Part 41

23.8K 1.8K 155
                                    

Karena kalian baik, aku kasih bonus

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Semua anggota keluarga Gutierrez berkumpul bahkan Damian dan Ember pun ada. Kedua orang tersebut baru saja sampai sore tadi. Padahal menurut Mehawira, mereka baru akan pulang ke Indonesia dua hari lagi. Akan tetapi, tepat pukul lima sore mobil Audi milik Damian memasuki kawasan mansion. Hal tersebut berhasil membuat yang lainnya terheran-heran.

"Ayo El nyanyi lagi. Kita juga mau dengar," bujuk Aurellia untuk kesekian kalinya.

Eleazaro mengorek telinganya. Dia merasa jengah, sedari tadi orang-orang ini menyuruhnya untuk menyanyi seperti tadi siang. Mereka kira menyanyi seperti itu tidak membutuhkan tenaga apa.

"Ga mau, cape tau. Kak Lia aja sana yang nyanyi!"

Aurellia memasang tampang murung. "Kakak suaranya ga sebagus El."

"Iya ih, El ga adil banget masa Grandma, Mommy, sama Bunda doang yang dengar. Kita juga mau dengar. Ya kan Papah?" Manda menaik turunkan alisnya sembari memandang Damian dengan penuh arti.

Damian merubah mimik mukanya. "Hmm," gumamnya kemudian.

Eleazaro tampak berpikir sejenak. "El mau tapi nanti kalian nyawer."

Semua orang mengerutkan kening ketika mendengar kata asing dari ucapan El barusan.

"Nyawer? Apa itu?" tanya Atalaric pada anaknya tersebut.

"Hah? Masa ga tau. Bang Arkana, Bang Chan, Bang Danesh, Abang kembar, kalian pasti tau kan?"

Tidak ada jawaban dari mereka. "Eh serius kalian ga tau nyawer itu apa? Ya Allah rugi sekali hidup kalian ini." El menggelengkan kepalanya tanda heran.

"Bondan, coba kau nyalakan tuh TV. Aku mau jelasin soal nyawer-menyawer sama para sultan ini."

Bondan mengangguk. "Baik Tuan Muda El." Setelah itu, dia menyalakan TV lalu melakukan hal serupa seperti tadi siang.

El menyetel satu video seorang perempuan dengan baju seksi yang tengah bergoyang heboh sambil dikelilingi oleh beberapa laki-laki.

"El, apa yang kau putar itu. Matikan matikan!" seru Mehawira.

"Benar, video tersebut tidak layak ditonton oleh anak kecil seperti mu," ujar Gibran menyetujui ucapan sang ayah. Dia merasa risih dengan tayangan video tersebut.

Eleazaro memutar bola matanya malas. Mereka ini benar-benar ya. Video seperti ini saja dianggap tidak layak. Tidak tahu saja mereka, setiap ada acara hajatan di komplek rumahnya dahulu. El adalah salah satu rakyat yang paling semangat berjoget dengan para biduan. Eleazaro tidak perduli, dia diundang oleh pemilik hajat atau tidak yang terpenting dia bisa berjoget dengan para tante-tante seksi dan bahenol.

"Mau El kasih tau ga?!" tanya pemuda itu dengan kesal.

"Iya El, ayo lanjut lanjut!" jawab Alvaro cepat. Dia juga ingin tahu manusia-manusia di video tersebut sedang melakukan apa.

"Ck. Makanya dengerin dulu. Yang lagi nyanyi itu namanya biduan. Terus yang bapak-bapak ini pada kasih duit sama biduan itu yang namanya nyawer. Nah, nanti pas El nyanyi, kalian harus kasih duit sama El. Semakin banyak yang ngasih, semakin banyak dapat bonus dari yang nyanyi," papar Eleazaro, namun khusus kalimat telakhir pemuda itu hanya mengarang.

ELWhere stories live. Discover now