99

433 26 0
                                    

"hey hey hey. Ada apa ini?! Hentikan! Hentikan!" ujar seseorang yang suaranya tak asing lagi bagiku. Liam.

Liam?! Untuk apa ia kembali lagi ke rumah ini? Apa sedari tadi ia mengawasiku di rumah ini?

Sejurus kemudian, perkelahian yang terjadi antara Harry dan Max berakhir. Liam melerai perkelahian mereka.

...

"ada perlu apa kau datang ke rumahku?" tanya Liam kepada Max.

"aku ingin menemui adikmu. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya." jawab Max.

"usir Max dari sini, Li! Aku tidak mau menemuinya!" ujarku dari dalam rumah dengan suara yang keras.

"kurasa kau mendengarnya. So, tinggalkan rumahku sekarang juga. Sebelum aku menghubungi polisi untuk menangkapmu. Kau pikir aku tidak tahu apa yang telah kau lakukan kepada adikku?! Bajingan!" ujar Liam.

"aku butuh bicara dengan adikmu, Liam! Biarkan aku bicara dengannya!" ujar Max kepada Liam.

"apa kau tuli?! Atau kau tidak mengerti bahasa manusia?! Liam dan Alice menyuruh kau untuk pergi dari rumah ini sekarang juga! Go away!"  ujar Harry kepada Max.

"alright, aku pergi. Tapi urusanmu denganku bekum selesai Styles." ujar Max seraya pergi meninggalkan rumahku dan mengacungkan jari telunjuk kanannya ke arah Harry.

"aku tunggu kau kapan pun untuk menyelesaikan urusanmu denganku, Max!" balas Harry kepada Max.

Sejurus kemudian, Max meninggalkan rumahku. Ia berjalan ke arah motornya yang terparkir di depan rumahku sambil memberikan tatapan yang tajam kepada Harry sebelum ia benar-benar pergi.

...

Setelah Max pergi dari rumahku, aku langsung membuka pintu dan keluar untuk memeluk Liam.

...

"oh! Thanks God. Liam! I'm so scared." ujarku sambil berlari ke arah Liam dan memeluknya.

"semuanya sudah aman, sayang. Semuanya sudah terkendali, semuanya baik-baik saja. Tidak ada lagi yang perlu kau takutkan." ujar Liam sambil mengelus punggungku dan mencium kepalaku.

"aku tidak bisa bayangkan jika aku tidak berhasil menutup kembali pintu yang telah aku buka untuknya." ujarku kepada Liam.

"it's ok, dear. You don't have to worry." jawab Liam.

...

"Harry, terima kasih karena kau telah membantuku menghadang Max untuk tidak masuk ke dalam rumahku." ujarku kepada Harry sambil memegang tangannya.

"no problem, Alice. Aku tulus membantumu." jawab Harry kepadaku.

"ekhm! Kurasa karena semuanya sudah teratasi, lebih baik kau pulang. Kau pasti lelah, setelah berkelahi dengan Max." ujar Liam kepada Harry.

"hmm... Li, tidakkah sebaiknya Harry bertamu ke rumah kita terlebih dahulu agar lukanya bisa terobati?"

"tidak usah, Alice. Aku tidak apa-apa. Aku bisa mengobatinya sendiri di rumah. Aku akan pulang sekarang. Bye Alice, bye Liam." ujar Harry seraya pergi dari rumahku dan mengendarai motornya.

...

Setelah Harry pergi meninggalkan rumahku, aku langsung masuk ke dalam rumah dan berjalan ke arah kamarku. Aku sedikit kesal dengan Liam, karena ia menyuruh Harry pulang. Padahal Harry telah membantuku menghadapi Max.

...

"Alice, tunggu sebentar! Aku belum selesai bicara denganmu. Kemarilah!" ujar Liam dari arah ruang keluarga kepadaku.

"ada apa lagi, Li? Aku lelah, aku ingin istirahat." ujarku kepada Liam.

"aku tahu bahwa kau kesal denganku karena aku telah menyuruh Harry pulang secara tidak langsung. Tapi, kemarilah aku ingin bicara denganmu." ujar Liam kepadaku sambil menarik tanganku dan mengajakku duduk di sofa.

...

"so, mengapa Harry bisa ada di sini dan membantumu menghadapi Max saat Max datang? Kau menghubunginya?" tanya Liam.

"ya, aku menghubunginya. Ada apa? Apa aku salah?" balasku kepada Liam.

"tidak, bukan begitu. Tapi yang aku tidak habis pikir, mengapa harus Harry yang datang ke sini untuk membantumu?"

"karena aku yang menghubunginya."

"yes, I know it, darling. Tapi yang aku tanyakan padamu adalah mengapa harus Harry yang kau hubungi? Mengapa tidak orang lain saja?"

"aku sudah mencoba menghubungi Brad dan Zayn. Tapi tidak ada jawaban dari mereka satu pun. Tiba-tiba saja di kepalaku terlintas nama Harry. Jadi aku menghubunginya."

"mengapa kau tidak mencoba menghubungi Louis, Barbara atau mungkin aku? Siapa tahu diantara kami bertiga ada yang bisa membantumu."

"Liam, listen. Pertama, aku tidak mungkin menghubungi Louis, karena Louis belum mengetahui masalah ini. Jika aku menghubunginya, ia pasti akan bertanya-tanya mengapa aku takut untuk bertemu dengan Max. Kedua, aku tidak menghubungi Barbara karena Barbara adalah seorang wanita. Mana mungkin ia kuat melawan Max. Aku sendiri saja tidak mampu menghadapinya sendiri waktu itu. Ketiga, Max datang beberapa saat setelah kau baru saja pergi dari rumah ini. Jadi kupikir tidak mungkin rasanya menghubungimu, karena mungkin kau baru saja sampai di tempat tujuan, dan mana mungkin kau kembali lagi ke rumah ini." ujarku kepada Liam.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Comment if you want to comment ☺(free story suggestion 😉)
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang