"Benar, ini mobilku yang di pakai untuk mengantarkan Jihyo."

Jungkook berjalan memutari bangkai mobil yang sudah hancur itu untuk mencari sebuah petunjuk. Dan matanya pun membulat saat melihat salah satu sepatu putih yang Jihyo kenakan tadi hangus terbakar.

"Jangan bilang kalau Jihyo ikut ter—"

"Tidak!" Bantah Jungkook memutuskan ucapan Mingyu.

Jungkook bukan orang bodoh yang percaya dengan tipuan rendah seperti ini. Ia tahu kecelakaan mobil itu tidaklah murni.

"Mobilmu ini dipalang secara tiba-tiba. Lihatlah!" Jungkook menunjuk kearah aspal yang terdapat tanda ban. "Dan mereka membawa pergi Jihyo. Lalu meledakan mobil juga supirmu yang ada di dalamnya."

Jungkook mengambil bangkai sepatu Jihyo yang sudah hangus, "Jihyo memberontak dan sepatunya terlepas."

Mingyu mendengarkan begitu baik penjelasan Jungkook. "Dan hanya ada sisa-sisa pakaian dari mayat supirmu. Tak ada sisa-sisa pakaian yang Jihyo kenakan."

Mingyu mengusap wajahnya frustasi. Harusnya ia sendiri yang mengantarkan Jihyo tadi. Sekarang Jihyo telah hilang entah diculik oleh siapa dan dibawa ke mana. Dan parahnya, Jungkook terlihat begitu marah sekarang.

"Kau tahu betapa berharganya wanita itu? Kau tahu?" Tanya Jungkook yang berjalan mendekati Mingyu.

"Aku tidak tahu kalau akan terjadi seperti ini. Lagi pula untuk apa mereka menculik Jihyo?"

Jungkook hanya diam dan menatapi wajah sahabatnya itu dengan tatapan yang tidak Mingyu pahami. Seperti marah namun berusaha menahannya.

"Aku minta maaf, biar ini aku yang tangani."

Tak ingin mengatakan apapun lagi, Jungkook bersama mobilnya segera pergi dari sana dan meninggalkan Mingyu yang begitu merasa bersalah.

"Lebih baik aku lekas bergerak, sebelum dia mempertemukanku pada Tuhan."

***

Enam bulan kemudian.. Tak terasa enam bulan sudah Jihyo menghilang dan masih belum bisa Jungkook juga Mingyu temukan. Jungkook merasa benar-benar marah dan menjadi tak suka pada Mingyu satu-satunya sahabat yang ia miliki. Bahkan sudah tiga bulan terakhir ini mereka tak bertemu, lebih tepatnya Jungkook yang tak ingin bertemu dengan sahabatnya itu. Terakhir mereka bertemu dan yang terjadi adalah sebuah perdebatan juga perkelahian.

Jungkook begitu menyalahkan Mingyu yang lalai, dan Mingyu yang sudah selalu meminta maaf namun tak dimaafkan. Hingga terjadi perkelahian dan Jungkook sempat menikam lengan Mingyu. Mulai dari situ, Mingyu tak lagi datang ke rumah Jungkook dan tak pernah menelepon walau hanya untuk bercanda seperti dulu.

Seluruh kota di negara itu sudah Jungkook kunjungi untuk mencari-cari informasi tentang Jihyo, namun wanita itu, wanita yang berhasil membuat Jungkook merindu di setiap saatnya dan memikirkannya disetiap waktu, benar-benar hilang bagai ditelan mentah-mentah oleh bumi.

Tersiksa. Jungkook begitu tersiksa akan rasa rindu yang ia rasakan. Ia bahkan selalu tidur di kamar yang dulu Jihyo tempati. Ia selalu bermimpi tentang Jihyo yang tidur bersamanya dan memeluknya dengan lembut. Ini benar-benar membuatnya tidak sanggup, wajah cantik Jihyo selalu saja muncul dimatanya. Bahkan ia bercinta bersama wanitanya itu didalam mimpinya yang indah. Inilah level rindu tertinggi, dimana ia bercumbu bersama bayang-bayang Jihyo yang tak nyata dialam mimpi.

Di subuh hari ini, Jungkook masih terjaga, ia menyalakan pematik apinya dan membakar sebatang rokok.

Setelah menghadiri undangan terhormat dan menikmati beberapa gelas wine mahal kelas tinggi di kediaman Yugyeom, Jungkook tak langsung kembali ke mansionnya yang megah bagai istana namun sepi seperti kuburan itu. Ia melajukan mobilnya dan berhenti di pinggiran jalan raya yang sepi karena mengingat ini telah subuh dan hanya ada beberapa kendaraan yang masih berlalu lalang.

Just Junghyo✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें