81

319 34 0
                                    

*Liam's POV*

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke dalam kamarku, meletakkan semua barang-barangku di dalam kamar.

...

"Li, boleh aku masuk?" tanya Alice di luar kamar ketika aku sedang merebahkan tubuhku di tempat tidur.

"yes, sweetie." jawabku kepada Alice yang ada di depan kamarku.

Alice pun masuk ke dalam kamarku sambil menunjukkan senyuman lebarnya.

"what's up, Alice?" tanyaku kepada Alice.

"aku ingin meminta video Adam Levine. Boleh, kan? Aku sudah tidak sabar melihat videonya." ujar Alice kepadaku.

"ok, wait for a minute."

Aku pun berjalan ke arah meja belajar untuk mengambil handphonku. Sejurus kemudian aku langsung membuka galeri di handphoneku dan mengirimkan video tersebut kepada Alice.

Alice pun sangat senang setelah ia menerima video itu dariku. Ia langsung memelukku erat san mencium kedua pipiku. Ia pun segera kembali ke kamarnya denga  senyum yang merekah di wajahnya.

...

Pukul 22.00 aku pun bersiap-siap untuk pergi tidur. Tak lupa aku meletakkan kacamata yang baru saja aku gunakan untuk membaca di sebuah laci yang ada di samping tempat tidurku.

...

Aku pun terkejut ketika menemukan dua pucuk surat di dalam laciku. Aku tidak tahu siapa pengirim surat tersebut. Aku langsung mengambil surat tersebut dan membacanya satu persatu.

Surat 1:

Hi, Liam. It's me, Harry. Aku adalah teman adik perempuanmu, Alice. Aku mengirimkan surat ini karena aku ingin berterima kasih. Alice telah meminjamkan kamarmu untuk aku tempati selama aku menginap di rumah ini. Tapi kau jangan khawatir, aku tidak melakukan apa-apa pada Alice. Aku hanya menemaninya selama satu malam di rumahmu. Aku melakukan ini karena aku khawatir padanya. Kuharap kau bisa memahami ini. Bye.

Surat 2:

Hi, Liam. It's me Harry (again). Sebelumya aku minta maaf karena aku telah mengimkan kau suratku yang kedua. Maksud aku mengirimkan surat ini padamu adalah, karena aku ingin mengajakmu bertemu denganku. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu. Kurasa kita harus berbicara, karena bagiku ini adalah hal penting yang harus kita bicarakan. Bisa jadi hal yang ingin aku bicarakan padamu adalah hal yang berhubungan dengan suratku yang pertama tadi. Di balik surat ini aku sertakan nomor teleponku. Kuharap kau menghubungiku di nomor itu untuk membicarakan pertemuan kita. Tolong jangan beritahu Alice dan Louis soal suratku yang kedua ini. Kutunggu panggilan darimu. Satu lagi pesanku padamu, tolong jangan kau marahi Alice soal aku yang menginap di rumahmu. Aku yang memaksanya untuk mengizinkan aku menginap di rumahmu. Kuharap kau mengerti ini. Bye.

...

Apa maksud dari surat-surat ini? Jadi Alice telah berbohong padaku soal ia yang tinggal di rumah ini seorang diri dua hari yang lalu? Apa maksud Harry yang mengajakku untuk bertemu dengannya? Hal apa yang ingin ia bicarakan padaku? Apa aku harus menghubunginya dan menanyakan maksud dan tujuannya yang ingin bertemu dan berbicara denganku? Tapi apa yang ingin ia bicarakan padaku?
Ya, aku harus menghubunginya dan membicarakan pertemuan kami. Alice dan Louis tidak boleh tahu soal ini. Tapi aku harus tetap meminta penjelasan dari Alice perihal dirinya yang mengizinkan Harry untuk menginap di rumah ini.

...

"bye, guys." ujar Louis sambil berjalan keluar rumah kepada aku dan Alice yang sedang berada di ruang keluarga.

"bye, Lou." balasku dan Alice kepada Louis.

Tak lama setelah Louis pergi meninggalkan aku dan Alice di rumah, aku masuk ke kamarku. Aku mengambil surat pertama dari Harry yang aku baca tadi malam.
Aku pun kembali menemui Alice yang sedang menonton tv di ruang keluarga.

...

"Alice, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu." ujarku kepada Alice sambil duduk di sebelahnya.

"what? Bicarakan saja." balasnya santai sambil mengganti channel tv dengan remote yang ia pegang.

"tolong lihat aku, Alice." ujarku kepada Alice dengan sedikit tegas.

Alice pun nampak kebingungan, ia langsung menghadapkan badan dan pandangannya kepadaku.

"aku minta kau jawab dengan jujur." pintaku kepada Alice sambil memegang kedua bahunya.

Aku dan Alice bertatapan satu sama lain. Alice nampak sedikit bingung dan gugup ketika menghadap ke arahku. Entah ia sudah bisa menebak hal apa yang ingin aku bicarakan atau belum.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Comment if you want to comment ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang