Jilid 10

3K 43 0
                                    

Jendela kamarnya terbuka dan tampak sinar api penerang di kamar itu memancar keluar. Hati Oey Yok Su segera tercekat. Setelah ia melompat ke dalam kamar dan kamar itu kosong! Kim Lo tidak ada di pembaringan!

Keringat dingin segera keluar membasahi tubuhnya! Ia keluar melompati jendela kamarnya, mencari di sekitar rumah penginapan itu. Tetap saja ia tidak menemukan Kim Lo, 'cucunya' itu. Ia memanggil dua kali. Tidak diperoleh jawaban.

Dan hatinya semakin gelisah. Sebelumnya, tidak pernah Oey Yok Su mengalami, perasaan seperti ini. Sebagai tokoh rimba persilatan yang memiliki kepandaian sangat tinggi telah banyak pengalaman yang mendebarkan hati, tapi semua itu dihadapi oleh Oey Yok Su dengan tenang.

Hanya saja, disebabkan kini yang lenyap adalah 'cucunya' yang sangat disayanginya ia jadi menguatirkannya, kalau saja Kim Lo mengalami sesuatu yang tidak baik, atau memang anak itu diculik seseorang!

Teringat akan hal itu, tubuh Oey Yok Su menggigil.

"Akan kuhancurkan tubuh orang yang telah menculik Kim Lo!" menggumam Oey Yok Su.

Memang dia disebut dan digelari sebagai si tersesat dan dalam keadaan marah seperti itu jelas ia dapat menurunkan tangan yang paling telengas sekalipun, jika saja Oey Yok Su berhasil menemukan penculik Kim Lo.

Segera juga dengan mempergunakan gin-kangnya yang sempurna Oey Yok Su berlari ke sana ke mari mengitari sekitar tempat itu, tapi ia tidak berhasil menemukan jejak Kim Lo.

Tiba-tiba dalam kegelapan malam Oey Yok Su melihat sesosok tubuh yang berkelebat dengan gesit sekali, sehingga bayangan itu bagaikan terbang saja. Tidak membuang waktu Oey Yok Su mencelat mengejarnya. Dan dalam sekejap waktu saja, ia sudah berada di dekat orang itu. Sebat luar biasa tangan kanan Oey Yok Su manyambar mencengkeram punggung orang itu.

Sosok tubuh itu memang mengetahui dirinya tengah dikejar-kejar orang, dan ia merasakan sambaran angin serangan di belakangnya. Cepat sekali berkelit. Sambaran tangan Oey Yok Su jatuh di tempat kosong. Namun majikan pulau Tho-hoa-to mana bisa gagal dengan serangannya?

Begitu melihat sasarannya melesat dan orang itu berhasil mengelakan tangan, segera juga Oey Yok Su membarengi dengan sentilan jari telunjuknya. Ia menyentil bukan sembarangan menyentil, sebab Oey Yok Su menyentil dengan mempergunakan It-yang-cie, yaitu jari tunggal yang sakti.

Sosok bayangan itu mengeluarkan seruan tertahan, karena heran dan takjub. Dia masih berhasil mengelakkan diri tak urung membuat dia jadi kaku pada pundak kanannya, karena dia terserempet angin sentilan jari sakti itu.

Ternyata sosok tubuh itu, seorang gadis. Oey Yok Su yang telah melihat orang itu segera membatalkan keinginannya untuk menyerang lagi. Ia mengawasi tajam sekali, tegurnya: "Mengapa di malam buta seperti ini kau berlari-lari?"

Gadis itu yang pakaiannya compang-camping, namun bahan pakaiannya terbuat dari bahan sutera mahal, tertawa sambil menggosok hidungnya dengan mempergunakan punggung tangannya.

"Hei, tua bangka, kau bertanya mengapa aku malam-malam selarut ini berlari-lar? Lalu kau sendiri? Apa yang tengah kau lakukan?" Tanya gadis itu, yang bukannya menjawab pertanyaan Oey Yok Su, malah memperlihatkan sikap menantang.

Oey Yok Su tertegun, segera ia menyadarinya gadis yang bajunya compang-camping seperti pakaian seorang pengemis dan mukanya juga kotor, pasti tidak mengetahui siapa orang tua dihadapannya ini. Setelah berdiam sejenak, Oey Yok Su bilang suaranya dingin: "Hmm, aku tengah mencari penculik cucuku."

Gadis itu mementang matanya lebar-lebar.

"Kau menyerangku mungkin kau mencurigai aku sebagai penculik cucumu itu bukan? Hemm, apakah kau anggap aku ini sudah gila anak sehingga perlu menculik cucu orang lain? Jangan sembarangan menuduh, karena jika nona besarmu tidak senang niscaya aku dapat membunuhmu!"

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now