat mereka tetap awet muda selalu terlihat segar. Kepandaian mereka selama sepuluh tahun ini, sejak mereka menikah pun telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, karena mereka terus berlatih diri.

Tidak terlalu mengherankan kalau tentara kerajaan itu tidak berhasil untuk menghadapi mereka. Karena Ko Tie dan Giok Hoa merupakan pasangan suami istri yang kepandaiannya sekarang ini jarang sekali bisa dicari tandingannya.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now