Part 38

22.8K 1.8K 75
                                    

Thank you untuk 400k pembaca

Seperti janji aku sebelum. Nih aku kasih Eleazaro buat kalian semua

Jangan lupa tinggalkan jejak

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

"Bagaimana? Apa yang dikatakan Alvaro?" tanya Atalaric kala Danesh selesai melakukan panggilan.

Danesh menghela napas, lalu menggeleng. "El tidak pergi ke sekolah."

Kembali, Atalaric mengusap wajahnya kasar. Mereka kesulitan mencari keberadaan Eleazaro saat ini. Anak itu sengaja meninggalkan ponsel pintarnya yang sudah mereka pasang alat pelacak. Mereka lagi-lagi kecolongan. Pasti Eleazaro sudah mengetahui keberadaan alat pelacak itu.

"Mungkin Eleazaro pulang ke rumah lamanya." Celetukan Chan berhasil membuat orang yang ada di ruang keluarga itu mengalihkan tatapannya.

"Bisa jadi. Coba kau lihat cctv di rumah itu!" perintah Mehawira pada cucunya itu.

"Baik Grandpa, Bondan ambilkan laptop di meja kamar ku!"

Mendengar perintah tersebut, Bondan bergegas menuju kamar Chan untuk mengambil laptop sesuai perintah pemuda itu.

Sembari menunggu Bondan mengambil laptop, keluarga Gutierrez kembali berpikir akan tempat-tempat yang biasanya Eleazaro sambangi.

"Mas, apa tidak sebaiknya kita tanya ke teman-teman El yang waktu itu? Siapa tau El pergi ke rumah salah satu temannya?" tanya Mika pada suaminya tersebut.

Atalaric tampak berpikir sejenak. "Danesh, bisa kau cari informasi mengenai teman-teman anak itu?"

Belum sempat Danesh menjawab, suara seseorang memotong pembicaraan tersebut.

"Tidak perlu, ini data mengenai semua teman-teman Eleazaro." Arkana meletakkan dokumen yang berisi biodata teman-teman Eleazaro di atas meja.

Sejak mereka berkunjung ke rumah sakit tempo hari, Arkana langsung menyuruh orang untuk mencari tahu latarbelakang mereka semua. Dia hanya tidak mau Eleazaro bergaul dengan orang-orang yang salah dan tidak jelas asal-usulnya.

"Kau memang bisa diandalkan," puji Mehawira pada cucu tertuanya itu.

Tak lama, Bondan datang dengan laptop di tangannya. "Tuan muda, ini laptop yang Anda minta."

Chan menerima laptop berlogo buah tersebut, lalu mulai mengotak-atik benda itu. Chan mendesah saat melihat cctv di rumah lama Eleazaro.

"Dia tidak ke sana." Ucapan itu berhasil membuat orang-orang di sana menghela napas kecewa.

"Satu-satunya harapan kita hanya teman-teman Eleazaro," ujar Gibran.

"Hubungi mereka semua!" perintah Mehawira.

"Oh ya, bodyguard yang kalian perintah apakah sudah mendapatkan informasi keberadaan El?" tanya Chan pada Mehawira dan Atalaric.

"Mereka tidak becus dan tidak bisa diandalkan!" ujar Mehawira.

Dari satu jam yang lalu dia sudah memerintahkan anak buahnya untuk mencari Eleazaro, namun sampai sekarang belum ada satupun kabar dari mereka. Memang benar kata Damian, dia harus mengganti bodyguard di rumah ini dengan orang-orang yang lebih kompeten.

Bicara mengenai Damian, pria itu sedang tidak ada di mansion. Dia dan istrinya sedang melakukan perjalanan bisnis ke California. Mungkin di sana, pria itu juga sudah mengetahui masalah di mansion atau bahkan juga sudah bergerak menyuruh anak buahnya untuk mencari anak nakal yang satu itu.

ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang