15

646 27 3
                                    

Setelah membersihkan diri, aku langsung merebahkan diriku sejenak di tempat tidur. Tiba-tiba saja aku teringat untuk menceritakan soal kejadian yang terjadi antara Harry dan Liam di restoran Italia tadi kepada Barbara. Buru-buru aku menekan nomor telepon Barbara.

...

"hi Barbie. Kau sedang dimana? Apa aku mengganggumu?" tanyaku kepada Barbara ketika telepon kami terhubung.

"tidak Alice. Aku sedang berada di kamarku. Bersantai di tempat tidur sambil memainkan gadgetku. What's up?" tanya Barbara kepadaku.

Aku langsung menceritakan kejadian di restoran Italia itu kepada Barbara. Barbara mendengarkan ceritaku dengan seksama di ujung telepon.

"aku harus bagaimana ini, Barbs. Urusanku dengan Louis belum selesai, sekarang Liam juga ikut-ikutan marah padaku." ujarku kepada Barbara.

"justru ini kesempatan bagus, Alice." jawab Barbara kepadaku.

"kesempatan bagus macam apa? Menurutku membuat kedua kakakku percaya kepadaku adalah hal yang sulit."

"no, Alice. Kau tidak mengerti maksudku."

"..." aku hanya terdiam sambil memikirkan maksud dari kata-kata Barbara.

"listen. Kau bisa mempertemukan dan mengenalkan Harry sebagai kekasihmu. Oops! I mean... you new bestfriend kepada Liam. Jika kau sulit meyakinkan Louis bahwa Harry adalah orang baik, kau bisa meyakinkan Liam soal ini terlebih dahulu. Lebih mudah meyakinkan seorang Liam Tomlinson dari pada seorang Louis Tomlinon, bukan? Baru lah setelah itu kau bicara baik-baik soal Harry kepada Louis. Kau bisa mengikutsertakan nama Liam jika Louis masih tidak percaya denganmu, dengan catatan pertemuan Liam dan Harry berlangsung lancar, baik, dan Liam juga menilai bahwa Harry adalah anak yang baik. It's so simple, right?"

Apa yang dikatakan Barbara benar juga. Jika aku sulit meyakinkan soal Harry kepada Louis, aku bisa memulainya dari Liam terlebih dahulu, barulah setelah itu aku mencoba lagi meyakinkan Louis soal Harry. Jika Louis masih tidak percaya denganku, aku bisa mengikutsertakan nama Liam. Aku harus bisa membujuk Liam agar dia mau membantuku dalam memberi tanggapan soal Harry, agar Louis mempercayaiku bahwa Harry adalah orang yang baik.

"hello! Alice! Kau masih di sana, kan?" tanya Barbara di ujung telepon kepadaku.

"yes, of course, Barbs. Baiklah akan kucoba saranmu itu. Aku akan mengatur jadwal agar Harry dan Liam bisa bertemu satu sama lain. Thank you, my Hungarian gurl. Love ya. Bye." ujarku kepada Barbara seraya memutuskan sambungan telepon dengannya.

...

Keesokan harinya setelah pulang kuliah, aku bertemu dengan Harry di sebuah kedai kopi yang ada di dekat rumah Barbara. Pertemuan kami kali ini telah aku rencanakan sebelumnya. Aku memintanya untuk menemui aku di kedai kopi tersebut. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan padanya. Lagi-lagi aku berbohong kepada kakakku soal ini. Aku mengatakan Liam bahwa aku akan mengerjakan tugas kuliah terlebih dahulu di rumah Barbara. Ya, hari ini seharusnya aku pulang bersma Liam.

...

"hi, Harry. Maaf membuatmu menunggu. Apa kau sudah tiba sedari tadi?" tanyaku kepada Harry begitu aku tiba di kedai kopi tempat aku bertemu dengan Harry.

"not yet. Aku baru lima menit tiba di tempat ini. Oh iya, kemana Bella? Kupikir kau datang bersamanya ke tempat ini." tanya Harry kepadaku.

"Bella? Maksudmu, Barbara? Aku memang datang ke sini bersamanya. Tapi, ia hanya mengantarku saja ke tempat ini. Ia sudah pulang lebih dulu ke rumahnya untuk mengerjakan tugas kuliah yang akan dikumpulkan besok." ujarku kepada Harry.

...

"baiklah, Harry. Kurasa aku langsung to the point saja apa yang ingin aku bicarakan padmu. Kau kan tahu, jika aku punya dua orang kakak. Sudah lama kau memintaku untuk ..." ujarku kepada Harry menjelaskan semuanya dari awal.

"ya ya ya. Aku mengerti maksudmu. Karena Louis adalah orang yang keras kepala, jadi kau akan mempertemukan aku dengan Liam terlebih dahulu?" tanya Harry kepadaku.

"exactly!" jawabku singkat.

"aku siap dan bisa jika harus bertemu dan memperkenalkan diriku kepada Liam. Kapan dan dimana aku bisa bertemu dengannya? Dirumahmu? Hah?!"

"no no no. Tentu tidak Harry. Aku akan mengatur waktu dan tempat kalian akan bertemu. Oh iya, kapan kira-kira kau memiliki waktu luang untuk bertemu dengan Liam?"

"kapan saja aku bisa dan aku siap. Kau bisa hubungi aku kapan saja kau mau mempertemukan aku dengan kakakmu itu."

"baiklah, kalau begitu aku akan bicarakan hal ini dengan Liam terlebih dahulu. Jika ia sudah setuju, barulah aku kabari dirimu secepatnya."

...

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Thanks 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang