40

405 27 0
                                    

Hari pertamaku di rumah dad, aku hanya menghabiskan waktuku di rumah dad sepulangnya aku dari bandara. Karena memang hari ini aku sedang malas untuk keluar rumah, dikarenakan di luar sedang hujan.

...

Saat aku sedang membaca novel di kamarku, aku mendengar suara yang cukup ramai dari lantai bawah. Seperti suara gadis-gadis yang sedang bercengkrama dan tertawa. Siapa lagi jika bukan teman-teman Lucy. Gadis-gadis itu pasti teman Lucy. Mereka pasti sedang berkumpul di rumah ini, bercengkrama, membicarakan suatu hal dan menertawainya. Entah hal apa yang sedang mereka bicarakan di bawah sana. Yang jelas suara mereka mengganggu konsentrasiku yang sedang membaca novel di kamar.

Aku pun mencoba untuk menutup kedua telingaku dengan kapas, dengan harapan agar aku tidak mendengar suara gadis-gadis itu lagi.

...

Tiba-tiba saja aku merasakan handphoneku bergetar. Menandakan ada sebuah panggilan masuk untukku. Ternyata itu adalah panggilan dari Barbara.

...

"hi, my bitch! Long time no see with you. I miss you so much." ujar Barbara kepadaku ketika aku menjawab panggilan darinya.

"hi, Barbs! I miss you too." balasku kepada Barbara di ujung telepon.

"where are you now? Aku seperti mendengar suara para gadis yang sedang tertawa di kejauhan."

"well, kau benar. Memang ada suara gadis-gadis yang sedang tertawa di lantai bawah. Aku sedang berada di rumah dad saat ini. Kedua kakakku -" aku menjelaskan kepada Barbara mengapa aku bisa ada di rumah dad.

"oh, I see. Jika aku jadi kau, aku sudah menyiapkan satu buah ember berisi air lalu aku siramkan satu ember air itu ke kepala mereka dari lantai atas. Dan aku akan mengatakan 'oh, sorry. Aku mengira ada sekumpulan anjing di bawah yang tak henti-hentinya menggonggong karena lapar.'" ujar Barbara kepadaku di ujung telepon.

"well, Barbs. Sayangnya aku bukan dirimu yang akan melakukan hal itu. Lagi pula ini bukan rumahku, ini rumah dad dan keluarga barunya, termasuk Aaron dan Lucy. So, ini rumah mereka. Mereka berhak melakukan sesuka mereka di rumah ini. Oh iya, by the way, kau sedang ada di Hungaria?" ujarku kepada Barbara sambil menggelengkan kepalaku.

"ya, aku sedang berada di Hungaria bersama Anita dan kedua orang tuaku. Tapi besok kedua orang tuaku akan kembali lebih dulu ke Inggris karena urusan pekerjaan."

"bagaimana cuaca di sana? Apakah bersahabat denganmu saat ini?"

"ya kurang lebih seperti itu. Tapi kurasa sebentar lagi akan turun hujan. Oh iya, rencananya apa yang akan kau lakukan selama berada di rumah ayahmu itu?"

"I don't know. I have no idea. Aku sedang asyik membaca novel yang baru saja aku beli. Rencananya aku akan membaca novel-novelku ini hingga novel ini tamat dan hingga aku merasa bosan."

"well, semoga kau betah berada di sana dalam jangka waktu yang lama."

"yeah, I hope so."

"oh iya, bagaimana kabarmu dengan Harry?"

"kabarku dengan Harry? Mengapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu padaku?"

"apa ada yang salah dari pertanyaanku barusan? Aku hanya bertanya saja."

"well, Harry baik-baik saja. Tidak ada hal yang baru darinya yang bisa aku ceritakan padamu."

"apakah kau sering berkomunikasi dengannya?"

"well, beberapa hari ini aku baru saja bertemu dengannya dan kakak perempuannya di sebuah toko kamera."

"oh ya? Aku baru tahu jika Harry memiliki seorang kakak perempuan. Kupikir ia adalah anak satu-satunya."

"tidak. Ia adalah anak kedua dari dua bersaudara. And you know what? Kakak perempuan Harry memiliki wajah yang hampir serupa dengan Harry. And I think she's a pretty girl."

"wow! Aku jadi penasaran bagaimana kakak perempuan dari seorang Harry Styles yang kau bilang cantik itu. Apa ia jauh lebih cantik dariku?"

"kau mau jawaban jujur atau bohong?"

"bagaimana jika keduanya?"

"baiklah. Jawaban jujur adalah kau lebih cantik darinya."

"thank you, Alice. I know it. Apa jawaban bohongnya?"

"kata-kataku barusan adalah bohong."

"what?! Itu artinya sama saja kau menganggap bahwa kakak perempuan Harry jauh lebih cantik dariku. Sahabat macam apa kau ini!"

"hahaha. I'm just kidding, Barbs. Aku tidak bisa menilai seseorang dari kecantikannya. Semua wanita di ciptakan cantik oleh Tuhan."

"ya ya ya. Alasanmu ku terima untuk kali ini. Baiklah, kurasa sampai disini dulu perbincangan kita. Aku akan pergi bersama Oma dan Anita. Love ya. Bye." ujar Barbara seraya memutuskan sambungan telepon denganku.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang