91

335 28 2
                                    

"hi, Ash! Sudah lama menunggu?" tanya Louis kepada Ashton ketika ia sudah sampai di ruang kelurga.

"lumayan. But, it's ok. Ada Alice yang menemaniku sedari tadi." jawab Ash sambil menepuk-nepuk punggungku.

"alright. This is for you Alice!" ujar Louis sambil memberikan sebuah minuman starbucks favoritku.

Jarang sekali ia berbaik hati kepadaku seperti ini. Kurasa moodnya sedang baik hari ini.

...

Aku pun masuk ke kamarku, meninggalkan Louis dan Ashton di ruang keluarga. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada Louis dan mencium pipinya.

...

Apa benar yang dikatakan Ashton tadi? Ia melakukan itu semua untukku? Ia sengaja melakukan itu agar aku bisa bertemu dan mengenal Harry lebih dekat? Aku tidak menyangka bahwa Ashton sebaik itu padaku. Soal Harry, bagaimana dengan Harry? Apa aku harus meminta maaf padanya? Sekarang? Tapi, apa Harry mau memaafkanku? Bagaimana jika Harry marah kepadaku karena ia sudah terlanjur kesal dan sakit hati karena kata-kataku waktu itu?
Sahabatku! Ya, aku harus bercerita mengenai hal ini kepada sahabatku.

...

Sejurus kemudian, aku mengambil handphoneku dan menekan nomor telepon Barbara.

...

"hi, Alice. What's up?" tanya Barbara di ujung telepon kepadaku.

"kau sedang apa, Barbs? Apa kau sedang sibuk?" tanyaku kepada Barbara.

"tidak. Aku sedang bersantai di kamarku. Ada apa?"

"ada yang ingin aku bicarakan padamu. Apa kau bisa ke rumahku?"

"sekarang juga? I mean, hari ini?"

"ya, hari ini. Apa kau bisa?"

"alright. Aku akan ke rumahmu satu jam lagi. Tapi  aku tidak bisa lama-lama. Aku akan pergi dengan Niall setelah itu."

"it's ok. Aku tunggu kau di rumahku. See ya. Bye." ujarku kepada Barbara sambil memutuskan sambungan telepon dengannya.

...

Satu jam kemudian, ketika Barbara sudah sampai di rumahku, aku langsung mengajaknya masuk ke dalam kamarku. Aku melihat Louis dan Ashton yang masih berbincang-bincang di sofa yang ada di ruang keluarga.

...

"oh, I see. Jadi, Ashton yang merencanakan touring klub motor itu?" tanya Barbara kepadaku setelah aku menceritakan semuanya kepada Barbara.

"exactly! Ashton yang melakukannya." jawabku singkat.

"soal Harry, bagaimana menurutmu? Apa aku harus meminta maaf padanya? Sekarang juga?" tanyaku kepada Barbara.

"kurasa begitu. Lebih cepat lebih baik. Menurutku Harry tidak salah. Walaupun aku sahabatmu, tapi aku setuju dengan apa yang Harry lakukan. Aku setuju dengan Ashton. Menurutku Harry tidak salah, karena ia hanya ingin dirinya tidak di pandang sebelah mata lagi oleh kedua kakakmu." jawab Barbara.

"tapi bagaimana jika Harry marah padaku? Bagaimana jika Harry tidak mau memaafkanku? Bagaimana jika Harry membenciku? Bagaimana jika Harry -" ujarku yang langsung di potong oleh Barbara.

"ssstttt!!! Alice, listen! Percayalah padaku, Harry tidak akan seperti itu. Ia tidak akan marah padamu, karena ia merasa bahwa ia telah bersalah padamu. Saat ini Harry berpikiran bahwa kau benar-benar marah padanya. Ia berpikira  bahwa kau benar-benar telah membencinya. So, Alice. Temui Harry sekarang juga. Minta maaf padanya." ujar Barbara kepadaku.

Sejurus kemudian, Barbara mengambil handphoneku dan mengetik sebuah pesan.

...

"sent! Semuanya sudah beres, Alice. Tinggal menunggu balasan dari Harry, dan kau akan bertemu dengannya besok." ujar Barbara sambil meletakkan handphoneku di atas kasur di samping pahaku.

Barbara mengirimkan sebuah pesan dari handphoneku kepada Harry. Pesan itu berisi ajakan aku kepada Harry, bahwa aku mengajaknya bertemu esok siang.

...

"kau gila?! Bagaimana jika Harry tidak mau menemuiku?!" tanyaku kepada Barbara.

"tidak mungkin. Percaya padaku, Harry pasti mau menemuimu." ujar Barbara kepadaku.

"bagaimana dengan kedua kakakku? Apa yang harus aku katakan ketika aku meminta izin kepada mereka?"

"jangan kau ambil pusing soal itu. Besok siang aku akan menjemputmu di rumah ini. Sebelumnya hari ini kau harus berkata kepada kedua kakakmu bahwa besok kau akan menemaniku ke sebuah pemotretan atau semacamnya."

...

"alright, Alice. Kurasa aku harus pulang sekarang. Niall sedang dalam perjalanan menuju rumahku. Aku akan pergi bersamanya hari ini. Good luck! See ya. Bye." ujar Barbara sambil keluar dari dalam kamarku dan beranjak pergi muju mobilnya yang terparkir di halaman rumahku.

...

Keesokan harinya, aku bersiap-siap di kamarku untuk pergi bersama Barbara menemui Harry. Tak lama kemudian, aku mendengar suara mobil yang terparkir di halaman rumahku. Barbara. Ia sudah sampai di rumahku sekarang.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Comment if you want to comment ☺(free story suggestion 😉)
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang