Jilid 87

1.7K 33 0
                                    

Melihat kawannya terancam, Pu San Hoat-ong menerjang dengan pukulan yang dahsyat. Namun Kim Lo bisa menghindarkan diri, malah serulingnya telah mengibas, membentur tulang pergelangan tangan Pu San Hoat-ong.

Walaupun kepandaian Pu San Hoat-ong tinggi, tokh terbentur dengan seruling Kim Lo, membuat lengannya itu sangat sakit. Ia mundur beberapa langkah. Hatinya kagum sekali buat kelihayan orang yang mukanya terselubung kain putih ini.

Waktu Kim Lo hendak mendesak Pu San Hoat-ong dan yang lainnya, mendadak ia mendengar jeritan Bie Lan. Nona Yo kena terserempet pedang pada pundaknya. Tebasan pedang lawannya yang menyerang membokong dari belakangnya.

Kim Lo batal buat mendesak Pu San Hoat-ong, ia mendesak ke dekat si gadis.

"Kenapa kau nona?" tegurnya dengan kuatir.

Si gadis mengeleng perlahan.

"Tidak apa-apa.......!" Katanya sambil memutar pedangnya buat menghadapi terus lawannya.

Tapi Kim Lo tahu dengan keadaan terluka seperti itu niscaya si gadis tidak leluasa lagi menghadapi lawan-lawannya. Dia jadi tidak mau berada jauh dari si gadis. Serulingnya telah mengancam biji mata salah seorang lawannya.

Waktu dia mengelak, tangan kiri Kim Lo cepat sekali menyambar, mencengkeram baju di dekat ketiak orang itu. Begitu Kim Lo mengerahkan tenaganya, seketika orang tersebut terlontar ke tengah udara.......

"Mari kugendong!" Kata Kim Lo.

Dan dia tidak menunggu persetujuan si gadis. Tangannya menyambar pinggang si gadis, sedangkan tangan kanannya telah memutar serulingnya.

Dia menjejakkan kakinya, mengempit si gadis keluar dari kepungan orang-orang itu. Waktu itu tampak Kim Cie Sin-kay pun tengah dikepung oleh lawan-lawannya, dan mendengar jerit kesakitan Bie Lan.

Sebetulnya si pengemis berusaha menerjang keluar dari kepungan. Cuma saja ia tidak berhasil, ia telah merubuhkan tiga orang lawannya tapi jumlah lawan yang mengepungnya sangat banyak sekali.

Karena dari itu, ia telah berusaha merubuhkan lawan-lawannya lagi. Ia berusaha menerjang keluar dari kepungan.

Melihat Kim Lo berhasil membawa Bie Lan menyingkir keluar kalangan pertempuran itu hatinya jadi agak lega.

"Siauwhiap, kau bawalah nona Yo ke tempat yang yang aman!" berseru Kim Cie Sin-kay, "biarlah aku yang menghadapi mereka!"

"Baik!" berseru Kim Lo. Dia memang menguatirkan keselamatan Bie Lan. Ia ingin membawa dulu si gadis ke tempat yang aman, kemudian kembali buat membantu Kim Cie Sin-kay.

Belum lagi Kim Lo menjejakkan kakinya, Pu San Hoat-ong bersama enam orang pahlawan Kaisar lainnya, telah datang mengepungnya lagi. Mereka semuanya memiliki kepandaian yang liehay.

Juga Pu San Hoat-ong dalam keadaan murka, bernafsu sekali hendak membunuh Kim Lo. Serangannya selalu mengandung maut. Dan kepungan yang dilakukan memang ketat sekali.

Dalam keadaan seperti itu, untuk sementara waktu Kim Lo tidak bisa membawa menyingkir Bie Lan, malah keadaannya terancam. Sebab dia dengan tangan kiri mengempit pinggang si gadis dan cuma mengandalkan tangan kanannya, membuat gerakannya tidak leluasa dan ia terkepung rapat sekali.

Kim Cie Sin-kay melihat keadaan kawan-kawannya, jadi mengeluh juga, Dengan gusar ia menghantam pada salah seorang lawannya di sebelah kanan. Orang itu terjengkang, Kim Cie Sin-kay berusaha menerobos terus.

Tapi kepungan lawan lawannya sangat rapat sekali. Dan pengemis ini kembali terlibat dalam kepungan itu.

Lawan-lawannya sekarang pun berlaku licik, mereka tidak beradu, dan tangan mereka hanya mengepung dan mengancam, dan selalu mundur jika didesak oleh si pengemis. Dengan demikian, Kim Cie Sin-kay gusar tanpa dapat melampiaskannya, diapun tidak melepaskan diri dari kepungan lawan-lawannya itu.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang