Part 36

23.7K 1.9K 55
                                    

"Waktu kok cepet banget ya. Perasaan kemarin Senin kok udah mau Senin lagi aja." - El

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Hari ini genap empat tahun kepergian Dinda. Sejak kemarin Eleazaro terlihat excited untuk mengunjungi peristirahatan terakhir Mama tercintanya. Bahkan biasanya setelah sholat subuh anak itu kembali menarik selimut, namun sekarang memilih untuk mandi dan mempersiapkan diri.

El dengan perlahan membuka pintu kamar kedua orang tuanya yang ternyata tidak dikunci. Pemuda itu sedikit terperangah ketika memasuki kamar Atalaric dan Mika. Kamar tersebut terlihat mewah dan elegan.

Eleazaro mendekati ranjang kedua orang tersebut. Tampak keduanya masih tertidur pulas dengan posisi saling berpelukan. Pemuda itu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Haruskah dia membangunkan Mika dan Atalaric?

El berdiri di samping kaki Atalaric. Dia berusaha membangunkan Atalaric dengan menoel-noel kaki laki-laki itu. Namun sepertinya aksi El tidak membuahkan hasil.

El tak menyerah, dia berpindah posisi ke samping wajah Atalaric. "Daddy, bangun..." bisik pemuda itu sembari menusuk-nusuk pipi Atalaric.

Tampaknya masih juga tak berhasil. Eleazaro mulai kesal. Dia menjauhkan kepalanya dari wajah Atalaric.

Pemuda itu berkacak pinggang. "Ish, tidur apa mati sih!" gerutunya lirih.

"Sabar El sabar... Yuk bisa yuk." Eleazaro berusaha menyemangati diri sendiri.

Kembali El menusuk pipi Atalaric kali ini lebih kencang. "Daddy, bangun yuk katanya mau anterin El."

Baiklah. Ini cara telakhir El. Sebenarnya dia jijik melakukannya tapi tak ada cara lain.

Cup! Bunyi kecupan singkat itu terdengar.

"Daddy bangun kalau ga El siram nih!"

Berhasil. Atalaric membuka matanya. Lalu memandang El yang tepat di hadapannya.

"El?"

El memalingkan wajahnya. Dia sangat malu sekarang. Pemuda itu sudah seperti maling yang tertangkap basah.

Merasakan pergerakan sang suami, Mika pun ikut terbangun. Dan alangkah terkejutnya dia kala melihat El tengah berdiri tak jauh darinya.

"Nak, kenapa? apa El membutuhkan sesuatu, hmm?"

El menggeleng. "Ayo katanya mau ke tempat Mama, El tunggu di bawah!" setelah itu El berlari keluar dari kamar kedua orang tuanya.

Atalaric mengulas senyum. Mika yang menyadari suaminya tersenyum pun, mencubitnya. "Mas, kau iseng sekali. El sampai malu seperti itu."

"Lihatlah Mika aku mendapatkan kecupan pagi," ucap Atalaric tampak senang.

Ya, sebenarnya mereka sudah bangun ketika El memasuki kamar mereka. Namun mereka pura-pura tidur untuk melihat apa yang akan anak itu lakukan. Dan tampaknya itu di luar dugaan baik Atalaric maupun Mika.

"Aku iri sekali dengan mu."

Atalaric lantas mengecup bibir Mika sedikit lama. "Kau akan mendapatkannya, nanti." Katanya kemudian.

Setelah keluar dari kamar kedua orang tuanya, El menuju dapur. Dia harus menghilangkan rasa malu itu dengan meminum secangkir kopi. Kali ini, El membuatnya sendiri. Karena jika dia meminta bantuan chef pasti tidak dibuatkan.

ELWhere stories live. Discover now