83

337 30 1
                                    

*Alice's POV*

Keesokan harinya, ketika aku sedang berada di rumah seorang diri, tiba-tiba saja aku mendengar suara orang yang menekan bel pintu rumahku. Aku pun beranjak dari ruang keluarga ke arah pintu depan rumahku untuk membukakan pintu bagi orang yang bertamu ke rumahku saat ini.

...

"sureprise!" ujar Barbara kepadaku ketika aku sudah membukakan pintu untuknya.

Barbara langsung memelukku erat setelah aku membukakan pintu untuknya dan aku pun membalas pelukannya. Kami saling berpelukan di depan pintu rumahku, melepas kerinduan kami selama ini selama beberapa saat.

...

"I miss you so much, Barbs!" ujarku kepada Barbara sambil membalas pelukan darinya.

"oh, I miss you too Alice. How are you? Where's your brothers?" tanya Barbara kepadaku.

"I'm good thank you, Barbs. Jadi, kau kesini karena kau ingin bertemu dengan kedua kakakku?"

"no, Alice. Lupakan, tadi itu hanya basa-basiku saja."

"by the way, sepertinya badanmu sedikit agak lebih berisi dari sebelumnya."

"yeah, Nanny selalu memasak makanan kesukaan aku dan Anita saat kami berada di Hungaria. So, mau tidak mau aku sangat antusias makan di sana. Ditambah lagi masakan Nanny sangat enak."

Aku pun mengajak Barbara masuk ke dalam kamarku. Aku ingin mendengar cerita-ceritanya setelah dua minggu lebih tidak bertemu denganku. Aku yakin, pasti Barbara memiliki segudang cerita menarik yang akan ia ceritakan padaku.

...

"well, Alice. Aku sangat khawatir ketika aku menghubungimu beberapa hari yang lalu saat kau berada di rumah Harry. Sebenarnya ada apa denganmu? Mengapa kau berada di rumah Harry waktu itu? Tell me, Alice." tanya Barbara kepadaku.

"aku akan menceritakannya padamu Barbs. But, not today. Aku akan menceritakannya ketika teman-teman yang lain juga sudah kembali ke Inggris. So, aku akan menceritakannya kepada kalian semua dalam satu waktu." jawabku kepada Alice.

"oh, come on Alice! Jadi kau belum mau menceritakannya padaku sekarang karena kau malas untuk menceritakan hal ini lagi kepada teman-teman yang lain?"

"no, Barbs. Bukan begitu maksudku. Aku masih belum mau untuk bercerita kepda orang lain mengenai hal ini, karena aku juga masih mengalami trauma dengan kejadian itu, Barbs. Liam juga pernah memintaku untuk menceritakan hal ini padanya, tapi aku menolaknya, karena aku masih trauma. "

"jika aku membawa teman-teman yang lain kehadapanmu, apa rasa traumamu itu akan hilang?"

"I don't know, Barbs."

"oh, come on Alice. Tidak bisa kah kau menceritakkan kepadaku sedikit saja? Aku hanya ingin mendengar pengakuan darimu sedikit, Alice. It's just a little bit."

"no, Barbs. Not today. I can't."

"alright, terserah."

...

"baiklah, kalau begitu aku pulang dulu ya. Bye Alice! Bye Liam! Sampaikan salamku untuk Louis! Bye!" ujar Barbara kepada aku dan Liam ketika ia hendak pulang dengan mengendarai mobilnya di sore hari.

Setelah Barbara pergi meninggalkan rumahku, aku dan Liam langsung masuk ke dalam rumah sambil menutup pintu rumah kami.

...

"Alice, bisa kita bicara sebentar?" tanya Liam kepadaku ketika aku berada di dalam kamar.

"yes, of course. Come in." balasku kepada Liam.

Liam langsung mengambil posisi duduk di samping diriku yang sedang duduk di atas tempat tidur.

...

"so, Alice. Aku ingin melanjutkan perbincangan kita yang kemarin. Perbincangan yang dimana kau belum mau menceritakan kepadaku kejadian yang telah membuatmu trauma itu." ujar Liam kepadaku.

"..." aku hanya diam tidak menanggapi apa yang Liam katakan barusan kepadaku, karena aku tidak tahu apa yang harus aku katakan kepada Liam.

"aku ingin kau jujur padaku. Apa benar, selama aku dan Louis pergi kau pergi dengan Aaron ke sebuah club malam di kota ini?" tanya Liam kepadaku.

Aku sangat terkejut mendengar pernyataan Liam kepadaku. Aku yang tadinya menunduk langsung menghadapkan kedua mataku ke arah Liam dengan mengangkat kepalaku menghadap kearahnya.

Dari mana Liam tahu soal ini? Hanya Harry, Aaron, Max dan aku lah yang hanya mengetahui hal ini. Karena aku memang belum menceritakan hal ini kepada siapapun, termasuk kedua kakakku dan sahabat-sababatku.
Apa mungkin Harry yang menceritakan hal ini kepada Liam? Tapi rasanya tidak mungkin jika Harry melakukan hal ini kepadaku. Atau mungkin Aaron yang menceritakan hal ini kepada Liam? Atau mungkin Max sendiri yang menceritakannya kepada Liam? Siapa pun orangnya, apa maksud dan tujuannya menceritakan hal ini kepada Liam?
Atau jangan-jangan selama Louis dan Liam pergi, Louis menyuruh orang untuk memata-matai aku di sini? Tapi, jika Louis menyuruh orang untuk memata-matai aku, mengapa tidak orang itu sendiri yang menolongku saat aku terjebak di club malam itu?

...

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Comment if you want to comment ☺
Thanks xx 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang