Part 57

12.2K 982 103
                                    

"Awalnya gue simpati, tapi lihat tingkahnya gitu gue jadi indosat." - El

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Sepulang sekolah, El dan teman-temannya memutuskan untuk mengerjakan tugas kelompok mereka di salah satu kafe yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Tugas kelompok ini melibatkan enam anggota, termasuk El, Kenzi, Angel, Intan, Bagas, dan Fadil. Ini adalah pertama kalinya El mengerjakan tugas kelompok, karena sebelumnya semua tugas yang diberikan bersifat individu.

Sebelum pergi, Eleazaro tentu saja terlebih dahulu menghubungi keluarganya untuk meminta izin. Tidak lupa juga, pemuda itu memberitahu Bondan agar tidak perlu menjemputnya karena ia akan pulang bersama Alvano dan Alvaro, yang kebetulan masih mempunyai urusan di sekolah sampai petang nanti. Jadi, sembari menunggu mereka selesai dengan urusannya, El dapat mengerjakan tugas kelompok dengan teman-temannya.

"Jadi, ini kita disuruh ngapain?" tanya El sekaligus membuka diskusi mereka.

"Perasaan gue udah masukin lo ke grup deh. Jangan bilang lo belum baca pesan yang gue kirim di grup?"

Eleazaro hanya mampu meringis saat mendengar perkataan Angel, salah satu anggota kelompoknya.

Terlihat Angel menghela napasnya kasar. "Please deh, jangan cuek-cuek amat jadi orang. Di sini bukan lo doang yang punya urusan, kita juga punya kali," ujarnya dengan nada kesal.

"Bener tuh kata Angel. Harusnya tugas kita udah kelar dari minggu lalu nih," tambah Bagas, yang membuat El semakin merasa bersalah.

"Iya, gue salah. Sebagai tanda permintaan maaf, hari ini gue yang traktir deh. Kalian bisa pesan apa aja," kata El penuh keyakinan. Pemuda itu sepenuhnya menyadari tugas kelompok mereka menjadi terhambat karena dirinya.

Melihat situasi yang menjadi tegang, Intan berinisiatif untuk mencarikan suasana. "Karena El udah minta maaf. Jadi, mending kita mulai fokus kerjain tugasnya. Biar cepet kelar juga."

Fadil menambahkan dengan senyum, "Biar makin afdol, kita pesan minum dan makanan dulu kali ya heheh."

"Oke, kalian mau pesan apa? Biar gue yang pesan," kata El, mencoba untuk memperbaiki suasana dan menunjukkan rasa penyesalannya.

El mencatat semua pesanan teman-temannya di secarik kertas. "Udah nih ini aja?" tanyanya sembari menatap mereka satu persatu.

"Iya, itu aja dulu El," jawab Intan mewakili yang lain.

"Oke, deh."

Ketika Eleazaro hendak menunju barista, Kenzi yang sebelumnya diam tiba-tiba meraih lengannya. "El, biar aku aja yang pesan."

Semua orang memandang Kenzi, termasuk Eleazaro. "Ga papa, Ken," kata El.

"Mending Kenzi aja yang pesen. Gue mau jelasin ke lo tugas kita apaan," ucap Angel, yang membuat El akhirnya menyetujui tawaran Kenzi itu.

Eleazaro menyerahkan kertas yang berisi daftar pesanan mereka ke Kenzi dan memberikan black card miliknya untuk pembayaran.

Kenzi menerima kartu itu dengan wajah bingung. El, yang menyadari kebingungan temannya, memberikan petunjuk. "Passwordnya 1 sampai 6."

Kenzi, meskipun heran dengan sikap El yang begitu dengan mudah memberikan password miliknya, tetap pergi ke barista untuk memesan makanan dan minuman mereka.

ELWhere stories live. Discover now