20

563 34 0
                                    

"bagaimana kelanjutan antara pertemuan Liam dan Harry? Kapan rencananya mereka berdua akan kau pertemukan?" tanya Zayn kepadaku ketika kami sedang berada di dalam kelas untuk menanti kedatangan Mrs. Leah.

"entahlah, aku belum menanyakan hal ini kapda Liam. Aku akan menanyakannya pulang kuliah nanti." jawabku kepada Zayn.

"kau akan pulang bersama Liam hari ini? Mengapa tidak hari ini saja kau mempertemukan Liam dan Harry? Bukankah lebih cepat lebih baik?" ujar Barbara kepadaku.

"tidak Barbs. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk aku membicarakan hal itu kepada Liam. Pikiran kami sedang difokuskan kepada Louis." ujarku kepada Barbara.

"Louis? Ada apa dengan kakakmu yang satu itu? Apa yang terjadi padanya?" tanya Bradley kepadaku.

"dia belum pulang sejak tadi malam. Oleh karena itu ia tidak masuk kuliah hari ini." jelasku.

"calm down, Alicia. Kau jangan panik. Mungkin saja ia sedang berada di rumah Ele, atau -" ujar Zayn yang langsung saja ku potong.

"tidak, Zayn. Justru Ele menanyakan keberadaan Louis pada aku dan Liam ketika kami baru saja tiba di kampus." ujarku kepada Zayn.

"tadi malam ketika aku pulang dari ulang tahun Taylor, Louis -" ujarku kepada teman-temanku menjelaskan kronologi Louis yang pergi sejak tadi malam.

"jadi, Jonathan yang pernah kau ceritakan itu kembali mengganggu Louis?" tanya Brad kepadaku.

"iya, aku takut terjadi apa-apa dengan Louis. Karena Jonathan mengirimkan sebuah boneka yang seolah-olah telah terbunuh. Aku takut jika Louis -" ujarku yang langsung terpotong oleh Barbara.

"sssttt, Alice. Calm down. Kau harus berpikiran positif bahwa Louis akan baik-baik saja. Ia adalah orang yang kuat dan pemberani." ujar Barbara sambil memelukku.

"apa kau sudah mencoba menghubunginya?" tanya Zayn kepadaku.

"aku sudah berkali-kali menghubunginya. Tapi nomornya tidak aktif. Kurasa ia sengaja tidak mengaktifkannya. Ia tidak mau jika aku dan Liam terus-terusan menanyakan keberadaannya." jawabku kepada Zayn.

"apa kau sudah mencoba menanyakan keberadaannya kepada anggota Holmes Chapel Motorclub, such as Aaron and Harry maybe." ujar Zayn kepadaku.

"not yet. Aku bahkan tidak terpikirkan ke arah sana." jawabku kepada Zayn.

"apa yang dikatakan Zayn ada benarnya juga. Mengapa kau tidak mencoba untuk meminta bantuan kepada Aaron atau Harry. Siapa tahu mereka dengan senang hati akan membantumu. Tidak ada salahnya jika kita ingin mencoba, kan?" ujar Brad kepadaku.

"tapi, apa kalian yakin, jika Aaron dan Harry akan membantu Alice jntuk mencari keberadaan Louis? Ya, seperti yang kita ketahui bahwa club motor pimpinan Aaron itu sangat bermusuhan dengan club motornya Louis." ujar Barbara.

"apa kau lupa dengan club motor kami yang juga bermusuhan dengan Doncaster Motoclub?" ujar Zayn kepada Barbara.

Tanpa basa basi aku langsung menghubungi Aaron saat itu juga. Tidak peduli dengannya yang sangat bermusuhan dengan Louis.

...

"tumben sekali kau meneleponku di saat seperti ini. Ada apa Alicia?" tanya Aaron di ujung telepon.

"kau sedang apa? Apa aku mengganggumu?" tanyaku kepada Aaron.

"tidak. Aku sedang berada di bengkel sekarang. Ada perlu apa?"

"begini, Aaron. Aku ..." ujarku kepada Aaron menceritakan maksud dan tujuanku meneleponnya saat ini.

*Aaron POV*

Jadi, Louis hilang. Sebenarnya aku malas sekali mencari keberadaan Louis saat ini. Tapi berhubung Alice yang memintaku untuk mencari keberadaan Louis, apa boleh buat.
Kasihan sekali Alice, ia terdengar sedih sekali. Ia pasti sangat khawatir dengan keberadaan Louis sekarang. Aku akan mencari Louis demi Alice. Jika bukan Alice yang meminta bantuanku, aku tidak akan mau melakukannya.
Lagi pula, ada-ada saja tingkah Louis. Dia hanya bisa membuat kedua adiknya khawatir memikirkannya.

"hallo, Aaron. Kau masih di sana, kan?" panggil Alice di ujung telepon.

"oh, iya. Aku masih di sini. Baiklah aku akan membantumu. Jika aku sudah menemui dimana keberadaannya, aku akan segera memberitahumu, agar kau sendiri yang menemuinya." ujarku kepada Alice.

"terima kasih Aaron. Kau memang saudara tiriku yang paling baik. Aku senang bisa berhubungan baik denganmu. Sekali lagi terima kasih. Bye." ujar Alice kepadaku seraya memutuskan sambungan teleponnya.

"aku melakukan ini untukmu, Alice." ujarku setelah Alice memutuskan sambungan telepon denganku.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang