Jilid 12

2.8K 40 0
                                    

Kemudian dengan mata yang tajam, Pembesar Boan itu menoleh kepada Kim Lo.

"Bawa anak itu kemari!" katanya.

Pemimpin rombongan pahlawan kerajaan, segera juga menyeret Kim Lo ke dekat pembesar Boan tersebut.

Dengan wajah yang bengis dan suara yang dingin, pembesar Boan itu bilang: "Aneh, mukanya demikian buruk, dan ia lebih mirip sebagai seorang anak kera dibandingkan sebagai manusia!"

Muka Kim Lo jadi merah padam dan marah bukan main, karena ia tahu dirinya dihina.

Tapi belum lagi Kim Lo sempat memaki pembesar itu, didengarnya pembesar Boan tersebut, membentak dingin sekali. "Siapa namamu dan masih ada hubungan apa kau dengan Liok Kie Bun?"

Kim Lo mementang matanya lebar-lebar.

"Jangan mendelik begitu!" Bentak pembesar Boan tersebut. "Atau memang kau menginginkan sepasang matamu itu dicongkel?"

Kim Lo membalas membentak: "Hemmm, jika memang nanti Kong-kongku itu datang niscaya kalian akan dihajar mampus!"

Pembesar Boan itu tertawa, ia bilang: "Apakah Liok Kie Bun itu adalah kakek mu?'

"Aku tak kenal siapa itu Liok Kie Bun," menyahuti Kim Lo ketus.

"Lalu siapa kakekmu.......?" tanya pembesar Boan itu dengan menyeringai dingin.

Kim Lo Baru saja ingin menyebutkan nama Oey Yok Su, tapi tiba-tiba ia merobah pikirannya, karena segera juga ia bilang,

"Hemmm, aku tidak mau memberitahukan pada kalian siapa kakekku!"

Pembesar Boan tersebut tertawa dingin, tangannya menimang-nimang batu putih yang disebutnya sebagai Giok-sie.

"Hemmm, walaupun kau tak mau memberitahukannya kami sudah tahu siapa itu kakekmu!"

"Siapa?" tanya Kim Lo dasar masih kanak-kanak.

"Liok Kie Bun!" Menyahuti pembesar Boan itu.

"Bukan! Kau manusia bodoh! Sudah kukatakan aku tidak kenal siapa itu Liok Kie Bun! Hemmm, kakekku itu orang hebat, dan jika memang dia datang, tentu kalian akan menggigil dan ketakutan dan terkencing-kencing, memohon pengampunan!"

Tapi pembesar Boan itu tidak marah, dia menyeringai, dengan tawar tanyanya: "Apakah kakekmu itu yang memberikan batu Giok-sie ini kepadamu?"

Kim Lo melirik kepada Giok -sie yang berada di tangan pembesar Boan tersebut.

"Bukan!" sahutnya kemudian.

Diamnya Kim Lo diduga oleh orang-orang itu sebagai sikap ragu-ragu, demikian juga pembesar Boan itu. Dia menyeringai lagi, kemudian katanya: "Kau jangan coba-coba mendustai kami! Sudah jelas kau cucu Liok Kie Bun! Nah, siapa namamu?"

"Aku tidak mau memberitahukan!" kata Kim Lo.

"Apakah namamu jelek dan tidak enak didengar?"

Mendengar ejekan pembesar Boan itu bukan main gusarnya Kim Lo. Dasar memang masih kanak-kanak, dibakar dengan pancingan seperti itu, segera termakan.

"Bukan! Aku memang tak mau memberitahukan namaku padamu," kata Kim Lo berteriak.

"Hemmm kami tahu, tentu namamu itu sama buruknya dengan rupa dan tampangmu yang seperti kera, karena dari itu kau malu buat memberitahukan namamu kepada kami!" kata pembesar Boan tersebut dengan sikap mengejek.

Kim Lo jadi semakin gusar, ia membentak dengan suara galak karena belum pernah anak ini marah seperti itu. "Jika memang nanti Kong-kongku datang, akan kuberitahukan padanya bahwa kalian telah menghinaku, aku akan minta agar kalian dihajar setengah mati.......!"

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now