Part 7

39.9K 3.1K 30
                                    

Terimakasih untuk 1k pembacanya. Ga nyangka ternyata banyak yang sayang sama Eleazaro
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.

Eleazaro mengusap peluh yang membasahi dahinya. Hari ini bengkel ramai membuat El dan Bara kewalahan.

"El, istirahat dulu gih. Dari tadi lo belum istirahat. Biar ini gue yang handle," tutur Bara.

El mengangguk. Dia meletakkan obeng di dalam boks tempat perkakas. Lalu dia berjalan ke arah westafell untuk membersihkan tangannya.

Setelah dirasa sudah bersih, El duduk di kursi tunggu customer. Dia mengeluarkan sepuntung rokok dari kantongnya. Sesudah menyalak pemantik, El mulai menikmati rokoknya dalam diam. Asap mengepul karena ulah El.

Bara hanya dapat menghela napasnya saat melihat El dengan santainya merokok. Padahal sudah ribuan kali Bara memperingati El untuk berhenti merokok. Anak itu masih terlalu kecil untuk merusak organ tubuhnya.

"Heh, bocah! Sampai kapan lo mau ngerokok? Penyakitan baru tau rasa lo!"

El menghembuskan asap rokok ke udara. "Kalo gue bosen, bang," ucap El diakhiri kekehan khas anak itu.

Bara mendengus. "Makin hari makin ketagihan lo."

"Enak soalnya bang," ujar El tanpa sadar.

"El ini kunci inggris keras nih. Kalo gue lempar ke kepala lo enak kayaknya." El menatap ngeri Bara yang mengacung-acungkan kunci inggris padanya..

"Anjir lo bang. Kalo kena gue, pensiun gue bang dari dunia ini." Setelah mengatakan itu, El berlari ke lantai dua sebelum niat jahat Bara terealisasikan.

Melihat El yang kabur, Bara kemudian melanjutkan pekerjaannya. Menasihati El rasanya seperti ngobrol sama tembok. Gila. El emang bebal jika dibilangin soalnya belum kena getahnya.

Hingga tatapannya jatuh pada beberapa mobil mewah yang berhenti di depan bengkelnya. Awalnya Bara pikir mereka calon pelanggan. Dia berjalan mendekat. Seseorang dengan jas hitam ke luar dari dalam salah satu mobil dan tidak lama di ikuti oleh orang-orang yang keluar dari mobil lainnya. Jika dilihat dari tampangnya, mereka bukanlah orang sembarangan.

"Maaf tuan-tuan, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Bara sopan.

Bara mengikuti arah pandang salah satu laki-laki yang ada di hadapannya. "Kalian ada keperluan apa ya?" Kembali cowok itu bertanya.

"Dimana anak yang bekerja di sini?" Mata Alvaro melebar saat Atalaric bertanya pada pemilik bengkel tersebut. Apa tadi bekerja? Jadi adik kesayangannya bekerja di tempat seperti ini.

"Siapa yang Anda maksud Tuan?" tanya Bara kembali. Jujur saja dia tidak mengerti maksud dan tujuan orang-orang ini tuh apa.

"Kami mencari Eleazaro, apa dia ada di sini?" tanya salah seorang lagi yang usianya lebih muda dari penanya awal.

"Ada, dia ada di sini." Helaan napas lega terpancar dari wajah rupawan mereka. Namun tentu saja Bara tidak menyadari hal itu. Karena yang dia tangkap hanya tampang tanpa ekspresi.

"Tapi ada perlu apa Anda semua mencari El? Apa anak itu membuat masalah sama kalian?"

"Kami ada perlu. Bisa kau panggilkan anak itu atau perlu kami yang mencari nya sendiri?"

Sontak Bara menggeleng. "Sebentar saya panggilkan El." Setelah mengatakan itu, Bara bergegas menuju lantai dua di mana El berada.

"El sejak kapan lo ada masalah sama debkolektor?"

ELМесто, где живут истории. Откройте их для себя