Jilid 4

3.9K 54 0
                                    

Kim Lo heran, ia bangkit dan duduknya, malah tanpa disadari anak itu terdorong oleh perasaan ingin tahu, telah menghampiri seorang yang menggeletak di lantai rumah makan, mengawasi seakan juga takjub. Orang-orang lainnya yang berada di rumah makan ini jadi gempar, mereka meninggalkan suara yang berisik sekali.

Banyak yang berseru-seru: "Pat-ong-say-mo! Pat-ong-say-mo (Delapan iblis raja singa)!!"

Mendadak tamu-tamu di rumah makan itu tambah berisik, mereka bergegas meninggalkan rumah makan itu. Pada waktu ada beberapa sosok tubuh melangkah masuk ke dalam rumah makan itu.

Rupanya tiga orang laki-laki bertubuh tinggi besar, dengan muka yang bengis, memakai baju ringkas warna biru dan hijau, mengawasi sosok tubuh yang telah mengejang kaku tidak bernapas.

"Mampus! Dia telah mampus!" kata salah seorang di antara mereka.

Di waktu itu juga tampak salah seorang di antara ke tiga orang itu telah menyepak dengan kaki kanannya, tubuh yang telah mengejang kaku tidak bernapas terbalik jadi menengadah, dan ia memperoleh keyakinan orang itu sudah tidak bernapas.

Di waktu itu justeru orang yang menyepak itu melihat Kim Lo. Alisnya terangkat naik.

"Monyet kecil kurang ajar, kau berani dekat-dekat dengan tuan besarmu?" Sambil berkata begitu tangan kanannya diulurkan, dia menjambak baju di punggung Kim Lo, kemudian melemparkan anak itu keluar rumah makan.

Kim Lo semula tidak menyangka orang akan menjambak baju di punggungnya, dia baru kaget disaat tubuhnya dilontarkan keluar rumah makan. Tapi sebagai seorang anak yang selama sepuluh tahun digembleng Oey Yok Su otaknya agak bebal dan kurang cerdas, tokh, ia telah memperoleh didikan yang baik dari seorang ahli. Waktu tubuhnya hinggap, sepasang kakinya lebih dulu mengenai tanah, dan berdiri tegak, tidak terjerunuk ke depan atau terhuyung.

Orang yang tadi melemparkan Kim Lo tadi sesungguhnya memiliki tenaga yang sangat besar, ia yakin tentu anak yang mukanya seperti muka kera itu akan terbanting keras setengah mati di luar rumah makan dan tubuhnya akan terguling-guling. Namun melihat apa yang dilakukan anak itu, orang jadi tertegun.

Kedua orang tamunya juga jadi mengawasi heran. Malah ketika tersadar, salah seorang temannya telah bilang: "Lo-jie, kau dipermainkannya! Ha, ha, tenagamu yang besar tidak ada gunanya sekarang mungkin semalam kau telah makan bunga raya he?!"

Orang yang tadi melempar Kim Lo, yang dipanggil dengan sebutan Lo-jie jadi penasaran. Dia menjejak kakinya, tubuhnya melompat keluar rumah makan, dia mengulurkan tangan kanannya hendak menjambak Kim Lo lagi, akan tetapi, kini Kim Lo tidak membiarkan baju di punggungnya dijambak pula. Dia berkelit. Gerakan Kim Lo membuat jambakan orang itu jatuh di tempat kosong.

Malah Kim Lo juga tidak tinggal diam, begitu ia merasakan tangan Lo-jie meluncur lewat di belakang punggungnya, segera juga kaki kanan diangkat ke belakang, ia telah menendang dengan dupakan yang keras ke arah selangkangan Lo-jie.

Seketika Lo-jie menjerit kesakitan, karena barang miliknya telah terdupak keras, ia terbungkuk-bungkuk sambil tangannya memegangi selangkangannya. Dan memang, ia telah kesakitan, sampai mengucurkan keringat dingin.

Kim Lo kaget sendirinya menyaksikan hasil tendangannya. Ia tidak menyangka Lo-jie akan mengaduh-aduh dengan muka pucat pias menahan sakit yang sangat.

"Kau...... kau kesakitan? Apakah tendanganku tadi terlalu keras, paman?" Tanya Kim Lo sambil menghampiri.

Dua orang kawan Lo-jie ketika tersadar dari tertegun mereka segera maju menghampiri Kim Lo dengan muka yang bengis, salah seorang di antara mereka telah memaki: "Setan cilik, kau ingin main-main dengan tuan besarmu, heh?" dan sambil berkata, yang seorang ini menghantam kepala Kim Lo.

Pendekar Aneh Seruling SaktiWhere stories live. Discover now