Part 2

52.9K 3.5K 39
                                    

Wah, ga kerasa udah hari Selasa lagi aja. Berarti saatnya El datang menemani hari kalian!

Happy reading!

.
.
.
.
.
.

El berdecak malas saat lagi-lagi pintu gerbang sekolahnya, SMA Putra Bangsa tertutup rapat. "Pak, bukain!" teriaknya.

Seorang satpam berlari tergopoh-gopoh ke arahnya. "Aduh den, mbok ya kalau telat yang manusiawi. Ini udah mau jam istirahat baru dateng."

El mengeluarkan cengiran nya. "Biasa pak. Saya ini orang sibuk."

Pak Parjo, satpam sekolah dengan tubuh gempal itu hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat tingkah pentolan SMA Putra Bangsa yang terkenal berandalan itu.

"Saya ga bisa bukain gerbang nya. Wong, aden telatnya setiap hari." El mendengus mendengar ucapan Pak Parjo.

"Dah lah pak, saya bolos aja. Males juga sekolah." Setelah mengatakan itu, El kembali menaiki motor ninja nya. Tidak lupa dia mengenakan helm full face kesayangannya.

Sebenarnya El belum tahu pasti dia akan ke mana. Lantaran terlalu sibuk memikirkan dia hendak ke mana, membuat El tidak fokus mengendarai laju sepeda motornya.

Hingga saat tepat di persimpangan jalan dia berpapasan dengan sebuah mobil. Untung saja rem motor nya pakem. Jika tidak mungkin tubuhnya sudah mencium panasnya aspal.

El melepas helm yang dia kenakan lalu turun dari motornya. "Woy, turun lo! Bisa nyetir ga lo!"

El memukul bagian depan mobil itu saat orang di dalam mobil mewah itu tidak kunjung turun.

"Anjir, lo sebenernya bisa nyetir ga sih? Untung gue masih sempet ngerem kalau tadi gue kenapa-kenapa emang lo mau tanggung jawab, hah?! Mobil aja keren, tapi yang jalanin dungu!"

Laki-laki berbadan kekar yang baru saja turun dari dalam mobil memandang datar pemuda di depannya itu. Lalu berbalik menyalahkan El.

El yang tidak terima disalahkan pun tidak tinggal diam. Meskipun jika dipikir-pikir kembali, El lah yang salah di sini. Namun bocah itu mana mau disalahkan.

Tanpa El sadari, seseorang dari dalam mobil mewah tersebut terus memperhatikannya sedari tadi. Karena tidak tahan mendengar adu mulut yang tidak ada akhirnya, orang tersebut keluar dari dalam mobil.

Laki-laki berbadan kekar tadi terlihat menunduk hormat saat laki-laki dengan kacamata hitam bertengger di hidung bangir nya itu keluar dari mobil. Dan semua itu tidak luput dari penglihatan El.

El memperhatikan orang di depannya dari atas sampai bawah. Orang tersebut jika perkiraan El tidak salah, kira-kira masih berumur 22 tahunan. "Nama?"

El terlihat mencerna ucapan orang berjas hitam di depannya. "Hah? Lo nanya nama gue?" Orang itu hanya diam. Namun pandangannya tak lepas dari sosok El.

"El, Eleazaro Adelino. Itu nama gue." Orang tersebut membuka kacamata yang dia kenakan. Lalu menatap El tajam. El yang ditatap seperti itu pun menjadi salah tingkah sendiri.

"Apes banget gue hari ini. Udah bangun telat, kaga boleh masuk sekolah. Eh malah ketemu orang-orang aneh gini."

"Lo semua aneh banget asli. Berasa beda planet gue." Setelah mengatakan itu, El kembali menaiki motornya. Masih dengan menatap orang-orang aneh tersebut El mengenakan helm. Kemudian pemuda itu, dengan sengaja menggeber motornya saat melewati mereka.

Orang berwajah datar dengan rahang tegas itu merogoh sesuatu dari saku celana katun yang memiliki harga selangit. Dia terlihat menghubungi seseorang di seberang sana. "Cari pemuda yang saya liat hari ini!"

ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang