Part 9

41.6K 3.2K 79
                                    

El balik nih, udah ga sabar nemenin kalian hehe...

Btw ini chapter terpanjang dibandingkan chapter yang lain

Lebih dari 2000 kata ini loh wkwk. Manteb kan?

.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul satu dini hari, El baru saja sampai di kediamannya setelah melakukan sunmori seharian penuh dengan teman-temannya.

Jika saja besok El tidak ada ulangan pasti El lebih memilih menginap di vila bersama kakak kelasnya yang lain. Tapi mengingat besok sangat mempengaruhi nilainya, El terpaksa kembali ke Jakarta berdua bersama Diego.

Meskipun El terkenal badung, El tetap memperhatikan nilai rapotnya. Menjadi murid beasiswa membuat El harus mempertahankan nilai-nilainya. Mungkin jika saja dia bukan siswa berprestasi di sekolah. Dapat dipastikan El sudah sejak lama di keluarkan dari sekolah. Apalagi dengan banyaknya catatan poin laki-laki itu.

Tanpa mengganti baju terlebih dahulu, El langsung menjatuhkan dirinya di atas ranjang. Mata cowok itu terasa berat. Tidak butuh waktu lama, El telah menjelajahi alam mimpi.

"Dia terlihat sangat imut saat tengah tertidur seperti itu," ucap seseorang sembari menatap layar laptop di pangkuannya. Tidak sia-sia dia terjaga hingga dini hari. Demi memastikan anak itu sudah kembali.

Kring kring kringgggggg

Alarm bergambar panda itu berbunyi nyaring. El menggeliat dalam tidurnya saat mendengar bunyi bising tersebut. Dia membuka kelopak matanya secara perlahan. Menyesuaikan retina matanya dengan sorot lampu kamar.

Eleazaro perlahan bangkit dari kasurnya. Dia duduk di atas kasur. Kemudian menatap sekeliling. El menutup mulutnya yang menguap lebar hingga mata cowok itu menyipit.

El malas sekali melakukan aktivitas. Namun dia kembali teringat jadwalnya hari ini. Akhirnya El beranjak menuju kamar mandi.

Setelah beberapa puluh menit, El keluar dengan rambut basah. Dia nampak jauh lebih segar dan hidup. El mengambil seragam sekolahnya. Lalu mengenakannya.

Saat sampai di lantai satu, cowok itu mengerutkan dahi kala melihat meja makan yang setiap harinya kosong melompong itu kini penuh dengan makanan.

El berjalan mendekat. Dia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Namun tidak tanda-tanda kehadiran seseorang. "Siapa nih yang nyiapin sarapan? Apa teh Elis? Tapi tumben banget." El mendudukkan dirinya sembari terus bergumam.

Dia mengendus aroma yang menguap dari masakan tersebut. Tiba-tiba perutnya terasa lapar. "Ini makanan halal ga ya? Gue ga tau asal usulnya."

"Tapi kalau ga dimakan nanti mubazir." Beberapa menit dia hanya duduk diam.

"Tau ah, dah laper gue. Bismillah." Setelah mengatakan itu, El mengambil satu centong nasi lalu tidak lupa memasukkan lauk pauk ke dalam piringnya. El mulai menyantap makanan tersebut. Baru saja memasukan beberapa suapan,

Dorr

"Ukh.... Ukhh..." Rasa perih langsung menjalar di tenggorokannya. Cowok itu terbatuk hebat hingga muka lelaki itu berubah merah.

ELWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu