2

3.2K 75 0
                                    

Setelah dirasa cukup berkeliling dengan menggunakan sepeda, akhirnya aku memutuskan untuk mengayuh sepedaku kembali ke rumah dad.

...

"dad, kurasa nanti malam aku akan pulang larut malam. Atau mungkin, aku tidak pulang kerumah." ujar Aaron kepada dad.

Aku mendengar percakapan antara Aaron dan dad di ruang keluarga.

"kau akan mengikuti balapan lagi, nanti malam?" tanya dad kepada Aaron.

"lebih tepatnya menonton balapan di sirkuit nanti malam. Aku tidak menjadi peserta dalam balapan kali ini. Berhubung aku adalah leader dari Holmes Chapel Motorclub, jadi aku harus berada di sana. Memberi dukungan bagi anggota Holmes Chapel Motorclub yang sedang balapan." ujar Aaron kepada dad.

Ternyata Aaron sedang meminta izin kepada dad untuk pergi keluar nanti malam. Aaron sangat berbeda sekali dengan Louis. Walaupun Aaron adalah anak tiri dad, tapi Aaron sangat menghormati dad. Ia sudah menganggap dad seperti ayahnya sendiri, walaupun mereka tidak menunjukkan kedekatan yang intens layaknya seorang ayah dengan anak laki-lakinya. Tapi, jika dibandingkan dengan Louis, berbeda sekali. Aku tidak pernah melihat Louis berpamitan dengan dad ketika hendak bepergian keluar.

...

"hi everybody." ujarku kepada dad dan Aaron yang sedang melakukan percakapan di ruang keluarga.

Dad dan Aaron langsung memberhentikan percakapan mereka. Pandangan mereka langsung tertuju ke arahku.

"hi, dear. Kau sudah pulang rupanya."  ujar dad kepadaku.

"baiklah dad. Aku akan kembali ke kamar untuk menyiapkan perlengkapanku nantu malam." ujar Aaron kepada dad dan langsung meninggalkan aku dan dad di ruang keluarga.

"apa yang Aaron bicarakan denganmu barusan? Sepertinya ia ingin pergi." ujarku pura-pura tidak tahu.

"Aaron meminta izin kepadaku untuk pergi menonton balapan nanti malam." jawab dad kepadaku.

"menonton balapan? Balapan motor?"

"iya, balapan motor di sirkuit. Oh iya, mengapa kau menanyakan hal itu? Memangnya kau tidak tahu jika nanti malam akan ada balapan motor di sirkuit?"

"oh, balapan motor di sirkuit nanti malam. Tentu aku tahu hal itu. Kedua sahabatku dan Louis juga akan mengikuti balapan di sirkuit nanti malam."

"oh ya? Itu artinya kau juga akan pergi nanti malam?"

"i... ya. Aku akan pergi menonton balapan itu nanti malam."

"dengan siapa kau akan pergi menonton?"

"rencananya aku akan pergi menonton bersama sahabatku, Barbara dan Anita."

"oh my God! Aku lupa menghubungi Barbara. Aku pergi ke kamarku dulu, ya dad. Love ya." ujarku sambil berlari kecil ke kamarku yang ada di rumah dad.

...

Sesampainya di kamar, aku langsung membersihkan diriku setelah lelah bersepeda. Setelah itu aku langsung menghubungi Barbara.

"hello, Barbs." ujarku kepada Barbara setelah ia mengangkat panggilan dariku.

"hi, Alice in wonderland. What's up?" tanya Barbara.

"bagaimana kabar dari Anita?

"Anita? Jadi kau meneleponku hanya untuk menanyakan kabar dari Anita? Tumben sekali kau menanyakan kabarnya."

"aaarrrggghh!!! Bukan itu maksudku, bodoh! Maksudku bagaimana kelanjutan kabar dari Anita? Apakah ia mau menemani kita menonton balapan di sirkuit nanti malam?"

"oh, soal itu. Ya, semua sudah beres. Ia mau menemani kita nanti malam. Jadi, kau siap-siap untuk nanti malam, ya. Harry pasti sangat menantikan kehadiranmu. Oops!"

"ewh, itu tidak mungkin, Barbs. Lantas bagaimana? Apakah Anita sudah menghubungi Louis? Atau Louis yang menghubungi Anita?"

"kurasa kakakmu sudah menghubungi Anita. Sepertinya mereka sudah mencapai kata sepakat."

"really?"

"ya, jika kau tidak percaya, tanyakan saja pada kakakmu yang sangat over protective itu."

"ok, baiklah. Setelah aku menelepon Louis dan memastikan semuanya beres, aku pastikan aku bisa ikut nanti malam. See ya, Barbs." ujarku seraya mematikan sambungan telepon dengan Barbara.

Tanpa basa-basi aku langsung menghubungi Louis, menanyakan soal Anita. Akhirnya Louis mengizinkanku untuk menonton balapan di sirkuit nanti malam.

Aku pun langsung menelepon Barbara dan mengatakan bahwa hal perizinan sudah beres.

Ya begitulah kedua kakakku. Sungguh sangat amat merepotkan. Betapa sulitnya mendapatkan izin dari mereka. Meminta izin dari mereka adalah salah satu hal yang paling tidak aku sukai.

Ketika aku sedang memilih baju mana yang akan aku gunakan, seseorang berbicara di depan pintu kamarku yang sedang terbuka.

Happy reading everyone 😊
Don't forget to vote for the next chapter ☺
Thanks 💕

My Protective Brothers 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang