Jilid 136

1.4K 24 0
                                    

"Siapakah sebenarnya penghuni kuburan ini?" Tanya Kim Lo suaranya perlahan sekali.

"Husss, kau jangan bertanya-tanya dulu! Ingat janjimu sebelum kita ke mari!"

"Tapi kuburan ini sangat aneh sekali!"

"Nanti kau akan mengetahui!"

Sehabis menyahuti begitu, nona Cin menuruni undakan anak tangga terakhir, mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Kim Lo berhenti melangkah.

Kim Lo menuruti isyarat si gadis. Dia menahan langkah kakinya, walaupun hatinya heran sekali, menduga-duga entah apa yang akan terjadi.

Nona Cin sudah menoleh kepadanya, kemudian perlahan sekali, "Ada orang!"

Kim Lo heran. Ia memiliki pendengaran yang tajam, tapi ia tidak mendengar suara langkah kaki atau suara lainnya. Demikian liehaykah orang yang tengah datang itu sehingga tidak terdengar suara langkah kakinya?

Juga mengapa si nona Cin bisa mendengarnya sedangkan Kim Lo dia sendiri tidak mendengar suara apa pun juga? Apakah nona Cin ini memiliki pendengaran yang begitu peka, sehingga ia bisa mendengar suara yang paling halus dan paling perlahan sekaligus juga?

"Kita bersembunyi dimana?!" Tanya Kim Lo, perlahan suaranya.

Gadis itu menunjuk ke sebuah meja batu yang permukaan meja itu terbuat oleh taburan intan permata.

Kim Lo mengerti, tentunya yang dimaksudkan si gadis ia bersembunyi di kolong meja yang mewah itu. Tanpa banyak bicara Kim Lo menjejakan kakinya, ringan sekali ia hinggap di samping meja permata tersebut, menyelusup masuk ke kolong meja.

Gadis itu pun sudah pergi ke balik tiang yang besar, yang merupakan tiang penunjang kuburan itu. Ia bersembunyi di situ.

Lama keadaan di kuburan itu sepi dan hening, tak terlihat seorang manusia pun juga, tak terlihat perobahan apapun juga, tak ada orang dan tak ada makhluk lainnya.

Kim Lo memasang mata terus. Ia ragu-ragu apakah gadis ini tak salah dengar? Apakah nona Cin ini bukan hanya berkuatir saja, sehingga suara yang perlahan sekali pun akan membuat ia menduga penghuni kuburan ini tengah mendatangi.

Tengah Kim Lo diliputi keragu-raguan seperti itu mendadak sekali terdengar suara orang batuk-batuk beberapa kali.

Kim Lo membuka matanya lebar-lebar, tapi dia tidak melihat seorang manusia pun juga.

Suara batuk itu terdengar lagi.

Barulah kemudian muncul seorang wanita setengah baya. Langkah kakinya satu-satu dan perlahan, memang tidak menimbulkan suara sedikit pun juga.

Kim Lo heran. Dia mengawasi ke arah kaki wanita setengah baya yang baru muncul itu.

Karena Kim Lo bersembunyi di kolong meja yang indah itu membuat dia bisa melihat dengan leluasa, betapa pada sepasang alas sepatu wanita setengah baya itu terdapat lapisan kapas atau kain, yang tampak tebal sekali. Pantas langkah kakinya tidak menimbulkan suara!

Cuma saja, bagaimana nona Cin bisa mengatahui dan mendengar langkah orang itu? Ini merupakan tanda tanya yang besar di hati Kim Lo, yang membuat dia jadi tidak mengerti.

Wanita setengah baya itu melangkah terus menghampiri meja yang alasnya bertaburan intan permata. Batuknya terdengar lagi. Dia kemudian duduk di kursi yang bertabur intan permata juga! Menghela napas dalam-dalam entah apa yang tengah dipikirkannya atau mungkin juga ia tengah bersedih hati.

Kim Lo bersembunyi di kolong meja itu. Ia menahan napasnya. Ia tahu bahwa wanita setengah baya ini memiliki kepandaian yang tinggi. Sedikit saja ia melakukan gerakan yang menimbulkan suara, niscaya wanita setengah baya itu akan mengetahui di kolong meja ada orang yang tengah bersembunyi.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now