Part 35

25.1K 2K 61
                                    

"Hidup lo begitu-begitu aja? Coba bikin anak." - El

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Diego memasuki kamar milik Eleazaro dengan tampang takjub. Malam ini, cowok itu berniat menginap di rumah Eleazaro karena keluarganya pergi ke Solo dalam rangka menghadiri acara pernikahan saudaranya.

"Asli sih, ini kamar lo?" tanya Diego sekali lagi. Dia hanya takut sahabatnya salah kamar atau jangan-jangan malah salah rumah.

El merotasikan bola matanya. Dia merasa jengah dengan pertanyaan Diego sedari tadi.

"Lo mikirnya kamar siapa, hah?"

Diego mengetuk dagunya dengan jari. "Majikan lo, maybe."

"Majikan ndasmu!" Ngegas El pada akhirnya.

Pemuda itu sedikit menyesal mengajak Diego menginap di rumahnya. Tahu begitu dia tinggalkan saja Diego di cafe milik Hendra hingga pagi menjelang.

Eleazaro melepas pakaian yang dia kenakan lalu menggantinya dengan setelan piyama. Pemuda itu melirik Diego yang sudah berbaring di atas tempat tidur. El mengambil satu set piyama yang dia punya. Kemudian, melemparkan pakaian tidur itu hingga mengenai wajah Diego.

Diego menyingkirkan benda yang El lempar dari muka tampannya. "Dicari akhlaknya Eleazaro."

El tertawa geli. "Ganti baju sana!" Suruhnya setelah itu.

Diego merubah posisinya menjadi duduk. Tiba-tiba dia mengingat sesuatu.

"Eh, lo tau ga si Rio sama temen-temennya sekarang udah jadi tahanan."

Diego sudah sejak lama mengetahui fakta itu. Dia ingin bercerita hal tersebut pada Eleazaro. Namun dia selalu lupa. Maklum namanya manusia tempatnya pikun.

"Hah? Masa, dapet info dari mana lo?" tanya El penasaran.

"Lo tau Diki kan? Anak tetangga gue yang sekolah di SMA Angkasa."

"Kasus apa sampai-sampai di penjara?"

"Gue ga tau pasti sih, tuh anak kan troublemaker."

Diego menatap Eleazaro yang berdiri di hadapannya. "Tapi El, dia sama kacungnya ditangkap aparat beberapa hari setelah kejadian itu."

"Kejadian bareng kita itu? Ah, kebetulan aja kali. Musuh dia bukan cuma gue. Lagian lo juga bilang dia troublemaker." El menepis dugaan Diego.

"Tapi gue...."

Ucapan Diego terpotong ketika menyadari pintu kamar El terbuka, memperlihatkan Atalaric yang tengah berdiri dengan mengenakan piyama berwana maroon.

"Tidur sudah malam," perintah laki-laki itu.

El mengangguk. "Iya, ini mau tidur kok."

Setelah mengatakan itu El naik ke atas tempat tidurnya. Sedangkan Diego pergi ke kamar mandi untuk mengganti baju.

Atalaric melangkah mendekati anaknya yang sudah berbaring. Pria itu sedikit mencondongkan tubuhnya.

"Mau ngapain?" tanya El sembari menjauhkan wajahnya dari Atalaric. Pria itu seperti hendak mencium El membuat cowok itu panik.

Atalaric menegakkan kembali tubuhnya. "Tidurlah!"

Setelah itu, Atalaric mengganti lampu kamar menjadi lampu tidur dan kemudian berlalu pergi.

ELWhere stories live. Discover now