17

538 35 0
                                    

"apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Louis ketika ia masuk ke dalam rumah dan melihatku sedang berusaha merebut paket yang di pegang oleh Liam.

"oh, hi Louis. Kebetulan sekali kau sudah pulang." sapa Liam kepada Louis dan langsung menarik paket tersebut ke arahnya untuk diberikan kepada Louis.

"ini, ada kiriman paket untukmu." ujar Liam kepada Louis.

"paket? Untukku? Aku tidak memesan barang apapun. Kurasa paket ini bukan untukku." balas Louis.

"no, Louis. Paket itu memang untukmu. Jika kau tidak percaya, silahkan kau cek untuk siapa paket itu di tujukan. Satu lagi! Kuharap kau tidak terkejut ketika melihat siapa yang mengirimkan paket itu." ujarku kepada Louis.

...

"apa-apaan ini?! Apa maksudnya si keparat itu mengirimi aku sebuah miniatur boneka yang seolah-olah terbunuh?!" ujar Louis kepadaku dan Liam.

"apa yang aku katakan benar, kan? Harusnya sudah aku buang jauh-jauh paket sialan ini sejak sebelum Louis datang." ujarku kepada Liam seraya membereskan paket itu dan bersiap membuangnya.

"no, Alice. Biarkan paket itu. Biar aku yang membereskan paket ini. Termasuk membereskan dan menghabisi si keparat sialan itu. Bisa-bisanya ia menerrorku seperti ini. Ia belum tahu siapa sesungguhnya yang sedang ia hadapi." ujar Louis seraya menahan tanganku untuk membereskan paket itu.

"Louis, tolong jangan lakukan hal yang aneh-aneh. Aku tidak ingin kau kembali masuk rumah sakit." ujar Liam kepada Louis.

"apanya yang aneh, Liam?! Kurasa tindakan yang akan aku lakukan kepada si keparat itu tidak termasuk aneh. Aku hanya ingin memberikannya sedikit pelajaran agar ia tidak berani lagi menggangguku, Ele, dan kalian berdua." ujar Louis seraya pergi ke kamarnya sambil membawa paket itu pergi.

...

"Li, apa besok aku boleh pergi?" tanyaku kepada Liam sambil membantunya membereskan meja makan.

"pergi kemana? Menonton balapan lagi? Hah?!" tanya Liam.

"no, Liam. Aku akan pergi menghadiri acara ulang tahun temanku. Hmm... i mean, kekasih dari sahabatku, Brad. Ini undangannya." ujarku kepada Liam sambil menyerahkan undangan ulang tahun Taylor dari kantongku kepada Liam.

"dengan siapa kau akan pergi?"

"aku akan pergi bersama Barbara dan Niall atau bersama Gigi dan Zayn. Boleh, kan?"

"tanyakan kepada Louis terlebih dahulu. Sertakan undangan ini. Good luck, dear." ujar Liam kepadaku seraya pergi ke kamarnya.

...

"tidak bisa kah kau yang mengatakan hal ini kepada Louis?" tanyaku kepada Liam di kamarnya.

Aku mengikutinya masuk ke dalam kamarnya. Sambil terus menanyakan hal ini.

"no, dear. Jika kau tidak berani meminta izin padanya, itu artinya  kau tidak akan pergi besok." jawab Liam kepadaku.

Akhirnya aku memutuskan untuk menanyakan hal ini kepada Louis.

Wish me luck

...

"ada apa?" tanya Louis ketika aku sudah masuk ke dalam kamarnya.

"bolehkah aku datang ke acara pesta ulang tahun temanku besok?" tanyaku kepada Louis.

Louis tidak menjawab pertanyaanku. Ia hanya menadahkan tangannya kepadaku meminta sesuatu.

Aku paham dengan apa maksudnya seperti itu. Ia memintaku menunjukkan bukti undangan ulang tahun temanku itu.
Aku pun menunjukkan undangan ulang tahun Taylor kepada Louis.

...

"apa di sana ada Harry?" tanya Louis kepadaku.

"ti-tidak ada. Entahlah. Mana aku tahu, Lou. Aku tidak menanyakan itu kepada Tayor. Aku juga tidak menanyakan Harry soal ini." jawabku kepada Louis.

"ya, baiklah. Aku sudah tahu jawabanmu jika kau menanyakan hal ini padaku. Kau pasti tidak akan mengizinkan aku pergi jika Harry juga datang ke acara itu, kan? Come on, Louis. Persetan dengan kehadiran Harry di sana besok. Kau boleh ikut denganku ke acara ulang tahun itu jika memang Harry di undang. Apa aku perlu aku menghubungi Taylor untuk menanyakan apakah Harry juga datang ke cara ulang tahunnya atau tidak? Hah?!" ujarku sambil meraba badanku mencari handphoneku di kantung celanaku.

"untuk apa aku datang ke acara ulang tahun seseorang yang tidak aku kenal?! Well, kau boleh pergi. Dengan catatan tidak boleh pulang lebih dari jam 22.00 . Kau akan berangkat dan pulang bersma Liam."

"tidak perlu, Lou. Aku bisa berangkat bersama Niall dan Barbara atau Gigi dan Zayn. Jadi, baik kau dan Liam tidak perlu mengantarku."

"ikuti aturanku, atau kau tidak boleh pergi besok malam!"

Aku pun menuruti aturan yang ditetapkan oleh Louis. Sambil berjalan lunglai aku keluar dari kamar Louis menuju kamarku.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang