57

376 28 1
                                    

"apa kau mau makan es krim?" tanya Harry kepadaku.

"boleh. Kebetulan sekarang matahari sedang bersinar terik." jawabku kepada Harry.

"baiklah kalau begitu. Aku tahu cafe yang menjual es krim sebagai menu pokok mereka. Aku jamin semua es krim yang ada di cafe itu rasanya enak. Come on!"

Aku dan Harry langsung pergi menuju cafe yang Harry maksud.

...

"here we go! Silahkan turun nona." ujar Harry sambil membukakan pintu untukku.

"mengapa tiba-tiba kau membukakan pintu untukku?" tanyaku kepada Harry.

"well, ini adalah salah satu rangkaian ucapan terima kasihku kepadamu karena kau telah mau menemaniku hari ini mencari kado ulang tahun untuk Gemma." jawabnya.

"it's ok, Harry. Sebenarnya menurutku ini terlalu berlebihan. Hahaha."

Aku dan Harry langsung memasuki cafe tersebut sambil berjalan beriringan.

Lagi-lagi Harry bertingkah laku romantis kepadaku. Ia menarik kursi dan mempersilahkan aku duduk di kursi yang ia tarik barusan.

"silahkan duduk, nona." ujar Harry kepadaku sambil memberikanku sebuah senyuman hingga aku bisa melihat lesung pipinya.

...

"wait, Harry! Hold on!" ujarku kepada Harry. Menahannya agar ia tidak memakan es krim nya terlebih dahulu.

Aku langsung mengeluarkan kamera dari dalam tasku dan memotret gambar es krim yang sedang kami pegang masing-masing. Aku memotretnya berada dalam satu frame. Aku menggeser posisi tubuhku hingga aku mendapatkan angle yang bagus dari es krim yang di pegang olehku dan Harry.

"kupikir kau akan mengunggah foto es krim itu di Path dan melakukan check in di cafe ini bersamaku." ujar Harry kepadaku.

"of course no, Harry. Aku sudah jarang memainkan aplikasi Path ku. Aku hanya membuka aplikasi Path untuk menge-like postingan teman-temanku, atau menge-share lagu apa yang sedang aku dengarkan dan juga melakukan check in di suatu tempat. Tapi aku jarang sekali atau mungkin tidak pernah mengikutsertakan orang-orang yang sedang bersamaku di tempat tersebut." jelasku kepada Harry.

...

"by the way, apa kau menyukai musik?" tanyaku kepada Harry ketika kami sedang menikmati es krim kami masing-masing.

"ya, aku menyukai musik. Apa kau percaya padaku jika waktu di Junior High School dulu aku pernah tergabung ke dalam suatu band. Nama band ku waktu itu adalah White Eskimo. Apa kau percaya itu?" tanya Harry kepadaku.

"really? Apa kau serius?"

"yes. I'm serious. Look at this." ujar Harry yang menunjukkan fotonya saat ia tergabung dalam band White Eskimonya.

"is that you, Harry?" tanyaku kepada Harry.

"yeah, it's me."

...

"lalu, apa kau sama seperti Gemma?" tanyaku kepada Harry.

"sama seperti Gemma? What do you mean?" tanya Harry bingung.

"kau bilang Gemma adalah seorang fangirl. Itu semua karena kecintaannya kepada musik. Lalu apakah kau juga seorang Fanboy?"

"no. I'm not a fanboy. Aku memang menyukai musik, tapi aku tidak seperti Gemma yang memiliki pernak-pernik musisi kesukaannya. Aku hanya menyukai karya para musisi itu saja, menyukai musik yang mereka hasilkan. Just it."

"oh iya, by the way saat aku pergi menonton konser Robbie William dengan keluarga dad baru-baru ini, aku bertemu dengan Gemma."

"oh ya? Gemma dan temannya?"

"ya, Gemma dan temannya. Kau tahu, ada kejadian yang nenurutku -" ujarku yang terpotong karena seseorang memanggilku.

...

"Alice!" panggil salah seorang teman kampusku, Hailey kepadaku.

"hi, Hailey! Kau ada di cafe ini juga rupanya?" tanyaku kepada Hailey.

"iya, Justin bilang es krim di cafe ini enak, so kami memutuskan untuk pergi ke cafe ini. Oh iya, siapa dia? Apa dia kekasihmu?" tanya Hailey kepadaku sambil beebisik soal Harry.

"hmm... oh iya, Hailey. He's Harry. He's my -" ujarku yang lagi-lagi terpotong oleh Hailey setelah Hailey berkenalan dengan Harry.

"oh iya, kebetulan aku sedang membuat vlog. Bagaimana jika kalian berdua masuk ke dalam vlogku? Kalian mau, kan? Baiklah langsung saja kita mulai ya." ujar Hailey yang mulai merekam video untuk vlognya.

"rasanya tak lengkap jika kita tidak foto bersama. Lagi pula jarang sekali kan kita bertemu secara kebetulan seperti ini. Kalian mau, kan? Ayo kita berfoto bersama." ajak Hailey kepada aku dan Harry.

"bagaimana jika aku saja yang memfoto kalian?" tanya Harry kepada Hailey.

"tidak perlu Harry. Kita tidak perlu foto yang menampilkan keseluruhan badan. Isn't it, babe?" tanya Justin kepada Hailey.

"yeah, Justin benar. Ayo merapat Harry. Kita akan selfie pada hitungan ke tiga." ujar Hailey sambil menekan tombol kamera miliknya.

Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Hailey yang mengatur kami saat ini. Ia yang paling dominan diantara kami berempat. Ya, ia memang gadis yang seperti itu.

...

Setelah berkunjung ke cafe tersebut aku dan Harry memutuskan untuk pulang.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang