Part 21

35.5K 2.6K 62
                                    

"Peraturan dibuat, ya untuk dilanggar!" - El

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Terhitung sudah satu minggu Eleazaro bersekolah di SMA Gutierrez dan sudah satu minggu juga El menjadi anak baik-baik. Dan itu terlihat bukan El sekali.

"Bang Sat!" Teriakan Eleazaro berhasil mengalihkan atensi anak-anak yang ada di koridor.

El berlari kecil mendekati laki-laki yang tengah menatapnya garang itu. "Eh, bocil kalau manggil orang yang bener napa!"

El mengerutkan kening. "Lah kan lo sendiri yang mau dipanggil Abang. Gue udah pake embel-embel Abang loh tadi," protes El tak terima disalahkan.

"Bener sih bener. Tapi jangan disambung juga. Bang Sat, kayak kaga enak didenger anjir."

"Apa sih bang, nama lo kan Satrio. Ya gue panggil Abang Sat lah."

By the way, Satrio Wicaksono atau yang sering dipanggil Satrio merupakan langganan bengkel Bara sekaligus teman balapan El. Jadi, sebelum El sekolah di sini dia sudah terlebih dahulu kenal dengan Satrio. Hanya saja baru kemarin dia bertemu Satrio untuk pertama kalinya semenjak dia pindah sekolah.

Satrio mendengus keras. "Terserah lo deh! Btw ngapain lo manggil-manggil gue?"

Eleazaro melihat sekeliling, dirasa tidak ada yang mencurigakan dia mengatakan sesuatu pada Satrio. "Nanti ke bengkel ga?" tanya El lirih nyaris berbisik.

"Iya kayaknya, gue mau ganti knalpot. Kenapa emang?"

"Gue ikut."

"Ya, nanti balik sekolah gue tunggu di parkiran."

"Siap bang. Lo emang terbalik bang!"

"Terbaik anjir masa terbalik." Satrio menggeleng kepala merasa tak heran dengan tingkat bocah di depannya.

"Tapi, gue masih ga nyangka lo pindah ke sini. Gue pikir ke belahan bumi lain," tutur Satrio. Dia masih tidak menyangka, El satu sekolah dengannya sekarang.

"Kan gue bilang, kalau gue sebut sekolahnya lo bakal tau. Makanya gue diem aja. Tapi gue berhasilkan kasih kejutan buat lo, hehe."

"Gue lebih terkejut lagi waktu tau lo adiknya si kembar sialan itu. Gimana ceritanya dah, lo kan yatim piatu?" Satrio menatap El penasaran. Kerutan di keningnya tampak terlihat jelas.

"Nanti di bengkel gue jelasin ke lo semua."

"Beneran ya! Awas aja kalau kaga, gue pites lo!" Ucap Satrio sambil menunjuk El.

El memutar bola matanya. "Ck. Iya iya."

El mengalihkan tatapannya saat melihat Kenzi tengah berjalan seorang diri.

"Bang, gue duluan ya. Jangan lupa nanti!"

Tanpa mendengar jawaban Satrio, Eleazaro melenggang pergi.

"Dasar anak saiton!" umpat Satrio, padahal dia hendak menimpali ucapan Eleazaro. Tapi bocah itu keburu kabur.

Tanpa mengambil pusing, Satrio berjalan berlawanan arah dengan El. Dia harus bergegas ke kelas karena sebentar lagi bel tanda masuk akan segera berbunyi.

"Kenzi!" Kenzi menoleh ke belakang saat mendengar seseorang menyerukan namanya.

"El," gumam anak itu sembari memperbaiki letak kacamatanya.

ELWhere stories live. Discover now