Part 64

5.5K 562 89
                                    

Halo! Eleazaro comeback. Mana yang udah rindu, angkat tangannya ☝️

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Setelah mendekam di rumah sakit selama dua hari, Eleazaro hari ini diperbolehkan untuk pulang. Anak itu sangat antusias saat Gibran mengatakan kabar gembira tersebut.

"Ingat! Jangan hujan-hujanan lagi! Kalau belum ada yang jemput itu tungguin, bukan malah jalan kaki sambil hujan-hujanan."

Eleazaro memandang Gibran dengan tatapan lelah. Masalahnya, hampir setengah jam, dia mendengarkan Gibran tausyiah. El itu sudah tak sabar melihat hewan peliharaan barunya.

"Oy, udah dong ngocehnya. Ga cape apa? Aku aja cape dengernya. Ayah ini udah kayak monyet howler."

Gibran terlihat terkejut dengan tanggapan El. Terlebih anak itu menyamakan dirinya dengan monyet howler. Jenis hewan yang dinobatkan sebagai salah satu hewan paling berisik di dunia.

Hai! Laki-laki tampan dan kaya raya seperti dirinya disandingkan dengan hewan jelek itu. Bahkan ketika ia disamakan dengan Atalaric, adiknya saja ia tak sudi, apalagi dengan yang satu itu.

Raut muka Gibran berubah suram. "Masa rawat inap kamu diperpanjang mulai detik ini."

Eleazaro berubah panik. "Eh, jangan elah. Ck, iya iya ga bakal ujan-ujanan lagi," ujar El dengan tampang merengut.

Mika mengelus rambut El yang mulai memanjang. "Sayang, ga boleh gitu. Ayah Gibran mengatakan itu juga demi kebaikan kamu."

"Iya ih... Daddy mana sih kok ga nyampe-nyampe. Coba ditelepon lagi, Mom."

"Sabar nak, nanti sebentar lagi nyampe."

Setelah Mika menyelesaikan ucapannya, pintu ruangan perawatan Eleazaro terbuka, memperlihatkan Atalaric yang masih mengenakan jas kantor.

Pria itu pagi tadi izin sebentar untuk pergi ke kantor karena harus menandatangani beberapa berkas yang mendesak. Ia berjanji akan kembali sebelum makan siang, dan sesuai janjinya, tepat pukul 11.00 WIB Atalaric tiba.

"Nah kan, panjang umur. Akhirnya dateng juga. Pulang! Pulang! Pulang!" Eleazaro berseru senang melihat kedatangan Atalaric.

Atalaric melewati Gibran tanpa menyapa, melangkah langsung menuju anaknya yang duduk di atas ranjang. Lalu, mencium singkat dahi Eleazaro, namun dibalas dengan pukulan keras di perutnya.

Gibran tak bisa menahan tawanya. Namun, langsung terhenti saat mendapatkan tatapan tajam dari adik bungsunya. Pria itu lalu menatap ke sembarang arah menghindari tatapan Atalaric.

Atalaric kembali menatap Eleazaro yang sibuk mengelap bekas kecupannya. "El, jangan terlalu agresif. Daddy hanya ingin menyapa dengan lembut."

"Ya, ga usah pake cium-cium segala. Mulut Daddy bau jigong."

Mika yang sedang memasukkan baju-baju El ke dalam tas hanya menggelengkan kepalanya.

"Daddy, ayo pulang sekarang! Aku udah ga sabar mau lihat Mimi," ujar El sembari merengek.

Atalaric mengerutkan keningnya, Mimi? Siapa itu? Jangan bilang anaknya sudah mempunyai tambatan hati. Tidak, Atalaric tidak terima itu. Gadis mana yang berani mengambil anaknya.

"Kamu punya pacar?" tanya Gibran yang ikut penasaran.

Mendengar kata pacar, Mika yang sedang sibuk dengan kegiatannya itu langsung berhenti. "Benar El? Siapa? Kok, El gak cerita sama Mommy?"

ELWhere stories live. Discover now