Jilid 93

1.9K 37 6
                                    

Giok Hoa kemudian menyarankan agar mereka beristirahat dulu. yang lainnya menyetujui.

Begitulah mereka telah pulang ke rumah seorang penduduk yang tidak jauh terpisah dari lembah tersebut. Memang kemarin mereka telah menginap di rumah penduduk itu. Mereka memberikan hadiah uang yang cukup besar.

Tapi biarpun mereka merebahkan diri di pembaringan, masing-masing tidak bisa tidur. Mereka merasakan, betapa hati mereka diganggu oleh berbagai macam kemelut yang merisaukan dan menggelisahkan hati.

Terlebih lagi Ko Tie.

Bukankah rencananya telah gagal, untuk menghimpun suatu kekuatan? Oey Yok Su telah mempercayai sepenuhnya pada Ko Tie, buat menghimpun kekuatan, guna mengadakan perjuangan dan juga perlawanan kepada penjajah.

Disamping itu, Oey Yok Su yakin, Ko Tie akan berhasil dengan usahanya itu. Karenanya Oey Yok Su pun telah menjanjikan mengirim Kim Lo ke tempat ini yaitu, Yang-cung tempat pertemuan orang gagah. Tapi pertemuan itu telah macet di tengah telah mengalami kegagalan. Dengan sendirinya membuat Ko Tie menyesal bukan main.

Ko Tie menyadari, jika memang waktu diselenggarakan pertemuan itu ia mempergunakan kekerasan, niscaya hanya menimbulkan kesan buruk belaka. Karena dari itu, dia tidak mau mengambil tindakan kekerasan. Walaupun para pendeta Khong-tong-pay itu bersikap kurang ajar dan agak menghina, tokh Ko Tie tidak mengambil tindakan apapun juga.

Giok Hoa yang melihat keadaan suaminya seperti itu, segera menghiburnya. Dia bisa merasakan apa yang tengah dirasakan oleh suaminya tersebut yaitu kekecewaan.

Besoknya mereka berunding, apa yang akan mereka lakukan.

"'Yang pertama-tama harus kita usahakan, ialah harus berusaha memperoleh Giok-sie cap kerajaan!" Kata Ko Tie.

"Tapi kita tidak mengetahui dimana sekarang Giok-sie berada!" Kata Giok Hoa.

"Bukankah kita telah mendengarnya bahwa seorang nelayan di Lam-hay berhasil menemukan Giok-sie....... kita bisa menyelidiki di Lam-hay untuk mengetahui apakah berita itu benar adanya! Jika benar, kita harus berusaha buat memperoleh Giok-sie itu!"

Kim Lo cuma mendengarkan saja. Demikian juga halnya dengan Bie Lan.

Giok Hoa menghela napas.

"Untuk memperoleh Giok-sie pun bukan pekerjaan yang mudah!" Kata Giok Hoa. "Kita harus menantikan dulu Yo Pe-peh dan Sasana Peh-bo. Kepada mereka kita bisa jelaskan semua duduk persoalan, dan kita bisa meminta pendapat mereka!"

Ko Tie mengangguk beberapa kali.

Demikianlah, mereka menetap selama beberapa hari di rumah penduduk itu. Pihak Kay-pang banyak melakukan sesuatu untuk mereka seperti menyelidiki dan mencarikan berita buat mereka, termasuk barang makanan dan kebutuhan uang.

Kim Cie Sin-kay adalah Tianglo nomor empat di Kay-pang kekuasaannya sangat besar. Karena dari itu, dia bisa perintahkan ketua daerah Kay-pang di Yang-cung untuk mengerahkan seluruh kekuatan Kay-pang, untuk mengumpulkan berita, yang hendak mereka ketahui adalah tentang Yo Him dan Sasana, apakah ke dua orang itu telah datang.

Bie Lan sendiri, selama beberapa hari itu selalu riang bermain dengan rajawali putih yang mengajak dia terbang ke tengah udara untuk berkeliling dengan asyik sekali. Di mana memang tampaknya Bie Lan belum lagi kurang sifat kekanak-kanakkannya. Dia masih saja bermain dengan gembira sekali.

Terlebih lagi memang burung rajawali putih itu sangat jinak. Selalu menurut apa yang dikehendaki oleh Bie Lan karena burung itu seperti mengerti apa yang diucapkan oleh Bie Ian.

Giok Hoa tidak melarang Bie Lan bermain-main dengan burung rajawalinya itu. Dan juga Ko Tie sepanjang hari berunding dengan Kim Cie Sin-kay serta Kim Lo, apa yang mereka lakukan.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now