Part 50

16K 1.4K 93
                                    

Hai! Apakah masih ada yang bangun??

Aku harap bisa sedikit mengobati kerinduan kalian ya sama anak nakal tapi ngangenin ini

Maaf kalau ada typo atau kalimat tidak efektif 😣
.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.


Pukul 12 malam rombongan keluarga Gutierrez tiba di London Heathrow, salah satu bandara tersibuk di Inggris. Mereka sampai di sana setelah menempuh perjalanan kurang lebih sekitar 15 jam lamanya.

Eleazaro berjalan dengan dipapah oleh Atalaric. Pemuda itu terlihat lemas. Bagaimana tidak sepanjang perjalanan pemuda itu terus memuntahkan isi perutnya. El mengalami desinkronosis atau bahasa kerennya mabuk udara.

Atalaric menghentikan langkahnya ketika Eleazaro berhenti berjalan. "Kenapa? Mau muntah lagi?" tanya Atalaric.

Eleazaro menggelengkan kepalanya. "Pusing," keluhnya.

"Daddy gendong ya?" tawar ayah empat anak itu.

Kembali Eleazaro menggeleng. "Malu..." ujar El lirih. Apa kata orang nanti, masa pria tampan dan rupawan digendong seperti anak kecil.

Atalaric menghela napas kasar. "Tidak apa."

"Tidak ada yang melihat mu, dek." Alvaro berusaha membujuk adiknya itu. Jujur saja dia merasa tidak tega melihat El seperti sekarang.

Eleazaro terdiam. Kepalanya pusing tujuh keliling tujuh tanjakan, tapi dia malu jika harus digendong. Namun dia juga tak sanggup jika harus berjalan menuju mobil.

Melihat tidak ada gerakan dari El, Alvano dengan cepat mengambil alih tubuh itu lalu menggendongnya. Eleazaro bahkan membutuhkan waktu beberapa detik untuk memproses semuanya, saking gesitnya gerakan Alvano.

Dengan pasrah, Eleazaro merebahkan kepalanya di bahu Alvano. Persetan dengan rasa malu, kepalanya rasanya seperti mau menggelinding.

Alvano membawa El keluar. Dari kejauhan beberapa orang suruhan Mehawira telah menunggu di area penjemputan. Orang-orang tersebut dengan cekatan membuka pintu mobil untuk para majikannya.

Alvano dengan hati-hati meletakkan El di kursi belakang. Mika yang sudah masuk terlebih dahulu mengambil alih tubuh anaknya. Lalu wanita itu membawa El dalam pelukannya. Mika mengambil tisu kering untuk mengelap keringat dingin yang membasahi dahi El.

"Masih pusing?"

Eleazaro mengangguk singkat. Pemuda itu sudah tidak sanggup untuk berkata.

"Mika, berikan ini pada El. Semoga bisa meredakan sakit kepalanya."

Mika menerima satu cup teh hangat yang Dahayu berikan padanya. Obat mujarab yang bisa menyembuhkan segala jenis penyakit, mulai dari pusing, mual, muntah, sakit perut, hingga kesurupan.

"Sayang, minum dulu ya?"

Mika membantu El meminum teh hangat itu. Setelah menghabiskan teh hangat itu bahkan sampai nambah satu cup lagi, El merasa jauh lebih baik. Selanjutnya El mencoba memejamkan matanya. Perut pemuda itu sekarang terasa begah.

Setelah memastikan semuanya tidak ada yang tertinggal, Mehawira memberikan perintah untuk menuju kediamannya yang ada di London.

"Wira, kau hubungi dokter Sivana untuk ke mansion. Aku tak tega melihat El seperti itu," ujar Dahayu pada suaminya itu.

ELWhere stories live. Discover now