62

368 31 1
                                    

*Alice's POV*

"hi, dear. Kau bisa ke kantor mom sekarang tidak? Ada sesuatu yang mom ingin bicarakan denganmu. Ini penting." ujar mom di telepon kepadaku.

"penting? Soal apa, mom?" tanyaku kepada mom di ujung telepon.

"nanti kau akan tahu setelah kau datang ke kantor mom. Mom tunggu kehadiranmu di kantor mom pukul 13.00 ya. Love ya. Bye." ujar mom sambil memutuskan sambungan telepon denganku.

Mom memanglah seperti itu. Suka memaksakan kehendaknya kepada anak-anaknya. Itulah salah satu sifat yang tidak aku sukai dari mom. Itu juga yang menjadi alasan kenapa aku lebih memilih untuk tinggal di rumah dad selama kedua kakakku pergi pada awal liburan kali ini.

...

Aku bersiap-siap di kamarku untuk pergi ke kantor mom. Tak lupa aku meminta izin kepada Louis, Liam dan juga dad via pesan singkat.

...

"hi, mom." sapaku kepada mom ketika aku sampai di kantornya.

"hi, sweetheart. Take a sit, please." ujar mom.

"perkenalkan, ini adalah Rebecca. Dia adalah ..." ujar mom kepadaku seraya memperkenalkan Rebecca kepadaku.

...

*Author's POV*

Alice diminta oleh Adriana untuk datang ke kantornya karena Adriana ingin membicarakan soal Alice yang ingin dijadikan model olehnya. Adriana memohon kepada Alice agar Alice mau menjadi model, karena Adriana tahu bahwa sebenarnya Alice berbakat menjadi seorang model. Untuk itu, Adriana memperkenalkan Rebecca kepada Alice. Nantinya semua urusan modelling Alice akan di urus oleh Rebecca. Rebecca adalah salah satu karyawan yang bekerja di kantor agensi model milik Adriana. Rebecca adalah karyawan yang biasanya mengurusi urusan para model yang tergabung dalam agensi milik Adriana. Mulai dari urusan biodata lengkap para model hingga berkas-berkas yang dibutuhkan untuk bergabung menjadi model di agensi milik Adriana ini.

...

*Alice's POV*

"jadi mom memintaku datang ke sini hanya untuk memintaku agar aku mau menjadi model di agensi milik mom ini, hah?!" tanyaku kepada mom dengan nada suara yang agak tinggi.

"ya, Alice. Aku memintamu datang ke sini untuk hal itu. Kau mau, kan?" tanya mom kepadaku.

"tidak, mom! Sudah aku bilang aku tidak mau menjadi model. Aku tidak berbakat menjadi model. Lihatlah hasil pemotretan aku kemarin. Aku terlihat kaku dan aneh di foto itu. It looks so bad!"

"no, dear. You look so good in this photo. Kau berbakat menjadi model, Alicia."

"yes, Alice. Apa yang dikatakan Adriana benar. Kau terlihat bagus di foto itu. Aku suka semua hasil fotomu setelah pemotretan kemarin." ujar Ryan, photographer yang memotretku beberapa hari yang lalu.

"iya, kau berbakat menjadi model. Kau cantik, tinggi, berat badanmu ideal, wajahmu berkarakter, and yeah... menurutku kau sangat pantas menjadi model." ujar Antony, photographer yang pernah bertemu denganku saat aku mengantar Barbara untuk pemotretan pertama kali di sini.

"aku yakin, begitu kau menandatangani kontrak modelling ini, kau mulai menjadi model yang sering muncul di berbagai majalah, karirmu akan terus meroket nantinya. Trust me." ujar Ryan kepadaku sambil memainkan kamera miliknya.

"yeah, dan kau bisa menjadi model papan atas. Tampil di Victoria's Secret Fashion Show misalnya, atau di beberapa Fashion Week. Who knows?" tambah Antony.

...

*Author's POV*

Akhirnya setelah cukup lama melakukan pembujukkan kepada Alice, akhirnya Alice mau untuk menandatangani kontrak modellingnya. Ia kini menjadi seorang model yang berada di bawah naungan agensi model milik ibunya, Adriana.

...

*Alice's POV*

"alright. Kalau begitu silahkan kau tandatangan disini." ujar mom sambi membuka sebuah map yang berisi berkas-berkas yang harus aku tandatangani. Bisa dibilang berkas-berkas tersebut semacam kontrak atau sebagainya.

...

"well, Alice. Kalau begitu welcome to my model agency. Di agensi model ini lah nantinya kau akan memulai karir bermodelmu." ujar mom kepadaku.

"hmm... kurasa mulai sekarang kau harus memiliki seorang manager. Kira-kira siapa yang cocok untuk menjadi managermu?" lanjut mom.

"ah, Cindy! Bagaimana jika Cindy yang akan menjadi managermu nanti? Kau setuju, kan?" tanya mom kepadaku setelah ia teringat oleh karyawannya yang bernama Cindy.

...

Aku menyetujui perkataan mom yang ingin menjadikan Cindy sebagai managerku. Aku sudah mengenal Cindy sejak lama. Ia adalah salah satu orang kepercayaan mom. Tak heran jika mom juga mempekerjakan Cindy di agensi model miliknya. Entah Cindy bekerja sebagai apa di agensi model milik mom ini, yang jelas mom selalu mempercayakan Cindy untuk membantu mengontrol semuanya.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang