Part 6

46K 3.2K 66
                                    

Hai! El kembali nih. Sebelumnya aku mau minta maaf akhir-akhir ini ga bisa up El seperti biasa karena di kampus ku lagi pekan UTS 😌😌

Tapi bakal aku usahain El tetap lanjut. Namun mungkin ga menentu 👉👈

.
.
.
.

Happy Reading
.
.
.
.

Suasana di tanah lapang itu terasa memanas kala dari jarak kurang lebih 5 meter, dua kubu saling berhadap-hadapan. Mereka saling melempar tatapan permusuhan.

"Udah dong tatap-tatapannya nanti malah jatuh cinta. Kapan mulainya? panas nih." El membuang batang permen yang sudah habis itu ke tanah. Dia bersandar di body motor miliknya, memandang malas lawannya kali ini.

"Ck. Mereka kan pada takut. Ya ga guys?" tanya Gio dengan tongkat baseball di tangannya. Pemuda itu memandang remeh.

"Bacot lo pada! Ck. Gue pastiin lo semua kalah kali ini!" Rio, pemimpin SMA Angkasa menatap anak SMA Putra Bangsa penuh dendam.

Diego melipat kedua tangannya di depan dada. "Yakin banget lo bakal menang kali ini? Paling juga kabur kayak yang udah-udah."

Rio mengepalkan tangannya erat. "Serang!!" teriak Rio menggema. Pemuda itu berlari maju, yang tentu saja diikuti oleh anak-anak SMA Angkasa lainnya yang membawa senjata masing-masing.

Tawuran tidak lagi bisa dihindarkan. Kedua kubu tersebut saling menyerang satu sama lain.

El yang sedari tadi anteng bersandar di body motor pun mulai beraksi kala melihat segerombolan musuh mendekat ke arahnya. Dengan gesit El menghindari serangan musuh dan membalas dengan tinjuan mautnya. Seketika korbannya tergeletak tak sadarkan diri.

Lawan yang jumlahnya ada 5 orang itupun tumbang satu persatu di tangan El. Jangan salah meskipun tubuhnya tidak sebesar teman-temannya tapi kemampuan beladiri El patut diacungi jempol.

"Yey, cuma gitu doang udah KO lo pada. Ck," El memandang malas lawannya itu. Hingga tatapannya jatuh pada Diego yang tengah kewalahan menghadapi tangan kanannya Rio, Jerik namanya.

Dengan secepat kilat El berlari ke arah Diego yang tengah dipukul dengan membabi buta.

BRUK

Jerik tersungkur ke tanah dengan tak elitnya saat El menendang punggungnya. El membantu Diego untuk berdiri. "Thanks, bro. Selesai tawuran gue traktir mie ayam depan komplek," ujar Diego sembari mengatur napasnya.

"Napas dulu yang bener, baru bacot," sarkas El. Diego hanya mendengus mendengarnya.

Mata El berubah tajam ketika melihat Jerik kembali bangkit. "Lo udah siap?"

Diego yang mengerti maksud El pun mengangguk. Dengan cekatan kedua orang tersebut melawan Jerik. Dua lawan satu, Jerik mulai kewalahan dan akhirnya tumbang kala pukulan El mengenai titik fital nya.

SMA Putra Bangsa terus bertarung dengan SMA Angkasa hingga wajah mereka dipenuhi lebam dan keringat yang bercucuran menjadi satu dengan noda darah.

BRAK

"EL!"

El jatuh tengkurap saat Rio memukul punggungnya. El berusaha untuk bangun meski rasa sakit kian menjalar.

Rio mengeluarkan smirk nya, tidak mau kehilangan momen dia membalikkan tubuh El dan langsung memukul wajah tampan El bertubi-tubi.

El menendang perut Rio agar menjauh dari tubuhnya. Dia mengusap noda darah di bibirnya.

ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang