Part 52

13.9K 1.2K 117
                                    

Thank you untuk 900k kali dibaca

Aku cinta kalian 💙💙

.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.

Alvano dan Alvaro mengajak Eleazaro memasuki salah satu butik yang ada di Westminster, London. Kedatangan mereka disambut dengan ramah oleh pelayan di sana.

"Pilihlah sesuka mu," ujar Alvano.

Eleazaro hanya mengangguk mengiyakan. Pemuda itu mulai mencari pakaian yang sekiranya cocok untuk dirinya. Sebelum datang ke sini, dia sudah bilang pada Alvano dan Alvaro kalau dia tidak butuh pakaian baru. Bekas kopi di celananya tidak terlalu mengganggu. Hanya perlu dibersihkan saja. Tapi si kembar sangat susah diberitahu.

Eleazaro mengambil salah satu celana panjang berwarna hitam. Seperti orang-orang pada umumnya, El mengecek label harga yang ada pada celana tersebut. Mata pemuda itu seketika melotot saat mengetahui harga satu celana itu 1.359,22 poundsterling atau jika dirupiahkan hampir menembus angka 26 juta. El meletakkan kembali celana tersebut. Orang gila mana yang hendak membeli celana semahal itu.

"Kenapa dikembalikan?" tanya Alvano yang sedari tadi memperhatikan adiknya. Pemuda itu mengambil kembali celana yang sempat El pegang itu.

"Jika suka beli. Berapa ukuran mu?"

"30 bang, tapi jangan beli yang ini bang," ujar El sambil mengembalikan celana tersebut ke tempatnya.

Alvano menaikan sebelah alisnya. "Kenapa?"

Eleazaro mencari pelayan yang ternyata masih sibuk melayani Alvaro. El mendekatkan bibirnya ke telinga Alvano. "Harganya mahal banget gila," bisik pemuda itu.

"Kita ditipu bang. Mana ada celana seharga motor. Balik aja lah bang, ga usah beli."

Alvano tak dapat menahan senyumnya. Pemuda itu mengacak-acak rambut El.

"Kau tau? Daddy mu kaya, uang segini tidak ada apa-apanya," ujar Alvano penuh kesombongan.

Eleazaro mendengus mendengarnya. Meskipun Atalaric kaya tujuh turunan, tujuh tanjakan, tujuh tikungan, tujuh belokan tetap saja harga segitu tidaklah wajar. Kenapa orang kaya gampang sekali ditipu. Jika El telisik lebih lanjut, celana itu hanya menang di brand nya saja. Dilihat dari kualitas bahan tidaklah jauh beda dengan brand lokal.

"Kalian ributin apa sih? By the way, udah dapat pakaian yang kamu suka? Abang dapat rekomendasi dari pelayan di sini, katanya ini model keluaran terbaru. Coba gih El, kali aja ada yang cocok!" Alvaro yang baru saja datang menyodorkan beberapa setel pakaian pada Eleazaro.

Eleazaro menatap Alvano, namun Abang nya itu pura-pura tidak tahu maksudnya. Pemuda itu justru memilih duduk di salah satu kursi yang tersedia di butik itu. Melihat hal tersebut, El hanya dapat menghela napas.

"El, kok melamun. Sana dicoba dulu, apa perlu Abang temenin?"

Sontak Eleazaro menggeleng mendengar ucapan Alvaro. Kemudian, pemuda itu bergegas menuju ruang ganti.

ELWhere stories live. Discover now