13

653 32 1
                                    

"Barbs, sekali lagi kau melakukan itu, aku akan sangat marah padamu! Aku tidak akan mau berbicara denganmu satu kata pun! Aku tidak mau lagi menemanimu kemanapun kau minta." ujarku kepada Barbara.

"my lovely, Alice. I'm so sorry. Memang apa salahnya?! Aku hanya berusaha membantumu agar kau dapat menyelesaikan masalah ini secepatnya." ujar Barbara kepadaku.

"Barbs! Stop it. I know what you want. Tapi saat ini situasi sedang tidak memungkinkan. So please, stop it." ujar Brad kepada Barbara.

...

Setelah selesai kuliah, aku pulang bersama Liam. Kali ini aku tidak hanya bersama Liam, melainkan bersama kekasihnya, Sophia.

"hi, pretty. How are you? Long time no see with you, dear." ujar Sophia kepadaku sambil memelukku erat di depan mobil Liam yang akan kami naiki nanti.

"hi, my lovely Soph! I'm good thank you. I miss you so much my Soph!" ujarku kepada Sophia sambil membalas pelukannya.

...

"Li, aku lapar. Kau akan masak apa untuk makan siang kita hari ini?" tanyaku kepada Liam di dalam mobil.

"hmm... Alice. Bagaimana kalau kita makan diluar bersama? Apa kau setuju?" tanya Sophia kepadaku.

"tidak, Soph. Aku tidak mau. Kalian saja yang pergi berdua." jawabku kepada Sophia.

"why, dear? Apa aku berbuat salah padamu? Jika iya, aku minta maaf, ya. Ayo lah, jangan marah seperti ini." ujar Liam sambil melihatku dari kaca spion tengah.

"no, Li. Aku tidak marah padamu, aku tidak mau saja menjadi perusak acara kencan kalian."

"kencan apa?" tanya Liam kepadaku.

"Alice, aku dan Liam tidak sedang ingin berkencan. Kami justru ingin melakukan quality time bersamamu. Karena aku merasa bahwa aku dan Liam tidak pernah lagi melakukan quality time bersamamu. Come on, Alice. Kau mau, kan?" bujuk Sophia kepadaku.

Akhirnya aku pun mau pergi bersama mereka berdua. Kami bertiga pergi ke sebuah restoran Italia di kota London.

...

Sesampainya di restoran tersebut, kami langsung memesan makanan dan makan bersama.

Tiba-tiba saja ada seorang laki-laki bersama salah seorang temannya menghampiri meja kami.

...

"hi, Alice. Ternyata kita bertemu di sini." ujar Harry kepadaku sambil memegang bahuku.

Aku pun terkejut seketika dengan kehadiran Harry. Ia datang tak sendiri. Ia datang bersama Aaron yang ada di belakangnya. Tak seperti Harry yang begitu ramah kepadaku walaupun kami belum lama kenal, Aaron justru terlihat enggan menyapa kami, ia berdiri di belakang Harry sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan mengunyah permen karet.

"oh. Hi, Harry." balasku kepada Harry.

"kau? Kau laki-laki yang waktu itu terlibat pertikaian dengan Louis di rumahku, kan? Alice, siapa dia? Mengapa ia bisa ada di sini? Mengapa ia bersama Aaron? Kau mengenalnya?" tanya Liam kepadaku.

Aku bingung harus menjawab pertanyaan Liam mulai dari mana. Karena Liam banyak melontarkan pertanyaan kepadaku.

"ok, Li. Calm down. Aku akan jelaskan semuanya kepadamu. Hmm... aku permisi sebentar. Harry ikut aku!" ujarku kepada Liam sambil menarik tangan kanan Harry untuk mengikutiku.

...

"ada apa kau membawaku ke sini? Kakakmu yang satu itu belum mengenalku, ya? Bagaimana jika aku memperkenalkan diriku kepadanya? I think it's a good idea, right?" ujar Harry kepadaku.

"Harry, kusarankan lebih baik kau tidak usah memperkenalkan dirimu kepadanya. Biar aku saja yang memperkenalkanmu kepada kakakku yang satu itu. Aku akan jelaskan kau itu siapa, mengapa kau bisa datang bersama Aaron, mengapa waktu itu kau bertegkar dengan Louis di rumahku, semua akan aku jelaskan padanya. Sekarang kau lebih baik lakukan apa yang menjadi tujuan utamamu datang ke restoran ini. Kau datang ke sini untuk makan bersama Aaron, kan? Makan lah. Biar aku yang menjelaskan semuanya kepada Liam." ujarku kepada Harry.

"ya ya ya, baiklah. Terserah kau saja. Tapi ingat. Jika kau membutuhkan bantuanku untuk menjelaskan semuanya kepada kakakmu itu, aku akan selalu siap membantumu. Kau mengerti, kan?"

"ya ya ya. Aku mengerti Harry, pergi lah."

...

"Li, Soph. Kalian berdua sudah selesai makan, kan? Bagaimana jika kita langsung pulang saja." pintaku kepada Liam dan Sophia.

"tapi, Alice. Kau belum menjelaskan kepadaku siapa laki-laki keriting itu." ujar Liam kepadaku.

"iya, Li. I know. Aku akan jelaskan di dalam mobil ketika kita dalam perjalanan pulang. Ayo kita pulang sekarang." ajakku kepada Liam.

Kami bertiga pun akhirnya masuk ke dalam mobil dan langsung meninggalkan restoran Italia itu.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang