Part 22

32.3K 2.7K 61
                                    

Hai! Selamat malam Jum'at

Udah siapin lilin belum, canda hehe 🤭

Kalau ada typo kasih tau aku ya ☺️

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Laju motor Diego terhenti di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi. El turun dari motor lalu tak lupa dia membuka pengait helm. Kemudian melepas helm milik Bara yang selanjutnya dia kasih pada Diego.

"Ini beneran rumah keluarga lo?" tanya Diego tampak tak percaya.

El menoleh ke belakang mengikuti arah pandang Diego. "Ya iyalah. Eh mau mampir ga?" tawar El kemudian.

Sebenarnya Diego ingin sekali masuk ke dalam sana. Namun dia teringat pesan ibunya yang menyuruh dia membelikan minyak goreng.

"Next time dah. Ibu negara sudah memberikan perintah nih."

"Ya udah. Gue juga cuma basa basi dong sih. Hush sana pergi!" El mengibas-ngibaskan tangannya sebagai isyarat Diego harus pergi.

"Sialan lo! Kalau bukan temen ogah anjir gue jauh-jauh nganter lo," ungkap Diego sembari menyalakan starter motornya.

"Dah ya gue cabut." El hanya membalasnya dengan gumaman.

Setelah memastikan Diego sudah pergi. El berusaha membuka pintu gerbang itu. Namun tak ada kenop atau semacamnya. El menunduk untuk melihat sesuatu dari celah bawah gerbang.

"Pak, gue balik nih!" teriak El saat melihat beberapa bawahan Atalaric tengah berkerumun tak jauh dari gerbang.

Mendengar suara yang tampak familiar. Bodyguard yang sedari tadi berkerumun, langsung bergegas membukakan pintu.

El sedikit memundurkan tubuhnya kala pintu gerbang itu berlahan terbuka.

"Tuan Muda dari mana saja Anda. Tuan Besar dan yang lainnya mencari Anda," ucapan salah satu bodyguard sembari mempersilahkan El masuk.

"Ya main lah." Jawab anak itu santai. El sesekali menendang krikil yang ada di depannya. Jarak antara pintu gerbang dan pintu utama lumayan jauh, jadi El harus berjalan kaki terlebih dahulu.

Para bodyguard yang dia temui di depan tadi setia mengekor dari belakang. Mereka ikut berhenti ketika El tiba-tiba berhenti.

Mereka masih memandang majikan mereka yang entah hendak melakukan apa. El mengambil salah satu krikil lalu melemparkannya ke dalam kolam air mancur yang ada di tengah-tengah jalan.

"Goll!" El mengepalkan tangannya ke atas. Saat dia hendak mengambil satu batu lagi, seseorang menghentikan tangannya.

"Tuan Muda sebaiknya Anda masuk ke dalam karena yang lain telah menunggu Anda."

El memandang bodyguard berbadan paling besar itu. Lalu mendengus. "Ck. Iya iya."

"Tapi bentar satu lemparan lagi, kalau masuk gue udahan."

"Tuan Muda..."

Tanpa mengindahkan peringatan itu. El melempar batu telakhir nya. Lalu kembali bersorak saat batu itu masuk ke dalam kolam.

"Liat, gue hebat kan!" El membusungkan dadanya. Lalu berjalan angkuh.

Bodyguard yang melihat itu hanya menggeleng. Anak kecil pun bakal mampu melempar batu memasuki kolam, mengingat jarak El berdiri dengan kolam air mancur itu hanyalah berjarak kurang lebih 2 meter saja.

Tatapan setajam mulut tetangga itulah yang pertama kali menyambut El ketika memasuki mansion.

"Inget rumah? Puas mainnya?" tanya Atalaric dingin.

El menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Sebenernya belum...." ucapnya lirih.

"ELEAZARO!"

"Ya, hadir!" El segera menutup mulutnya. Dia refleks mengucapkannya.

Eleazaro mundur beberapa langkah ketika Atalaric menghampirinya dengan tampang sangar. El bisa melihat rahang Atalaric mengeras.

"Anak nakal harus dihukum!" Atalaric menyambar tangan El. Lalu menyeretnya seperti sapi yang hendak disembelih.

Para laki-laki di sana hanya memandang datar tanpa ada niatan untuk membantu El yang terus memberontak. Mika meremas tangannya. Dia merasa khawatir dengan anaknya tersebut. Entah apa yang akan suaminya lakukan. Mencegah pun dia tak berani.

Atalaric melempar El ke atas kasur. Empunya mengaduh untung ranjangnya empuk jadi El tidak terlalu merasakan sakit. El kemudian memandang Atalaric sembari mengelus tangannya yang tampak memerah.

"Tidak ramah bintang 1."

El baru sadar, dia bukan berada di kamarnya saat ini. Laki-laki itu menandakan sekeliling. Tempat ini lebih sempit dari kamarnya dan juga tidak ada tv dan sebagainya. Hanya terdapat ranjang, satu lemari, dan nakas kecil di samping ranjang.

"Renungi kesalahan mu hari ini. Jangan harap kamu bisa keluar dari sini!" Setelah mengatakan itu, Atalaric pergi. El bisa mendengar bunyi pintu dikunci.

"Lah cuma gitu doang? Gue pikir mau dicambuk gitu atau gimana. Ga seru banget," ujar El sembari merebahkan tubuhnya.

Karena bosan lama kelamaan El pun tertidur. Dia melupakan ucapan Atalaric yang meminta dia untuk merenungkan kesalahannya hari ini.

.......

Keesokan harinya, El terbangun. Anak itu terlihat linglung. Namun selang beberapa menit kemudian, El teringat kejadian semalam.

El bangkit dari posisi tidurnya. Lalu memandang sekeliling. Dia menatap pintu yang masih tertutup rapat. Dia benar-benar dikurung ternyata.

El menghela napasnya. Pemuda itu berjalan menuju jendela yang terhalang oleh teralis besi. El mencoba menarik teralis besi itu.

"Apa yang tengah kau lakukan?"

El menoleh. Dia mengedipkan matanya beberapa kali. Sejak kapan mereka ada di sana. Itulah pertanyaan yang ada dibenak Eleazaro ketika melihat Atalaric, dan Danesh sudah ada di kamarnya.

"Lagi uji coba, siapa tau bisa dibuka ternyata engga," jawab El sembari duduk di tepian kasur.

"Apa?" tanya El saat dirinya ditatap oleh dua orang tersebut.

Atalaric melipat kedua tangannya di dada. "Sudah merenungi kesalahan mu, boy?"

"Mm, udah. Maaf karena kemarin ga kasih kabar dulu kalau mau ke bengkel." El menunduk pura-pura menyesali semuanya.

"Sebenernya mau izin tapi kan ga punya nomor hp kalian," sambungnya sembari melirik ke arah Atalaric untuk melihat reaksi orang itu.

Danesh mengeluarkan ponsel pintar dari kantong celananya. Dia terlihat menghubungi seseorang. "Cari ponsel keluaran terbaru. Saya kasih waktu lima belas menit!"

Eleazaro menatap Danesh bingung. Orang kaya memang beda. Dia hanya minta nomor ponsel malah dibelikan ponsel baru. Tapi tak apa, rezeki anak sholeh kalau gitu.

"Kali ini Daddy maafkan. Namun tidak dengan lain kali."

......

TBC

Bagaimana? Kurang greget?

Atalaric masih mode baik hehehe

Terimakasih untuk yang selalu support cerita Eleazaro 🤗

Jangan lupa vote dan komennya ya, bestie 😁

See you 🥰

ELWhere stories live. Discover now