Part 27

27K 2.4K 131
                                    

Halo! Selamat hari Selasa dan selamat beraktifitas

Sambil nunggu kelas jam 1, aku update cerita Eleazaro nih

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Eleazaro terbangun ketika merasakan sensasi perih, pegal, dan linu menjadi satu pada lengannya. Pergerakan sedikit saja berhasil membuat El meringis. Ini bukan pertama kalinya El terluka seperti ini, tapi tetap saja rasanya sakit dan tidak nyaman.

El merubah posisinya menjadi setengah bersandar pada kepala ranjang. Dia sedikit menggerakkan tangannya yang terasa kaku. Pemuda itu menghela napas. Sebelum akhirnya beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena pagi ini dia harus sekolah.

Beberapa menit kemudian El keluar dengan hanya menggunakan handuk sebatas pinggang. Pemuda itu menggeledah setiap laci. Dia sedang mencari kain kasa steril yang siapa tahu ada di dalam kamarnya.

Pasalnya dokter jaga yang kemarin menangani lukanya mengatakan, jika dia harus sering mengganti kain kasa yang menutupi lukanya agar tidak terkena infeksi. Namun setelah menebus obat di apotek, El lupa sekalian membeli kain kasa.

"Masa ga ada kotak obat sih di sini." El berkacak pinggang. Dia terlihat memikirkan sesuatu.

"Kalau tanya yang lain, cari penyakit namanya."

Setelah merenung beberapa saat, akhirnya El memutuskan untuk tidak mengganti kain kasa pada lukanya. Dia akan menggantinya setelah dia membeli kain tersebut di apotek dekat sekolah.

El kemudian bergegas menggunakan seragam sekolahnya. Kali ini pemuda itu tampil beda. Biasanya El hanya menggunakan seragamnya saja. Kali ini dia mengenakan hoodie. Tujuannya hanya satu yakni untuk menutupi luka di lengannya.

Dirasa semuanya sudah siap dan dia sudah tampil kece badai, El keluar dari kamarnya untuk mengisi perut. Sesekali pemuda itu tersenyum ketika berpapasan dengan pelayan di mansion besar itu.

"Oy, Bondan!"

Bondan yang tengah berbicara dengan salah satu pelayan pun menoleh ketika mendengar suara El memanggilnya. Bondan mendekat kearah El.

"Selamat pagi Tuan Muda," sapanya. Bondan terlihat menelusuri El dari atas hingga bawah membuat El mengerutkan kening.

"Kenapa dah? Gue tau gue keren. Jadi biasa aja kali."

"Ah, maafkan saya Tuan Muda. Saya tidak bermaksud. Emm, Anda telah ditunggu oleh yang lain Tuan. Mari saya antar."

El mengedikkan bahunya acuh. Kemudian mengikuti Bondan dari belakang.

Setelah sampai di meja makan, El terkejut ketika mendapati semua orang. Namun dia merasa suasana di sana terlihat ditutupi awan hitam yang pekat.

"Bondan, mereka kenapa?" bisik El lirih.

Bondan menoleh. "Saya tidak tahu Tuan Muda."

El berdeham sebelum menyapa anggota keluarganya yang lain. "Selamat pagi..."

Krik krik krik

Hening, tidak ada yang membalas sapaan El satu pun. Namun El masih positif thinking, mungkin mereka tengah terkena budek masal.

El mendudukkan dirinya di samping Alvaro. Lalu menatap sekeliling.

"Mereka kenapa sih? Kok aneh. Apa lagi ikut mannequin challenge?" tanyanya dalam hati.

ELWhere stories live. Discover now