Jilid 63

1.8K 38 0
                                    

"Kau dengar tidak perintahku?!" Bentak orang berpakaian hijau dengan suara yang kasar. "Buka kain penutup mukamu itu dan perlihatkan mukamu yang sebenarnya! Hemm, jangan-jangan kau ini maling kecil yang ingin melakukan keonaran dan pencurian di daerah kami," sambil berkata begitu, ia mengibaskan golok yang masih bersarung itu!

Kim Lo tambah mendongkol, sikap dan kelakuan dua orang ini kasar sekali. Justeru telah menuduh dirinya dengan tuduhan yang tidak-tidak, membuat ia benar-benar jadi tidak senang.

"Baiklah! Mulutmu terlalu kotor!" Kata Kim Lo kemudian.

Tahu-tahu tubuhnya berkelebat. Ia menghantam mulut orang itu dengan satu kali tempelengan.

"Plokk!" Mulut orang itu seketika jadi jontor dan ia kesakitan bukan main, tubuhnya terhuyung lima langkah. Matanya juga berkunang-kunang.

"Kau....... kau berani memukul?" Katanya dengan suara tergagap dengan murka.

Walaupun merasa heran Kim Lo bisa bergerak begitu cepat, tanpa ia bisa melihat jelas tahu-tahu ia telah ditempiling oleh Kim Lo, "Kau rupanya sengaja ingin menimbulkan keonaran di sini, heh?"

Dan setelah berkata begitu, tangan kanannya mencabut goloknya dari sarungnya. Kawannya pun melakukan hal yang sama, yaitu mencabut keluar goloknya.

Kim Lo berdiri dengan sikap mendongkol dan keren. Ia telah berpikir untuk memberikan pelajaran pahit pada dua orang kasar dan juga ketus itu.

"Ya, mari pergunakan golok kalian menyerangku! Aku ingin lihat, apa yang kalian bisa lakukan?" sambil berkata begitu, Kim Lo melambaikan tangannya.

Dua orang itu yang tengah marah, telah melompat maju.

"Ciang Kim Ie dan Ciang Kim San pantang sekali untuk menolak tantangan!" teriak yang berpakaian baju hijau, yang bernama Ciang Kim Ie. Ia telah mengayunkan goloknya menerjang maju, ia membacok dengan jurus yang telengas.

Sedangkan Ciang Kim San pun tak tinggal diam, ia sudah manyerang juga dengan goloknya.

Dua serangan dari dua jurusan menyambar pada Kim Lo, tapi Kim Lo tetap berdiri tegap di tempatnya.

Waktu dua senjata tajam itu menyambar dekat dengannya, sebat sekali Kim Lo tahu-tahu melesat lenyap dari hadapan Ciang Kim San dan Ciang Kim Ie. Dua orang itu kaget dan heran.

Tahu tahu Ciang Kim San dan Ciang Kim Ie merasakan punggung mereka sakit. Juga tubuh mereka terpelanting.

Rupanya Kim Lo telah menepuk pundak mereka. Tepukan yang cuma mempergunakan tiga bagian tenaga dalam itu membuat mereka terjungkal.

Kim Lo tidak memiliki hasrat melukai mereka, karenanya ia cuma ingin memberikan pelajaran pahit kepada dua orang yang kasar ini. Ia tidak menurunkan tangan keras.

Justeru diwaktu itu Ciang Kim San dan Ciang Kim Ie sudah merangkak bangun. Mereka penasaran sekali dan bermaksud ingin menyerang lagi.

Kim Lo bergerak ke sana ke mari sebat sekali. Ia seakan juga lenyap tiada hentinya dari hadapan Ciang Kim Ie dan Ciang Kim San. Ke dua orang itu jadi tidak bisa menerka, ke arah mana Kim Lo bergerak dan berada, dan dengan sendirinya mereka pun tidak bisa menyerang lebih jauh.

Justeru diwaktu itu, Ciang Kim San teringat bahwa orang ini adalah 'hantu' maka ia jadi menggidik.

"Apakah memang sebenarnya ia ini hantu?" pikir Ciang Kim San. Hal ini disebabkan ia melihat tubuh Kim Lo bergerak begitu lincah seperti juga dapat terbang ke sana ke mari.

Teringat itu tidak buang waktu lagi Ciang Kim San berseru nyaring: "Angin keras....... mungkin dia benar-benar hantu!"

Ciang Kim Ie mendengar teriakan itu, jadi kaget. Iapun segera berpikir sama seperti yang terpikir oleh Ciang Kim San. Tanpa membuang waktu lagi mereka berdua telah berlari meninggalkan tempat itu.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now