Part 59

12.4K 819 50
                                    

Halo! Eleazaro kembali lagi

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Presentasi hari ini berjalan dengan lancar dan kelompok Eleazaro mendapatkan nilai tertinggi karena mereka satu-satunya kelompok yang menggunakan metode wawancara dalam tugas tersebut. Meskipun mereka harus melakukan presentasi hanya dengan lima orang anggota karena Kenzi yang masih belum masuk sekolah. Untungnya Bu Nurmala memaklumi hal tersebut dan tetap memberikan Kenzi nilai karena turut berkontribusi juga dalam mengerjakan tugas.

Bicara mengenai Kenzi, seperti dugaan Eleazaro waktu itu, Kenzi tidak masuk sekolah lantaran sakit. Lagian mana mungkin anak serajin Kenzi bolos sekolah. Tentu saja tidak seperti dirinya. Sepulang sekolah nanti El sudah berencana untuk menjenguk Kenzi. El juga mengajak Diego untuk turut serta.

Eleazaro berjalan seorang diri di sepanjang lorong. Teman-temannya yang lain sudah terlebih dahulu pulang sepuluh menit yang lalu. Hanya tersisa beberapa anak yang mengikuti ekstrakurikuler yang masih berkeliaran di sekolah.

Saat melewati lapangan outdoor, El tidak sengaja melihat Alvaro tengah bermain basket dengan teman-temannya. Pemuda itu melambaikan tangan.

"Oy, bang!"

Terlihat teman Alvaro menyenggol lengan abangnya seakan memberitahu jika El mencarinya. Eleazaro kembali melambaikan tangan saat Alvaro menoleh ke arahnya. Menyadari sang adik mencarinya, Alvaro berlari menghampiri.

"Mau pergi sekarang?" tanya Alvaro sesaat setelah berdiri di hadapan Eleazaro.

"Iya. Diego udah nungguin di depan."

Alvaro mengangguk mengerti. "Baiklah. Jangan pulang terlalu malam."

Setelah berpamitan pada Alvaro, El bergegas ke tempat Diego menunggu karena sebenarnya sedari tadi Diego terus mengiriminya pesan. Padahal kan pemuda itu cuma menunggu setengah jam, kenapa tidak sabaran sekali.

Eleazaro melambatkan laju jalannya ketika melihat Diego yang tengah duduk di trotoar jalan depan sekolahnya. Pemuda itu terlihat tengah merokok.

"Dilarang mengemis di sini, mas."

Mendengar ucapan seseorang yang amat sangat dia kenal, Diego lantas menoleh. Pemuda itu memandang malas El yang tampak tak berdosa sama sekali. Diego membuang putung rokoknya yang tinggal dikit.

"Oh urusan Anda sudah selesai, pangeran? Hamba yang rendahan ini telah menunggu yang mulia pangeran sedari tadi," ungkap Diego dengan penuh penekanan.

Bukannya takut, Eleazaro justru malah tertawa lepas mendengar sindiran Diego padanya. Diego memutar bola matanya malas. Sekali lagi untung El adalah sahabatnya.

"El diem atau gue timpuk!" Ancam Diego sembari meraih batu bata merah di sampingnya. Gestur tubuh pemuda itu seperti hendak melemparkan batu bata itu ke arah El.

Eleazaro mengangkat tangannya tanda menyerah. "Iya ampun, ampun..."

Diego mengembalikan batu bata itu ke tempatnya. Lalu pemuda berdiri. "Ngapain sih lo nyuruh gue jemput? Asal lo tau, sekolah lo itu jauh!"

"Diego bin Mu'adz, kan gue dah bilang sama lo, ayo kita jenguk Kenzi."

"Ck. Itukan temen lo. Lagian gue ga kenal juga."

El menggeleng tak setuju dengan opini Diego. "Makanya, gue mau kenalin lo sama dia. Lagian...." El memandang Diego sembari mengedipkan matanya.

"... Lo ga kangen gue apa? Kita lama ga jumpa loh."

ELWhere stories live. Discover now