Jilid 68

1.8K 37 0
                                    

"Tapi Taysu.......!"

"Sudahlah, kita jangan mempersulit diri kita dengan urusan yang bukan-bukan," Kata si pendeta. "Bukankah dengan demikian, tanpa perlu menempuh sesuatu yang ada resikonya, kita sudah bisa menikmati kebahagiaan kita?"

Perempuan cantik itu menghela napas.

"Baiklah Taysu......!" Katanya.

Dan ia pun telah merobah sikap

Wanita cantik itu memang benar-benar seorang wanita yang hebat dalam segalanya.

Pendeta itu sudah ditunggangi oleh iblis yang menari-nari di atas kepalanya yang gundul.

Pendeta itu terkulai lemas di samping perempuan itu. Dan mereka tampaknya lesu sekali.

"Aku sesungguhnya ingin tidur disini sampai menjelang fajar!"

"Tidurlah.....!"

"Aku kuatir nanti suamimu datang mengunjungimu!"

"Jangan kuatir! Dia tak mungkin datang seperti hari-hari sekarang. Tua bangka tidak berguna. Ia datangpun untuk apa?"

Pendeta itu menghela napas.

Mendadak si pendeta seperti teringat sesuatu, ia tersentak.

"Aku harus pergi.......!" katanya.

"Ohh, jangan....... nanti saja, Taysu!" perempuan cantik itu memeganginya, mencegah ia pergi.

"Tapi kekasihku, aku tokh akan sering-sering datang kembali ke mari!" kata si pendeta membujuk. "Lepaskanlah!"

"Jangan Taysu.......!"

"Tapi ada sesuatu yang perlu kuurus!"

"Nanti saja....... tidak kau kasihan padaku, Taysu?" kata wanita cantik itu manja.

"Jika terlambat bisa membahayakan jiwa kawan-kawanku!" Kata pendeta itu.

"Tapi aku masih membutuhkan kau, Taysu.......!" Kata wanita cantik itu.

Namun si pendeta tetap tak memperdulikannya. Ia menarik tangannya sehingga terlepas dari cekalan si wanita cantik.

Kemudian ia bilang: "Sebenarnya kami sedang menuju ke Yang-cung, untuk menumpas kaum pemberontak! Jika memang berhasil, maka aku akan segera kemari lagi!"

"Taysu.......!"

"Ya.....!"

"Tentunya lama sekali kau baru bisa datang ke mari?" Tanya wanita cantik itu.

"Aku usahakan untuk cepat-cepat berada di sisimu kekasihku. Akupun sangat merindukan kau!" Kata pendeta itu.

"Tapi Taysu....... kau jangan membohongi aku, ya?"

"Percayalah, aku tidak membohongi kau, kekasihku!"

"Taysu.......!"

"Aku pergi sekarang.......!"

"Ohh, kau tega meninggalkan aku sekarang? Fajar masih akan lama menyingsing, aku masih membutuhkan kau, Taysu!"

"Maafkan kekasihku, aku perlu pergi cepat-cepat.......!" Dan si pendeta menghampiri jendela membukanya, ia melompat keluar.

Tapi waktu tubuhnya tengah melayang ke luar melewati jendela itu, tiba-tiba dari arah luar jendela itu menyambar serangkum angin keras dan kuat sekali.

Si pendeta yang tak menyangka akan terjadi hal seperti itu, seketika dadanya kena terhajar telak, tubuhnya terjengkang masuk ke dalam kamar.

Bukan main kagetnya wanita cantik itu. Ia melompat turun dari pembaringan.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now