53

393 26 1
                                    

"ya, kalau begitu kau bisa langsung kirimkan tiketnya ke rumahku." ujar dad kepada seseorang di telepon ketika kani sedang makan malam bersama.

"ya, untuk lima orang." lanjut dad.

"baiklah, aku tunggu. Bye." ujar dad sambil memutuskan sambungan teleponnya.

...

"telepon dari siapa, Rob?" tanya Lauren kepada dad.

"Darren, salah satu karyawanku. Ia menawariku tiket konser Robbie William." jawab dad kepada Lauren.

"and then?" tanya Lauren kepada dad.

"ya, berhubung besok adalah hari Sabtu, dan kupikir kita sekeluarga sudah lama sekali tidak menonton konser musik, so aku putuskan untuk membeli tiket konser itu." jelas dad.

"kalian semua setuju kan, jika besok kita pergi menonton konser Robbie William?" tanya dad kepada kami semua.

Aku, Lucy, Aaron dan Lauren mengiyakan pertanyaan dad barusan.

...

Pukul 17.00 aku dan semua orang yang tinggal di rumah dad kecuali Sonah sudah bersiap-siap untuk pergi menonton konser Robbie William.

Ya, dad memang menyukai musik sama sepertiku. Tak jarang ia membeli tiket konser penyanyi terkenal hanya untuk refreshing setelah lelah berkutik dengan pekerjaannya.

Salah satu hal yang aku suka dari dad adalah, ia selalu memiliki cara untuk melakukan quality time dengan keluarganya. Dad yang dulu berbeda sekali dengan dad yang sekarang. Menurutku dad yang sekarang sudah jauh lebih baik dari dad yang dulu. Dad menjadi lebih perhatian dengan keluarganya, lebih sering melakukan quality time dengan keluarga.
Betapa senangnya aku jika seandainya mom and dad masih bersama sampai saat ini. Pasti aku, kedua kakakku beserta mom and dad sering melakukan quality time bersama seperti ini.

...

"hmm... mom, dad. Kurasa aku butuh ke toilet. Kalian pergi duluan saja ke mobil. Nanti aku akan menyusul." ujar Aaron ketika kami sekeluarga ingin pulang karena konser telah berakhir.

Aku, Lauren, Lucy dan dad berjalan menuju mobil kami yang terparkir di luar tak jauh dari venue.

...

"Gemma!" panggil Lucy kepada seseorang bernama Gemma.

Mendengar nama Gemma, seolah nama tersebut tak asing di telingaku.
Lucy langsung menghampiri seorang perempuan berambut blonde yang berada di depan kami. Perempuan tersebut memanglah Gemma. Gemma Styles.

...

"oh, hi Lucy. Long time no see with you." ujar Gemma sambil memeluk Lucy.

"kau datang bersama siapa? Apa Harry juga ikut?" tanya Lucy kepada Gemma.

"Harry tidak ikut. Aku datang bersama temanku malam ini." jawab Gemma kepada Lucy sambil memperkenalkan temannya kepada Lucy.

"Alice! Hi! Tak kusangka kita bisa bertemu disini." sapa Gemma kepadaku sambil memelukku.

"hi, Gemma. Yeah me too." balasku kepadanya sambil membalas pelukannya.

"jadi ini, gadis cantik bernama Alice, teman adikmu yang kau ceritakan kepadaku kemarin?" tanya seorang gadis yang merupakan teman Gemma kepada Gemma.

"iya, dia gadis yang aku ceritakan kemarin kepadamu." jawab Gemma.

Aku langsung berkenalan dengan teman Gemma saat itu juga dengan berjabat tangan.

Aku melihat wajah Lucy yang tak senang melihat pamandangan ini. Pemandangan ketika Gemma menyapaku dan ketika aku berkenalan dengan teman Gemma.
Tapi, aku tidak mempedulikan sikapnya yang seperti itu padaku.

...

Sesampainya di rumah, aku langsung turun dari dalam mobil dan berjalan menuju kamarku. Tiba-tiba saja aku merasakan ada seseorang yang menabrak pundakku. Menurutku orang tersebut malakukannya dengan sengaja.

...

"ouch!" ujarku kepada Lucy yang menabrak pundakku dari belakang hingga jacket dan handphoneku terjatuh.

"oops! Sorry. Aku tidak sengaja. Lain kali kalau berjalan di depanku, kau harus lebih cepat. Aku lelah, aku ingin langsung pergi tidur!" ujar Lucy sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lucy! Kau harusnya meminta maaf dengan cara yang lebih baik." ujar Aaron kepada Lucy.

"Aaron! Kau ini kenapa sih?! Harusnya kau membelaku! Bukan membela adik tirimu ini! Lagi pula menurutku meminta maaf seperti tadi sudah cukup baik." ujar Lucy kepada Aaron.

Sebenarnya aku kesal sekali dengan perlakuan Lucy kepadaku barusan. Aku ingin sekali membalas perbuatannya itu. Tapi mengingat sekarang sudah malam dan tidak sepantasnya mambuat keributan, so aku lebih memilih untuk diam dan tidak membalasnya.

"hey hey hey! Ada apa ini?! Sekarang sudah malam. Lebih baik kalian masuk ke kamar kalian masing-masing!" ujar dad kepada kami bertiga.

"gadis lemah!" ujar Lucy sambil berjalan ke kamarnya.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang