78

320 32 0
                                    

Aku pun mencoba menghubungi Louis. Aku ingin memberitahunya bahwa aku sudah ada di rumah. Jadi, ia tidak perlu menjemputku lagi di rumah dad.

...

"yes, Alice. What's up?" tanya Louis di ujung telepon kepadaku.

"nothing. Aku hanya ingin memberitahu bahwa aku sekarang sudah berada di rumah kita. So, kau tidak perlu lagi menjemput aku di rumah dad." balasku kepada Louis.

"kau sudah ada di rumah?! Dengan siapa kau kembali ke rumah? Apa kau meminta Aaron untuk mengantarmu?"

"tidak. Aku kembali ke rumah dengan taksi."

"mengapa kau kembali ke rumah lebih cepat?"

"karena aku sudah merasa bosan berada di sana. Yeah, you know bahwa di rumah dad hanya ada aku, Aaron dan Sonah. Aaron adalah laki-laki yang suka bepergian, so karena aku merasa bosan, aku putuskan untuk kembali ke rumah."

"baiklah kalau begitu. Begitu aku sampai di rumah, kita langsung ke bandara untuk menjemput Liam."

"kira-kira, kapan kau akan sampai di rumah?"

"I don't know. Maybe besok siang."

"alright. Kau harus sering-sering mengabariku jika kau akan tiba di rumah nanti. Aku tunggu kabar darimu selanjutnya. Love ya. Bye." ujarku kepada Louis sambil mematikan teleponku.

...

Pagi harinya aku terbangun oleh dering alarm dari handphoneku. Aku langsung mematikannya dan beranjak dari tempat tidurku untuk berjalan ke kamar mandi.

...

Aku langsung keluar kamar untuk mengecek keberadaan Harry di kamar Liam. Namun, saat aku membuka pintu kamar Liam, Harry tidak ada di tempat.

...

Kemana Harry? Apa ia sudah bangun dari tidurnya, lalu pergi berolahraga di sekitar rumahku? Tapi, rasanya tidak mungkin ia melakukan hal itu. Tapi jika ia tidak melakukan itu, lalu kemana dia sekarang?

Aku pun membuka pintu kamar Louis dan juga pintu kamar tamu yang ada di rumahku. Mencoba mencari keberadaan Harry di sana. Namun hasilnya nihil. Harry tidak ada di dua kamar itu.

Aku mencari Harry di setiap ruangan yang ada di rumahku. Tak lama kemudian, aku menemukan Harry. Ia sedang tertidur pulas di sofa.

Aku pun berjalan ke arahnya, membuka tirai yang tertutup agar sinar matahari masuk ke dalam rumahku dan menyoroti wajah damai Harry yang sedang tertidur pulas. Aku sengaja ingin membangunkannya karena aku ingin mengajaknya sarapan bersama pagi ini.

...

Setelah aku menyingkap tirai yang ada di belakang sofa tempat Harry tidur, kedua alis mata Harry tiba-tiba saja bergerak, menandakan bahwa ia sedikit merasa silau karena sinar matahari yang menyoroti wajah damainya.

...

"good mornin' Harry." sapaku kepada Harry ketika ia membuka kedua matanya.

"hi, good morning Alice. Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?" tanya Harry kepadaku.

"I'm good thank you. Mengapa kau tidur di sini?"

"kurasa aku tertidur di sofa ini sesaat setelah aku menghubungi ibuku."

"oh, I see. Come on, Harry. Let's go."

"pergi? Pergi ke mana?"

"McDonald? Membeli sarapan pagi? Apa kau tidak lapar?"

"biar aku saja yang membelinya. Kau tunggu saja di rumah. Aku akan segera kembali." ujar Harry sambil bangkit dari sofa, berjalan ke kamar Liam untuk mandi dan berganti pakaian lalu pergi dengan menggunakan motornya.

...

Sekembalinya Harry dari membeli makanan, aku dan Harry langsung menyantap makanan tersebut berdua di ruang makan.

...

"kapan kedua kakakmu sampai di rumah ini?" tanya Harry sambil meneguk minumannya.

"Louis berkata padaku siang nanti ia akan tiba di rumah ini." jawabku kepada Harry.

"kalau begitu, aku akan pulang jika Louis sudah benar-benar tiba di rumah ini."

"no, Harry. Jangan! Kau harus pulang sebelum Louis tiba di rumah ini. Bukannya aku tidak mau kau ada di sini, but I think you know Louis so well. Ia pasti akan marah jika ia tahu kau ada di rumah ini, apalagi kau hanya berdua bersamaku."

"mengapa ia harus marah padaku? Aku di sini kan untuk menjagamu, menemanimu selama dia tidak ada di rumah, so dia tidak seharusnya marah padaku."

"Harry, come on. Pergilah sebelum Louis tiba di rumah ini. Jika kau tidak menuruti permintaanku yang satu itu, pertemuan kau dan kedua kakakku akan kembali tertunda. Kau sendiri kan, yang bilang bahwa kau mau bertemu dengan kedua kakakku dan berbicara dengan mereka. So, please. Jangan buat mood mereka hancur begitu mereka sampai di sini. Mereka masih belum bisa menerimamu sebagai temanku."

...

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Comment if you want to comment ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang