Hai! Eleazaro come back again wkwk
Siapa yang kangen??? Coba acungkan jari tengah
.
.
.
.
.Happy Reading
.
.
.
.
.Eleazaro tengah menata rambutnya di depan cermin. Pemuda itu terlihat sudah siap dengan setelan seragam sekolahnya.
BRAKK
Eleazaro sontak menoleh ke arah pintu yang baru saja dibuka secara kasar itu. Setelah tahu siapa dalang dibalik itu semua, El kembali fokus ke cermin.
"Santai aja bisa ga? Itu pintu kalau bisa ngomong, dia bakal maki-maki lo."
El mengernyitkan dahi ketika tak mendengar suara Alvano. Namun baru saja El hendak menoleh, dia dikejutkan dengan tinjuan keras yang menghantam sudut bibir tipisnya. El tiba-tiba merasakan rasa anyir dan perih. Bisa dia pastikan bibirnya pasti sobek.
"LO APAIN LAGI MOMMY, HAH?!" teriak Alvano tepat di depan wajah El. El dapat melihat kedua mata Alvano menyalang marah.
El berusaha mengendalikan rasa terkejutnya. Setelah berhasil mencerna apa yang baru saja terjadi, El mendorong Alvano menjauh.
"Lo ini apa-apaan! Gue ga ngerti maksud lo ya." El mengelap sudut bibirnya yang berdarah dengan ibu jari.
"Jangan pura-pura ga tau lo! Siapa lagi yang bisa buat Mommy menangis kecuali lo?!"
"Udah gue bilang, jangan paksa Mommy buat datang ke makam jalang itu!"
El mencengkram kerah baju Alvano. "Siapa yang lo maksud jalang hah?!"
"Gue ga pernah maksa mereka ikut, mereka sendiri yang minta ikut. Ngerti ga lo?!"
"APA YANG KALIAN LAKUKAN!"
El melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Alvano ketika mendengar teriakan Atalaric dari arah pintu. Disana juga ada Mika dan Alvaro.
Melihat mata Mika yang sembab membuat Eleazaro berdecih. Pemuda itu menyambar ranselnya. Lalu saat melewati Mika, El berhenti sejenak.
"Ya Tuhan El, bibir mu kenapa? Mommy obatin ya."
El menepis tangan Mika yang hendak menyentuh lukanya.
"Harusnya Mommy bilang kalau belum siap ketemu Mama. Oh iya, mana pernah Mommy siap ketemu orang yang merusak kebahagiaan Mommy kan. Maafin El yang ga peka."
Setelah itu, Eleazaro berlalu pergi. Ia bahkan tak mengindahkan panggilan Mika. Yang ada di benaknya saat ini, dia hanya ingin pergi dari sini.
"Mas, El mas." Mika merangkul tangan Atalaric dengan perasaan khawatir sekaligus panik.
Alvaro menenangkan ibunya tersebut. "Mommy tenang saja, Varo akan menyusul El."
Lalu Alvaro bergegas menyusul adiknya itu. Entah apa yang baru saja terjadi antara Eleazaro dan Alvano. Namun Varo yakin itu berhubungan dengan Mika dan Dinda.
Atalaric menatap marah Alvano. "APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA ADIKMU!"
Alvano menatap tajam Atalaric. "Dia pantas mendapatkannya. Karena dia kan Mommy menangis."
"Vano, jangan bilang kamu tadi ke kamar Mommy sama Daddy?" tanya Mika pada anaknya itu.
"Ya, memang kenapa? Mommy menangis karena El terus membahas perempuan sialan itu kan."
YOU ARE READING
EL
Teen FictionEleazaro Adelino 3 tahun setelah kematian sang mama, membuat hidup El berubah 180°. Tidak ada lagi sosok El yang manja dan tidak ada lagi sosok El yang cengeng. Yang tersisa hanya El yang mandiri, El yang kuat dan El yang berandalan. Tawuran adalah...