Jilid 139

1.5K 27 0
                                    

Nona Cin juga sudah membantu buat memeriksa sekitar ruangan tersebut. Tetap saja sama seperti Kim Lo, tidak berhasil untuk menemukan pintu rahasia.

Dengan cepat si nenek tua bungkuk Su Nio Nio sudah memasuki ruang dalam kuburan itu.

Tetap kosong. Tidak terlihat seorang manusia pun juga. Diwaktu itu hanya terdapat meja dan kursi serta pembaringan. Juga terdapat barang-barang keramik lainnya. Memang ruang ini diatur sangat baik sekali, bersih dan indah sekali.

Kim Lo telah mengawasi sekitar tempat itu sampai akhirnya dia berusaha hendak mengangkat kursi atau pembaringan, karena dia menduga mungkin juga pembaringan ataupun kursi itu merupakan terowongan rahasia yang bisa dipergunakan buat melarikan diri oleh Kam Yu.

Namun, kursi maupun pembaringan yang dapat diangkat itu tidak memperlihatkan tanda-tanda bahwa itu memiliki tempat untuk melarikan diri.

Di saat itu Kam Yu telah lenyap tanpa meninggalkan jejak. Sekarang yang membuat Kim Lo, nona Cin maupun si nenek tua itu Su Nio Nio jadi bingung, bagaimana mereka bisa ke luar meninggalkan kuburan itu.

Mereka bertiga berdiam diri, sampai akhirnya nenek tua bungkuk Su Nio Nio berjingkrak murka, mukanya yang penuh keriput ketuaan itu jadi menyeramkan sekali.

Diwaktu itulah tampak jelas sekali bahwa nenek ini tengah mengumbar kemarahan hatinya.

"Semua ini gara-gara kau juga, yang menghalangi aku menghajar si Kam Yu itu....... dengan demikian sekarang dia bisa melarikan diri tanpa meninggalkan jejak!"

Sambil membentak marah seperti itu, tubuh si nenek tua bungkuk itu telah melesat gesit sekali bagaikan seekor burung elang, tongkatnya menyambar sangat hebat sekali kepada Kim Lo dengan jurus yang bisa mematikan.

Tapi Kim Lo pun walaupun sejak tadi sibuk mencari ke sana ke mari pintu rahasia sikapnya tetap waspada terhadap si nenek itu di mana dia memang selalu bersiap-siap karena dia kuatir kalau saja nenek tua itu akan membokongnya.

Ternyata ini si nenek telah menyerangnya dengan tongkatnya dengan cara yang mematikan. Dia tidak berani bertindak terlambat. Dia pun telah bergerak dengan sebat, tubuhnya berkelebat ke samping.

"Mengapa kau mempersalahkau aku?" Mengejek Kim Lo dengan suara yang dingin. "Kau sendiri yang tidak bisa mencegah dia melarikan diri, sekarang engkau mempersalahkan diriku yang telah melepaskannya!!"

Tongkat si nenek tua bungkuk meleset lewat di dekat tubuh Kim Lo, tapi tidak berhasil mengenai sasarannya.

Dalam keadaan seperti itulah segera tampak Kim Lo menjejakkan kakinya. Tubuhnya melesat sangat ringan sekali, dia tahu-tahu telah berdiri di ujung tongkat si nenek, dia berdiri ringan sekali, tubuhnya sama sekali tidak bergoyang.

Nenek tua bungkuk Su Nio Nio terkejut, itulah gin-kang atau ilmu meringankan tubuh yang sempurna. Dia berusaha menghentak tongkatnya, karena dia ingin menarik tangannya dengan keras, agar Kim Lo terguling rubuh tidak bisa berpijak dengan baik pada ujung tongkatnya.

Usaha Su Nio Nio gagal, karena di waktu itu tubuh Kim Lo seakan juga jadi ringan sekali dan kakinya seperti telah menempel lekat pada ujung tongkat. Dengan begitu, setiap kali si nenek bungkuk menarik tongkatnya, tubuh Kim Lo ikut serta tidak pernah lepas.

Keadaan seperti ini membuat si nenek Su Nio Nio tambah gusar saja. Dengan membentak nyaring tubuhnya tampak melesat lagi sambil mendorongkan kuat-kuat tongkatnya pada dinding, maksudnya hendak membenturkan kepala tongkatnya kepada dinding. Dengan begitu sama saja dengan dia membenturkan tubuh Kim Lo pada tembok.

Tapi Kim Lo benar-benar hebat, dia benar kalah tenaga dalam dan juga masih satu tingkat di bawah kepandaian si nenek buruk bungkuk itu, namun dia memiliki kepandaian yang lurus dan bersih. Dia memang sudah digembleng oleh beberapa tokoh rimba persilatan dengan begitu kepandaiannya jadi luar biasa sekali.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang